DEBAT ISLAM – KRISTEN
Malam Ke 1 : Asal Mula
terjadinya Pertemuan
Posted on November 3, 2007 by SMS/CALL: 085290206534 (silahkan buka
situs2 islam bermanfaat: www.eramuslim.com , www.kajian.net , www.alsofwah.or.id
, www.muslim.or.id , www.almanhaj.or.id , www.muslimah.or.id , www.google.com ,
www.google.co.id , yahoo.com
Pada malam Selasa tanggal 9 Maret 1970, salah seorang
Santri (Pelajar) dari Pesantren Sumenep (Sdr. Marzuki mengadakan sekedar
selamatan tahun baru Islam (1 Muharram tahun Hijriah) yang dihadiri oleh
beberapa santri lainnya. Beberapa saat kemudian datang dua orang saudara
bernama Markam dan Antonius Widuri (keduanya adalah tim Akuntan) yang
sementara oleh Kantor Akuntan Jakarta ditugaskan di P.N.Garam di Kalianget.
Saudara Markam berasal dari
Kedatangan saudara Markam dan
Antonius Widuri pada selamatan tersebut ingin menemui Kyai Bahaudin Mudhary
yang memang sudah dikenal sebelumnya. Oleh kawan-kawan, terutama oleh saudara
Marzuki selaku tuan rumah kedatangan dua saudara ini disambut dengan ramah
dan rasa gembira.
Kemudian saudara Markam menerangkan
kedatangannya dari Kalianget ke Sumenep menyertai saudara Antonius Widuri,
sengaja untuk menemui Kyai Bahaudin Mudhary, berhubung dengan keinginannya
yang sudah lama terkandung untuk membandingkan tentang masalah Ketuhanan
dalam Agama Kristen dan Islam. Juga soal yang berhubungan dengan i’tikad,
kepercayaan diantara kedua agama tersebut.
Menurut saudara Markam, karena
Bapak Kyai sedang berada disini, kalau bisa dilain waktu untuk menemui
beliau, diberi waktu cukup. Akan tetapi sekiranya bapak Kyai dan Tuan Rumah
serta saudara-saudara di sini tidak keberatan, minta supaya diperkenankan
untuk menguraikan isi hatinya, agar saudara-saudara tidak salah faham, karena
hal tersebut, hanya dari hati ke hati saja, yakni hanya soal keyakinan
pribadi semata-mata.
Kawan-kawan tidak keberatan asalkan berkisar dalam soal agama saja, dan
tidak ada kata-kata singgungan terhadap siapapun. Jadi hanya merupakan soal
jawab antara pribadi dengan pribadi saja.
Bapak Kyai Bahaudin menerangkan, sekiranya soal jawab antar pribadi ini
tidak selesai malam ini juga, apakah akan dilanjutkan pada malam yang lain.
Oleh saudara Markam dan saudara Antonius dijawab, bahwa yang penting adalah
kepuasan, walaupun memerlukan waktu lama baik siang maupun malam. Kalau
begitu menurut Kyai Bahaudin Mudhary, kita dapat menamakan pertemuan ini
adalah pertemuan pertama. Dengan catatan pertemuan pribadi semata-mata bukan
pertemuan dengan undangan.
Perlu diterangkan dalam soal-jawab ini nama-namanya disingkatkan
Huruf: “A” singkatan untuk Bapak Kyai Bahaudin Mudhary dan huruf “B” singkatan dari Antonius atau saudara Markam. Karena Saudara Markam sering ikut menjelaskan keterangan saudara Antonius.
PERSETUJUAN BERSAMA
A: Sebelum diadakan pertemuan, saya pandang perlu menentukan sesuatu yang di rasa penting yang patut kita atur terlebih dulu.
B: Hal itu kita serahkan saja kepada bapak Kyai bagaimana baiknya
pertemuan kita nanti.
A: Apakah tidak sebaiknya pertemuan kita ini dicatat saja dan bila dirasa
perlu kita gunakan tape recorder untuk dijadikan kenang-kenangan.
B: Baiklah, kita setuju pendapat Bapak Kyai.
A: Kalau begitu saya akan minta bantuan kepada seorang saudara untuk
mencatat pembicaraan kita masing-masing. Dan apakah saudara tidak keberatan
hasil pembicaraan kita nanti sekiranya panjang perlu untuk diketahui umum
juga, sebaiknya kita jadikan buku (dibukukan)
B: Buat saya tidak keberatan, asal membawa manfaaat untuk umum.
A: Jadi saudara setuju
B: Ya, sangat setuju.
A: Terima kasih, sekarang saya ingin menanyakan, maksud saudara menemui
saya. Dan tadi saudara menyebut tentang agama Kristen dan Islam.
B: Begini Pak Kyai, secara terus terang dengan hati ikhlas saya sampaikan
bahwa saya adalah seorang yang beragama Kristen Katolik. Seringkali juga
membaca buku-buku agama Islam, dan majalah-majalah Islam, terutama majalah
Kiblat yang terbit di Jakarta. Dengan membaca buku-buku dan majalah-majalah
tersebut, lalu timbul keinginan saya untuk mempelajari dan meneliti agama
Islam. Akan tetapi keinginan itu selalu saya sembunyikan saja.
A: Dimanakah saudara mendapat buku-buku Islam dan Majalah Kiblat.
B: Secara tidak disengaja, saya sering menemukan di meja kawan. Mula-mula
saya tidak menghiraukan, karena buku dan majalah tersebut berkelainan dengan
keyakinan saya. Pada suatu malam saya tidak bisa tidur, padahal saya ingin
beristirahat, lalu saya mondar-mandir di kamar tidur, keluar masuk kamar,
lalu saya lihat majalah Kiblat di atas meja, mungkin kepunyaan kawan yang
ketinggalan waktu bertamu ketempat saya secara tidak sengaja, saya ambil
majalah tersebut, tanpa kesadaran saya bawa ketempat tidur, lalu saya
buka-buka lembaran, mungkin ada bacaan atau cerita-cerita yang dapat
mendorong saya supaya tidur. Kemudian pada suatu halaman, saya menjadi
terkejut melihat suatu artikel tentang kristen, tanpa pikir saya membaca.
Mula-mula hati saya selaku orang kristen merasa tersinggung, akan tetapi
seolah-olah ada daya tarik yang memerintahkan saya supaya terus membacanya,
pada saat itulah secara tiba-tiba muncul dorongan hati saya untuk berpikir
dan meneliti kebenaran keyakinan saya. Entah karena apa saya lantas ingin
membaca buku-buku Islam dan Majalah-majalah Islam. Malah sering saya
cari-cari pinjaman majalah Kiblat pada kawan-kawan yang berlangganan. Makin
lama, bertambah timbul dorongan hati saya untuk meneliti ajaran Islam dan
Kristen, dan ingin membandingkan tentang ketuhanan antara dua agama tersebut.
Secara diam-diam saya terus membaca buku Islam disamping membaca kitab Injil
yang menjadi keharusan saya selaku pemeluk agama Kristen.
A: Apakah saudara telah mempelajari kitab Injil Cukup Mendalam
B: Menurut perasaan saya, Kitab Injil itu telah saya pelajari dan saya
anggap cukup mendalam. Ini hanya menurut ukuran kemampuan yang ada pada saya
saja. Entah lagi dalam penilaian orang lain.
A: Kemudian Bagaimana Kelanjutan keinginan saudara.
B: Setelah saya meneliti buku-buku Islam dan Kristen yang saya temui,
maka dorongan hati saya untuk melepaskan keinginan saya tak dapat saya tahan.
Lalu saya mulai tanya-tanya tentang agama Islam pada beberapa orang yang saya
temui, tetapi keterangannya itu belum ada yang memuaskan hati saya.
A: Kepada siapa saja saudara bertanya tentang ajaran Islam.
B: Kepada siapa saja yang saya temui, disamping pembicaraan yang lain.
Jadi saya bertanya-tanya merupakan selingan-selingan saja dari pada yang menjadi pokok pembicaraan. Jadi tidak secara langsung.
A: Setelah itu adakah suatu pengaruh pada saudara
B: Ya, anehnya saya mulai tidak rajin lagi pergi ke gereja, mungkin
inilah pengaruhnya.
A: Kemudian bagaimana
B: Oleh Karena saya tidak merasa puas dari orang-orang yang memberikan
keterangan tentang Islam, lalu saya bicarakan kepada saudara Markam. Oleh
saudara Markam saya diajak kerumah Bapak Kyai Baha. Maka saya perlukan datang
kemari diantar oleh saudara Markam.
A: Mungkin saudara belum mendalam mempelajari kitab Injil. Apakah tidak
sebaiknya saudara meneliti kembali ajaran-ajaran agama Kristen sebelum
diadakan pertemuan.
B: Kalau begitu apakah orang yang bukan pemeluk Islam tidak dibolehkan
mempelajari agama Islam
A: Bukan begitu, maksud saya ialah bahwa agama Islam itu bersikap
toleransi terhadap semua agama dan pemeluknya. Walaupun ajaran Islam tidak
dibolehkan memaksa siapapaun untuk memeluk agama Islam. Pemeluk-pemeluk Islam
hanya diharuskan melakukan da’wah terhadap siapapun yang sudi menerimanya.
B: Akan tetapi, sayapun memeluk agama Kristen bukan karena ikut-ikut.
Pendirian saya setiap orang bebas memilih agama menurut keyakinannya dan
berpindah agama menurut keyakinannya pula, yang tentu sebelumnya didahului
oleh penelitian dan pertimbangan-pertimbangan yang mendalam sesuai dengan
kemampuannya, baik dengan perantaraan buku-buku, Kitab-kitab, maupun dengan
soal jawab (diskusi) atau lainnya.
A: Betul, akan tetapi asalkan dengan cara yang wajar, sehingga tidak
menimbulkan salah penafsiran antara pemeluk suatu agama dan penganut agama
yang lain.
B: Itulah yang saya maksudkan agar kedatangan saya kepada Bapak Kyai
tidak sampai timbul sangka-sangka dan dugaan-dugaan yang tidak wajar,
melainkan dengan tujuan mencari kebenaran dalam memeluk suatu agama.
Ringkasnya saya memeluk suatu agama di atas dasar penelitian dari segi rasio
maupun dengan ilmu jiwa, dari segi ilmiah, sehingga menimbulkan keyakinan
yang kokoh dalam jiwa saya. Keyakinan yang teguh dan kokoh tentunya tidak
mungkin menjadi orang yang ikut-ikutan.
A: Memang seharusnya demikian
B: Ada saya jumpai, penganut suatu agama disebabkan karena keturunan,
karena ayah dan ibunya menganut suatu agama, karena pengaruh pergaulan,
lingkungan, pengaruh keadaan atau bisa jadi maksud untuk berlindung atau
lainnya. Oleh karenanya saya berani bersumpah bahwa saya tidak termasuk pada
orang-orang yang saya sebutkan itu.
A: Saya hargai pendirian saudara itu.
B: Oleh karena itulah saya menemui bapak kyai untuk menguraikan isi hati
saya yang telah lama saya kandung. Akan tetapi apakah tidak sebaiknya Bapak
kyai memberikan waktu kepada saya; terserah menurut kesempatan Bapak kyai
karena sekarang sudah tengah malam. Akan tetapi sebisa-bisanya secepat
mungkin.
A: Baik, Besok malam saja saudara datang lagi, dengan catatan tidak usah
beritahukan dulu pada orang lain. Saya usahakan tempatnya.
B: Akan tetapi bagaimana kalau ada orang yang datang ingin mendengarkan
saja.
A: Pokoknya pertemuan kita di usahakan supaya tidak sampai diketahui
orang lain, tetapi kalau dipandang perlu saya kira boleh saja, daripada hasil
pertemuan kita diberitahukan. Sekiranya besok malam ada orang datang hanya
ingin mendengarkan, hal itu terserah kepada mereka sendiri, pokoknya kita
tidak mengundang mereka dan mereka tidak mengganggu ketertiban dan kelancaran
dalam pertemuan kita.
B: Baiklah, Semoga pertemuan kita dapat diatur antara pribadi dengan
pribadi, bukan untuk umum.
A: Memang demikianlah rencana saya dan supaya saudara-saudara yang ada
disini tahu.
B: Saya setuju dengan pendapat Bapak Kyai
A: Adakah Saudara mempunyai Kitab Injil
B: Ya, Saya mempunyai kitab: Perjanjian Lama, Perjanjian Baru dan yang
berbahasa Inggris: “The Holy Bible” dan ada juga kitab bahasa Belanda
“Bijbellezingen voor het Huisgezin dan ada juga “Al Kitab” terbitan tahun
1968, dan yang terbitan tahun 1970 dan Kitab Zabur.
A: Saya harap kitab-kitab yang saudara sebutkan itu dibawa semuanya besok
malam.
B: Ya, saya akan bawa semuanya. Apakah Bapak Kyai mempunyai juga kitab
tersebut
A: Dulu pernah mempelajarinya, tetapi dipinjam oleh kawan yang sampai
sekarang belum dikembalikan, namun saya telah membacanya .
B: Kalau begitu saya akan bawa semua Kitab-kitab Kristen yang ada pada
saya.
A: Harapan saya memang demikian
……
|
Malam Ke 2 : Kitab Suci Bible
Posted on November 3, 2007 by SMS/CALL: 085290206534 (silahkan buka situs2 islam bermanfaat: http://www.eramuslim.com , http://www.kajian.net ,http://www.alsofwah.or.id , http://www.muslim.or.id , http://www.almanhaj.or.id ,http://www.muslimah.or.id , http://www.google.com , http://www.google.co.id , yahoo.com
A: Sejak Kapankah saudara beragama
atau masuk Kristen
B: Sejak saya dilahirkan
A: Apakah saudara benar-benar
mempelajari bahwa agama Kristen itu suatu agama yang paling benar
B: Ya, memang saya menyadari
A: Apakah saudara berkeyakinan bahwa
Kitab Injil itu suci
B: Guru saya menerangkan bahwa Bibel
adalah Kitab Suci berisi pengajaran Tuhan Yesus, yang dicatat oleh Rasul-rasul
Matius, Lukas, Johanes dan Rasul Markus
A: Apakah yang dimaksud suci pada
Bibel itu mempunyai arti bahwa Bibel bersih daripada kesalahan-kesalahan
B: Betul demikian. Tetapi kesalahan
yang bagaimana yang Bapak maksudkan
A: Misalnya: Pada suatu saat ada
orang mengabarkan pada saudara si A sakit, sedangkan orang lain memberitahukan
bahwa pada saat itu si A tidak sakit. Kedua berita itu apakah benar semuanya
atau salah semuanya, atau salah satunya yang benar
B: Diantara keduanya itu tentu salah
satu yang benar, atau keduanya salah dan MUSTAHIL kedua-duanya benar.
A: Satu misal lain; ada orang
berkata si A mempunyai tiga orang anak dan seorang lain mengatakan si A
mempunyai sepuluh orang anak. Apakah dua perkataan itu benar semuanya atau
salah semuanya, atau salah satu saja yang benar
B: Tidak mungkin benar semuanya,
melainkan salah satunya yang benar atau salah semuanya
A: Kalau saya mengatakan benar
semuanya, bagaimana pendapat saudara
B: Itu adalah mustahil, karena
ternyata ada perselisihan diantara keduanya
A: Andaikata ada suatu kitab suci,
akan tetapi ayat-ayat didalamnya diantara yang satu dengan yang lain terdapat
perselisihan, apakah kitab itu dinamakan Kitab Suci
B: Tentu bukan kitab suci, karena
yang dinamakan kitab suci itu adalah Ilham (wahyu) dari Tuhan, yang mustahil
terdapat kesalahan atau perselisihan
A: Jadi kalau begitu bukan Kitab
Suci lagi
B: Betul Kesuciannya telah batal
A: Kalau demikian, tentu isinya
tidak dapat dipercaya kesuciannya atau kebenarannya, karena diantara
ayat-ayatnya terdapat perselisihan
B: Yang jelas diantara ayat-ayatnya
pasti bukan dari Tuhan, atau sudah dicampur adukkan dengan karangan manusia,
sehingga kesuciannya ternoda, Ringkasnya sudah tidak suci lagi.
A: Kalau misalnya Bibel terdapat
selisih antara satu ayat dengan ayat lain, apakah saudara masih berkeyakinan
Bibel itu Kitab Suci
B: Saya tidak yakin kalau Kitab
Bibel tidak suci, Terkecuali kalau ada bukti-bukti nyata yang menunjukkan
ayat-ayatnya berselisih antara yang satu dengan yang lain, yang dapat
menimbulkan keraguan saya tentang kesuciannya. Menurut penelitian Bapak, apakah
ayat-ayat Bibel ada yang berselisih
A: Ya BANYAK yang berselisih
B: Di Perjanjian Lama atau
Perjanjian Baru
A: Dua-duanya terdapat beberapa
perselisihan antara satu ayat dengan ayat yang lain
B: Di bab apa dan pasal serta ayat
berapa
A: Supaya berurutan saya atur dalam
beberapa pasal: PERTAMA soal Ketuhanan Yesus, karena soal ketuhanan adalah
termasuk kepercayaan pokok pada tiap-tiap agama. Jadi soal ini perlu sekali
didahulukan. Sesudah itu kita berpindah kepada soal yang lain yang berhubungan
dengan soal agama Kristen yang termaktub dalam kitab Bibel. Bagaimana pendapat
saudara
B: Baik, saya menyetujui pendapat
Bapak
A: Sekarang saya ingin bertanya,
apakah alasan saudara bahwa Yesus menjadi ANAK TUHAN
B: Dalam Matius Pasal 3 ayat 17
menyebutkan demikian: “Maka suatu suara dari langit mengatakan: “Inilah anakku
yang kukasihi. Kepadanya Aku berkenan”. Juga di Lukas pasal 4 ayat 41,
menyebutkan bahwa Yesus itu anak Allah”.
A: Kalau begitu silahkan buka Matius
pasal 5 ayat 9
B: Baik, Dalam pasal dan ayat itu
menyebutkan :”Berbahagialah segala orang yang mendamaikan orang, karena mereka
itu akan disebut Anak-anak Allah”.
A: Berdasarkan ayat tersebut yang
dimaksudkan “ANAK ALLAH” itu ialah orang yang dihormati seperti Nabi. Kalau
Yesus dianggap Anak Allah, maka semua orang mendamaikan manusiapun menjadi
ANAK-ANAK ALLAH. Jadi bukan Yesus saja Anak Allah, tetapi ada terlalu banyak.
B: Dalam Yahya pasal 14 ayat 9
disebutkan: “Siapa yang sudah nampak Aku, ia sudah nampak Bapa”, dan di Ayat 10
disebutkan: “Tiadakah engkau percaya bahwa aku ini di dalam Bapa, dan Bapa pun
di dalam Aku? Segala perkataan yang Aku ini katakan kepadamu, bukanlah Aku
katakan dengan kehendak sendiri, melainkan Bapa itu yang tinggal di dalam Aku.
Ia mengadakan segala perbuatan itu”.
A: Baiklah, silahkan saudara periksa
Yahya pasal 17 ayat 23
B: Baik, di pasal ini disebutkan
bahwa: “Aku di dalam mereka itu, dan engkau di dalam Aku; Supaya mereka itu
sempurna di dalam persekutuan”.
A: Perhatikan di ayat ini ada
tersusun kata “Aku didalam mereka”. Kata mereka di ayat ini adalah sahabat
Yesus. Sedang yang dimaksudkan dengan “Aku” ialah Tuhan. Jadi kata “Aku”
beserta “mereka” artinya Tuhan beserta sahabat-sahabat Yesus. Kalau saudara
percaya hal kesatuan Yesus dengan Bapa, maka saudarapun harus percaya tentang
kesatuan Bapa itu dengan sekalian sahabat Yesus 12 orang jumlahnya. Jadi bukan
Yesus dan Roh suci saja yang menjadi satu dengan Tuhan, melainkan harus
ditambah 12 orang lagi. Ini namanya persatuan Tuhan atau Tuhan Persatuan bukan
hanya Tri Tunggal tetapi 15 tunggal. Jadi berdasarkan perselisihan ayat-ayat
tersebut yang manakah yang benar. Tiga menjadi tunggal atau 15 menjadi Tunggal.
Ayat yang manakah yang akan saudara yakinkan, yang tiga menjadi tunggalkah atau
yang 15 itu?
B: Tunggu dulu Pak, ini agak
membingungkan saya
A: Tentu akan lebih membingungkan
Saudara kalau saya tunjukkan ayat yang lain. Silahkan periksa Yahya pasal 17
ayat 3
B: Baik, di sini menyebutkan:
“Inilah hidup yang kekal, yaitu supaya mereka mengenal engkau, Allah yang Esa,
dan Yesus Kristus yang telah engkau suruhkan itu”
A: Di ayat ini menyebutkan Tuhan
adalah Esa. Dalam Kamus bahasa Indonesia oleh E. St. Harahap cetakan ke II,
disebutkan bahwa Esa itu berarti satu, pertama (tunggal), dan di ayat itu juga
disebutkan bahwa Yesus Kristus adalah pesuruh Allah (Utusan/Rasul). Kalau
demikian manakah yang benar. Bibel yang diakui kitab suci oleh saudara, tetapi
isinya bertentangan antara yang satu dengan yang lain. Disatu ayat menyebutkan
Tuhan dan Yesus menjadi satu, dilain ayat lima belas menjadi satu dan yang lain
lagi Tuhan itu tunggal, sedangkan di ayat itu pula menyebutkan bahwa Yesus itu
Pesuruh Allah bukan Tuhan. Menurut pengakuan saudara suatu kitab suci yang
kandungan ayat-ayatnya bertentangan antara yang satu dengan yang lain tentu
sulit sekali dipercaya kesuciannya, karena yang disebut suci itu bersih dari
kekeliruan dan perselisihan.
B: Masih adakah ayat yang
menyebutkan demikian
A: Ayat yang bagaimana yang saudara
maksudkan ?
B: Ayat yang mengatakan bahwa Tuhan
itu Esa (tunggal), bukan tiga menjadi satu.
A: Silahkan buka di Ulangan pasal 4
ayat 35
B: Baik, di pasal dan ayat ini
menyebutkan: “Maka kepadamulah ia itu ditunjuk, supaya diketahui olehmu bahwa
Tuhan itulah Allah, dan kecuali Tuhan yang Esa tiadalah yang lain lagi”.
A: Jelas di dalam Bibel sendiri
menerangkan bahwa Tuhan itu Esa, Tunggal
B: Tetapi itu di dalam Kitab
Perjanjian Lama, apakah terdapat juga di Perjanjian Baru.
A: Saudara minta di Perjanjian Baru,
baiklah, Silahkan saudara buka Markus, pasal 12 ayat 29
B: Baik, di pasal dan ayat tersebut
menyebutkan: “Maka jawab Yesus kepadanya. Hukum yang terutama ialah: Dengarlah
olehmu hai Israil, adapun Allah Tuhan kita ialah Tuhan yang Esa”.
A: Periksa lagi di Perjanjian Lama
di Ulangan pasal 6 ayat 4
B: Baik, di sini disebutkan :”
Dengarlah olehmu hai Israil, sesungguhnya Hua Allah kita, Hua itu Esa adanya”.
A: Adakah belum jelas bahwa Bibel
sendiri yang menjadi kitab sucinya orang Kristen menyebutkan seterang-terangnya
bahwa Tuhan itu Tunggal, bukan tiga menjadi satu atau satu menjadi tiga. Taruh
kata di Bibel ada ayat yang menyebutkan Tuhan itu Tiga menjadi satu, saya ingin
bertanya yang manakah di antara kedua ayat itu yang benar, yang tunggalkah atau
yang tiga menjadi tunggal. Jadi salah satu dari dua ayat tersebut pasti ada
yang benar, karena sudah jelas dua ayat itu tidak sama, Kalau salah satu atau
dua-duanya salah, maka kandungan kitab suci yang salah; jadi bukan kitab suci
namanya.
B: Betul, salah satu Pasti salah
atau kedua-keduanya salah
A: Kalau demikian apakah dapat
diyakinkan kebenarannya suatu Kitab Suci, kalau kitab suci itu mengandung
kesalahan atau tidak benar isinya.
B: Ya, yang disebut kitab suci itu
harus bersih dari kesalahan-kesalahan, kalau tidak demikian maka batallah
kesucian kitab itu
A: Menurut kepercayaan saudara
apakah Yesus bersatu dengan Allah..??
B: Ya, demikian
A: Kalau demikian tentu Yesus adalah
selalu bersama Allah dan Allah selalu bersama Yesus
B: Betul demikian sebagaimana
tersebut dalam Yahya 10, 30, yang bunyinya sebagai berikut: “Aku dan Bapa itu
satu adanya”. demikian juga Roh Suci sebab Roh Suci itu menjadi satu dengan
Yesus, sebagaimana tersebut dalam Injil, ialah setelah Yesus berumur 30 tahun
turun Roh Suci kepadanya dan dibaptiskan oleh Pembaptis yaitu Yahya. Jadi jelas
bahwa Yesus, Roh Suci, Tuhan adalah tunggal
A: Kalau begitu silahkan buka Matius
pasal 27 ayat 46
B: Baik, di pasal dan ayat tersebut
menyebutkan:” Maka sekira-kira pukul tiga itu berserulah Yesus dengan suara yang
Nyaring katanya: “Eli, eli lama sabaktani” artinya: “Ya Tuhan, apakah sebabnya
Engkau meninggalkan aku”.
A: Berdasarkan seruan Yesus di ayat
itu, jelas bahwa Yesus tidak bersatu dengan Tuhan, yakni Tuhan meninggalkan
Yesus, waktu akan disalibkan. Mestinya kalau Tuhan menjadi satu dengan Yesus,
disaat itulah saat tepat untuk menolong Yesus, tetapi kenyataannya Tuhan tidak
bersatu dengan Yesus sehinga Yesus sendiri minta tolong.
B: Tetapi Yesus itu hidupnya memang
untuk disalib guna menebus dosa manusia.
A: Kalau hidupnya Yesus memang untuk
di salib, mengapa Yesus tidak bersedia dan menolak untuk di salib. Buktinya ia berseru dengan
suara nyaring minta tolong pada Tuhan agar ia terlepas dari disalibkan. Dengan
lain kata Yesus tidak bersedia selaku penebus dosa
B: Betul, saya lantas tidak mengerti
mengapa ayat-ayat Bible itu ada yang simpang siur
A: Dari sebab itu mengapa saudara
menyembah Yesus selaku Tuhan yang tidak berkuasa menyelamatkan dirinya sendiri,
malah minta tolong. Pantaskah ada tuhan demikian. Dan saya lanjutkan bertanya
apakah manusia-manusia yang menyalibkan Yesus itu dilaknat
B: Pasti dilaknat
A: Mestinya tidak dilaknat, malah
Yesus harus berterima kasih kepada mereka yang menyalibkan dia, bahkan mereka
itu seharusnya mendapat ganjaran., oleh karena menurut keterangan saudara,
hidupnya Yesus itu harus disalib untuk menebus dosa-dosa manusia. Andaikan
tidak ada manusia yang bersedia menyalibkan Yesus maka dosa-dosa manusia tentu
tidak ada yang menebusnya. Jadi manusia-manusia yang telah menyalibkan Yesus
itu berjasa kepada Yesus dan penganut-penganut Kristen. Akan tetapi mereka yang
sudah terbukti berjasa itu malah dilaknat. Mestinya mereka itu masuk Sorga dan
dipuji-puji atas jasanya.
B: Ini memang tidak masuk di akal
atau sekurang-kurangnya memang sulit dimengerti; akan tetapi Roh Tuhan bersatu
dengan Yesus itu tidak mustahil. Sebagaimana banyak manusia yang kesurupan
hantu, jin, malaikat atau makhluk-makhluk halus lainnya, sehingga
tindakan-tindakan dan perbuatannya menurut kehendak makhluk halus tersebut.
Demikian juga ada yang kemasukan Roh Suci seperti Roh malaikat, sehingga
tindakan-tindakan dan perbuatannya adalah suci.
A: Kalau demikian baiklah saya bikin
pertanyaan; Manusia bersatu (kesurupan) jin itu, apakah dia disebut jin
B: tidak
A: Yesus yang bersatu (menerima) Roh
Tuhan itu apakah ia disebut Tuhan?
B: Mestinya tidak juga
A: Seharusnya begitu. Jadi jelas
bahwa Yesus yang menerima Roh Ketuhanan tentunya bukan Tuhan. Manusia yang
menerima wahyu Tuhan itu bukan Tuhan melainkan adalah utusannya (pesuruh)Tuhan.
Sesuai dengan pengakuan Yesus sendiri sebagaimana tersebut dalam Yahya pasal 17
ayat 3 yang berbunyi: “supaya mereka mengenal Engkau, Allah Yang Maha Esa dan
Benar, dan Yesus Kristus yang telah Engkau suruhkan itu”
B: Saya lantas tambah tidak mengerti
tentang Ketuhanan Yesus itu.
A: Menurut keterangan saudara tadi,
bahwa manusia yang bersatu dengan (kesurupan) makhluk halus seperti roh-roh,
jin dan malaikat maka tindakan dan perbuatannya pasti menurut kehendak atau
menyerupai perbuatan makhluk-makhluk halus itu.
B: Benar Begitu
A: Kalau demikian maka Yesus yang
saudara akui bersatu dengan Tuhan mestinya tindakan-tindakan dan perbuatannya
menyerupai perbuatan Tuhan.
B: Mestinya begitu
A: Akan tetapi kenyataannya tidak
demikian. Tuhan tidak tidur tetapi Yesus Tidur, Tuhan tidak makan tetapi Yesus
Makan, Tuhan tidak Sakit tetapi Yesus Sakit, Tuhan tidak menyembah kepada
siapapun tetapi Yesus Menyembah Tuhan, Tuhan tidak mati tetapi Yesus Mati,
walaupun menurut i’tikad Kristen hidup kembali tetapi ia mati.
B: Menurut anggapan orang Kristen
salah satu yang menyebabkan Yesus bersatu dengan Tuhan, karena ia mengetahui
yang gaib.
A: Kalau begitu silahkan buka Markus
pasal 13 ayat 31, 32.
B: Baik, ayat itu menyebutkan:
“Sesungguhnya langit dan Bumi akan lenyap, tetapi perkataanku kekal. Tetapi
akan harinya atau ketikanya itu ada diketahui oleh seorang jua pun, baik segala
malaikat yang disurgapun tidak, anak itupun tidak, hanyalah Bapa saja.
A: Jelas di Bibel sendiri tertulis,
Yesus sendiri mengaku tidak ada yang tahu kapan hari kiamat, melainkan hanya
Tuhan sendiri. Jadi tegas Yesus sendiri tidak mengetahui waktunya kiamat, yang
termasuk sesuatu yang gaib. yang tidak tahu itu pasti bukan tuhan.
B: Tetapi Yesus menyebutkan dirinya
diayat ini dengan kata “Anak” yang berarti ia anak tuhan.
A: Silahkan buka Matius pasal 1 ayat
16
B: Baik, di situ disebutkan: “dan
Yakub memperanakkan Yusuf, yaitu suami Maria; ialah yang melahirkan Yesus yang
disebut Kristus”
A: Jelas bahwa yang diperanakkan itu
pasti bukan Tuhan sebagaimana tersebut dalam ayat tersebut. Silahkan periksa
lagi Keluaran pasal 4 ayat 22.
B: Baik, di situ disebutkan: “Maka
pada masa itu hendaklah katamu kepada Fir’aun demikian: “Inilah Firman Tuhan:
Bahwa Israil itulah anakKu laki-laki, yaitu anakKu yang sulung”
A: Di ayat ini disebutkan bahwa
Israil adalah anak Tuhan yang sulung, sedangkan Yesus tidak disebutkan anak
keberapa, silahkan buka lagi Yeremia pasal 31 ayat 9.
B: Ayat ini menyebutkan; “Akulah
Bapak bagi Israil; dan Afraim itulah anak yang sulung”
A: Jelas sekali bahwa berdasarkan
Bibel sendiri Anak tuhan itu banyak bukan Yesus saja, padahal sebenarnya yang
dimaksudkan dengan Anak dalam itu ialah mereka yang dikasihi oleh Tuhan,
termasuk Yesus jadi bukan anak yang sebenarnya.
B: tetapi dalam Matius pasal 1 ayat
18 menyebutkan sebagai berikut: “Adapun kelahiran Yesus Kristus demikian
adanya: Tatkala Maria, yaitu ibunya, bertunangan dengan Yusuf, sebelum keduanya
bersetubuh, maka nyatalah Maria itu hamil dari pada Rohulkudus”. Roh Kudus
artinya Roh Tuhan. Oleh karenanya maka Yesus itu adalah anak tuhan, sebagaimana
juga di Matius pasal 1 ayat 20 menyebutkan: “Yusuf bermimpi seorang Malaikat,
Tuhan berkata: “Hai Yusuf, anak Daud janganlah engkau kuatir menerima Maria itu
menjadi istrimu karena kandungannya itu terbitnya dari pada Rohulkudus”
A: Kalau Begitu silahkan buka: Kisah
Rasul pasal 6 ayat 5
B: Baik, ayat itu menyebutkan: “Maka
perkataan ini diperkenankan oleh sekalian orang banyak itu, lalu memilih
Stepanus, yaitu seorang yang penuh dengan iman, dan Rohulkudus, dan lagi
Philipus, dan Prokhorus, dan Nikanor, dan Simon, dan Parmenas, dan Nikolaus
yaitu mualaf asalnya dari negeri Antiochia.
A: Jadi berdasarkan ayat Bibel
sendiri menunjukkan bahwa Rohulkudus itu bukan pada Yesus saja. Ini menunjukkan
bahwa Rohulkudus itu Roh Suci, atau Roh Kesucian yang maksudnya roh yang bersih
dari roh-roh kotor, bukan seperti roh setan atau hantu. Sebagaimana halnya pada
Nabi lainnya dengan roh sucinya. Menurut Al Qur’an Rohulkudus (Roh Suci) itu berarti
Jibril. Di Bibel sendiri menyebutkan bahwa para Nabi yang terdahulu adalah
Kudus.
B: Di Bibel pasal berapa menyebutkan
demikian
A: Silahkan Periksa surat Petrus
yang kedua pasal 3 ayat 2
B: Baik, Pasal dan ayat ini
menyebutkan: “Supaya kamu ingat perkataan yang sudah disabdakan, dahulu oleh
Nabi yang kudus dan akan hukum Tuhan lagi juru Selamat, dengan jalan
Rasul-rasul yang disuruhkan kepadamu”
A: Jelas di Bibel Sendiri
menyebutkan bahwa Rohulkudus itu bukan Tuhan; dengan lain kata bahwa Yesus
dalam kandungan Maria itu bukan Tuhan atau Roh Tuhan, melainkan adalah roh
bersih, suci, dengan izin atau perintah Allah yang dikaruniakan kepada hamba
yang dikehendakinya. Lebih jelas harap saudara periksa dalam Kisah Rasul pasal
5 ayat 32
B: Ayat tersebut menyebutkan: “Dalam
kami inilah saksi atas segala perkara itu, demikian juga Rohulkudus yang
dikaruniakan Allah kepada sekalian orang yang menurut Dia”
A: Silahkan periksa lagi dalam Lukas
pasal 1 ayat 41
B: Pasal ini menyebutkan bahwa:
“Maka berlakulah tatkala Elisabeth mendengar salam Maria itu, meloncatlah
kanak-kanak yang di dalam rahimnya itu dan Elisabeth penuh dengan Rohulkudus”.
A: Sudah jelas sekali bahwa arti
Rohulkudus adalah Roh Suci yang dikaruniakan oleh Allah kepada siapapun yang
dikehendakinya. Kalau sekiranya Rohulkudus itu diartikan dengan Allah atau Roh
Allah, maka bukan Yesus saja menjadi Tuhan atau anak tuhan, melainkan segala
orang yang taat kepada Tuhan, para Nabi dan Elisabeth (Istri Zakaria)pun
mestinya Tuhan juga.
B: Yesus dianggap tuhan oleh karena
ia mempunyai Roh Ketuhanan, terbukti dengan pangkat Ketuhanannya sehingga ia
dapat menghidupkan orang mati, Inilah kesamaan Allah dengan Yesus.
A: Kalau begitu, periksa di Kitab
raja-raja yang kedua pasal 13 ayat 21.
B: Baik, di sini ada menyebutkan:
“Maka sekali peristiwa apabila dikuburkannya seorang Anu, tiba-tiba terlihat
mereka itu suatu pasukan, lalu dicampakkannya orang mati itu kedalam kubur
Elisa, maka baru orang mati itu dimasukkan kedalamnya dan kena mayat Elisa itu,
maka hiduplah orang itu pula, lalu bangun berdiri.
A: Di sini menyebutkan malah
tulang-tulang Ilyas (Elisa) dapat menghidupkan orang mati. Jadi bukan Yesus
saja dapat menghidupkan orang mati, bahkan tulang-tulang Ilyas dapat
menghidupkan orang mati. Yang berarti Tulang-tulang Ilyas adalah tulang-tulang
Ketuhanan. Kalau Yesus diwaktu hidupnya dapat menghidupkan orang mati, akan
tetapi Elisa diwaktu tidak bernyawa, malah hanya dengan tulang-tulangnya yang
didalam kubur dapat menghidupkan orang mati. Kalau perbuatan Yesus dikatakan
ajaib, maka Elisa lebih ajaib dari pada Yesus. Jadi seharusnya Ilyas-pun
dianggap Tuhan juga. Periksa lagi di Kitab raja-raja yang pertama pasal 17 ayat
22.
B: Ya, disini menyebutkan: ” Maka di
dengar akan Do’a Elisa itu, lalu kembalilah nyata kanak-kanak itu kedalamnya
sehingga hiduplah ia pula.
A: Kalau secara adil, seharusnya
Elisa dianggap tuhan juga.
B: Tapi Yesus dapat menyembuhkan
orang buta sehingga melihat
A: Kalau begitu periksa Kitab
raja-Raja yang kedua pasal 6 ayat 17 dan ayat 30
B: Ya, di pasal itu menyebutkan yang
maksudnya bahwa Elisa dapat menyembuhkan orang buta, sehingga dapat melihat.
A: Kalau begitu Elisapun harus
dianggap Tuhan juga, karena menyamai Yesus dan menyamai sifatnya Tuhan.
B: Sekali lagi, Tuhan Yesus dapat
menyembuhkan penyakit Lepra (penyakit kusta)
A: Silahkan periksa Kitab Raja-Raja
yang kedua pasal 3 ayat 10 dan ayat 11
B: Baik. Di pasal dan ayat itu
menyebutkan yang maksudnya bahwa Elisa dapat menyembuhkan orang sakit kusta
bernama Naaman.
A: Jadi Elisapun dapat menyembuhkan
orang buta dan penyakit kusta, malah dapat menghidupkan orang mati. Mengapa
tidak diangkat juga menjadi Tuhan.
B: Akan tetapi pasal kejadian Yesus
tanpa percampuran laki-laki dengan istrinya. Inilah kelebihan rohnya Yesus
daripada rohnya Elisa.
A: Asal kejadian Nabi Adam tanpa
Bapa dan Ibu. Mengapa Adam tidak dianggap Tuhan. Juga Hawa (eve) asal
kejadiannya tanpa ibu, iapun bisa dianggap juga Tuhan wanita
B: Tapi Adam dan Hawa kedua-duanya
berdosa
A: Kalau begitu Yesuspun berdosa,
Karena Yesus keturunan Maria, sedangkan Maria Keturunan Adam dan Hawa. Yesus
sendiri pernah dibawa oleh Iblis ke puncak gunung. Pantaskah Tuhan dibawa
Iblis.
B: Dimana ceritera itu disebutkan
A: Di Bibel. Silahkan saudara periksa Lukas,
pasal 4 ayat 5
B: Baik, di situ menyebutkan: “Maka
iblispun membawa dia kepuncak gunung ……”
A: Nah, suatu kejadian aneh, Tuhan
dibawa iblis yang berarti ia tunduk kepada kemauan iblis.
B: Walaupun demikian Yesus tetap
suci daripada dosa.
A: Para Nabi lainnya pun suci dari
pada dosa. Akan tetapi mereka tidak menganggap dirinya selaku Tuhan, malah
Yesus sendiripun tidak juga mengaku Tuhan, sedangkan pengikut-pengikutnya
mempertuhankan dia.
B: Tidak demikian, Nabi-nabi berbuat
dosa tetapi Yesus tidak.
A: Nabi-nabi yang berbuat dosa atau
kesalahan itu telah bertobat, lalu diberi ampun oleh Tuhan, sebagaimana juga
Yesus pernah minta ampun dan diberi ampun oleh Tuhan. Mereka para Nabi diberi
ampun, artinya dosanya telah habis karenanya, lalu mereka disebut bersih dari
dosa dan kesalahan-kesalahan.
B: Dimanakah menyebutkan bahwa Yesus
merasa ia minta ampun kepada Tuhan.
A: Silahkan saudara periksa sendiri
di “Matius” pasal 6 ayat 12.
B: Baik, di pasal dan ayat tersebut
menyebutkan: “Dan ampunilah kiranya kami segala kesalahan kami, seperti kami
ini sudah mengampuni orang yang berkesalahan kepada kami.
A: Jelas Yesus sendiri meminta ampun
akan kesalahannya. Jadi dia pernah berbuat kesalahan.
B: Tetapi di ayat ini juga ada
menyebutkan bahwa Yesus suka memberikan ampun semua kesalahan orang kepadanya.
A: Kalau hanya begitu, kitapun bisa.
Kitapun bersedia memberikan ampun kepada orang-orang yang berbuat kesalahan
kepada kita.
B: Tetapi tidak ada manusia selain
Adam yang dilahirkan kedunia ini tanpa Bapak, melainkan Yesus saja. Jafi masih
dapat dibenarkan kalau Yesus disebut “Putera Tuhan” atau “Tuhan Anak”.
A: Kalau misalnya ada seorang
manusia yang dilahirkan tanpa Bapak dan Ibu, maka orang itu pasti akan diakui
oleh saudara bahwa ia lebih berhak menduduki jabatan Tuhan daripada Yesus
dilahirkan tanpa Bapak saja.
B: Tetapi dalam sejarah manusia
belum pernah ada, dan mustahil adanya.
A: Kalau kiranya ada, maka yang
manakah diantara keduanya yang lebih tinggi derajat Ketuhanannya antara Yesus
yang dilahirkan hanya tanpa bapak saja dengan manusia yang dilahirkan tanpa
Bapak dan Ibu.
B: Menurut akal tentunya manusia
yang dilahirkan tanpa Bapak dan Ibu itu lebih tinggi derajat ketuhanannya. Oleh
karena ia dilahirkan lebih ajaib keadaannya dari pada kelahiran Yesus.
A: Benarkah demikian pendapat
Saudara..?
B: Ya, saya akui, manusia yang
demikian lebih ajaib dari pada Yesus; akan tetapi saya minta supaya Bapak
tunjukkan di Kitab; dan Bapak harus mengambil dari Kitab yang terkenal, bukan
dari buku-buku dongengan atau ceritera-ceritera khayalan saja.
A: Supaya Lekas beres urusan ini,
silahkan saudara periksa di Kitab Bibel atau Injil, Kitab Suci saudara sendiri.
B: di Bab dan pasal berapakah ada
menyebutkan.>?
A: Silahkan saudara periksa di
“Ibrani” pasal 7 ayat 1, 2 dan 3
B: Baik, di pasal dan ayat ini
menyebutkan seperti berikut: “Adapun Malkisedik itu, yaitu raja di Salem dan
Imam Allah taala, yang sudah berjumpa dengan Ibrahim tatkala Ibrahim kembali
daripada menewaskan raja-raja, lalu diberkatinya Ibrahim”.
“Kepadanya juga Ibrahim sudah memberi bahagian sepuluh Esa. Makna Malkisedik itu kalau diterjemahkan, pertama-tama artinya raja keadilan, kemudian pula raja di Salem, yaitu raja damai”. Yang tiada berbapak dan tiada beribu dan tiada bersilsilah, dan tiada berawal..”.
“Kepadanya juga Ibrahim sudah memberi bahagian sepuluh Esa. Makna Malkisedik itu kalau diterjemahkan, pertama-tama artinya raja keadilan, kemudian pula raja di Salem, yaitu raja damai”. Yang tiada berbapak dan tiada beribu dan tiada bersilsilah, dan tiada berawal..”.
A: Cukup, saudara telah membaca di
kitab suci saudara sendiri, bahwa Malkisedik seorang raja di Salem tanpa Bapak
dan Ibu, malah tiada silsilahnya. Sesuai dengan pendapat saudara, apakah cerita
yang disebutkan dalam kitab suci saudara ini berupa dongengan atau
cerita-cerita khayalan. Kalau dikatakan dongeng atau cerita khayalan, maka
apakah saudara akan terima kalau ada yang mengatakan bahwa kitab suci saudara
ada mengandung cerita-cerita khayalan atau dongengan yang dibuat-buat. Dan
kalau saudara masih mempertahankan kesucian kitab saudara itu mengapakah
saudara tidak mengangkat Malkisedik menjabat tuhan juga, malah jabatan
ketuhanannya tentunya lebih tinggi daripada Yesus. Dan berpegang dengan
pendirian saudara sendiri bahwa kelahiran Malkisedik itu lebih ajaib dari
Yesus, oleh karena Yesus dilahirkan tanpa Bapak sedangkan Malkisedik dilahirkan
tanpa Bapak dan Ibu. Selain itu Malkisedik masih mempunyai kelebihan lagi
daripada Yesus, oleh karena Yesus dilahirkan dengan bersilsilah, yaitu dari
Maria, sedangkan menurut Bibel sendiri Malkisedik dilahirkan tanpa silsilah
sama sekali. Apakah saudara masih akan mempertahankan ketuhanan Yesus…?
B: Saya lantas tidak mengerti dan
menjadi bingung!!
A: Tidak mengerti itu tidak apa-apa,
dan bingung sebenarnya tidak apa-apa, karena kalau sudah mengerti rasa bingung
akan lenyap dengan sendirinya.
B: Ya, saya membenarkan keterangan
Bapak. Tetapi dalam kitab Injil Johanes pasal 1 ayat 1 dan 2 menyebutkan: “Maka
pada mulanya ada itu Kalam maka Kalam itu, serta dengan Allah, dan Kalam itu
Allah, dan kalau itu Allah . Ia itu pada mulanya serta dengan Allah. Kata “Ia”
di ayat ini maksudnya ialah “Yesus”. Jadi Yesus beserta dengan Allah.
A: Dalam susunan ayat tersebut di
atas ada kata penghubung ialah : “Serta” atau beserta.
Kalau ada orang berkata “Si Salim dengan si Amin” maka susunan kalimat ini semua orang dapat mengerti bahwa si Salim tetap si Salim bukan si Amin jadi berdasarkan ayat Bibel yang Saudara baca dengan susunan “Ia” (Yesus) beserta Allah, langsung dapat dimengerti bahwa Yesus bukan Allah, dan Allah bukan Yesus. Jelaslah bahwa Yesus tidak sama dengan Allah: dengan kata lain kata Yesus bukan Tuhan. Dan di ayat itu juga disebutkan bahwa Kalam itu Allah. Padahal Kalam itu bukan Allah dan Allah bukan Kalam. Jadi Allah dan Kalam-pun lain.
Kalau ada orang berkata “Si Salim dengan si Amin” maka susunan kalimat ini semua orang dapat mengerti bahwa si Salim tetap si Salim bukan si Amin jadi berdasarkan ayat Bibel yang Saudara baca dengan susunan “Ia” (Yesus) beserta Allah, langsung dapat dimengerti bahwa Yesus bukan Allah, dan Allah bukan Yesus. Jelaslah bahwa Yesus tidak sama dengan Allah: dengan kata lain kata Yesus bukan Tuhan. Dan di ayat itu juga disebutkan bahwa Kalam itu Allah. Padahal Kalam itu bukan Allah dan Allah bukan Kalam. Jadi Allah dan Kalam-pun lain.
B: Bagaimana kalau Yesus disebut
saja Anak Tuhan.
A: Saya sudah jelaskan tentang itu
pada saudara dalam pembicaraan kita yang lalu. Dan saudara telah mengakui
kebenaran keterangan saya. Sekarang saya tambah, Kalau Tuhan itu beranak, baik
anaknya berupa manusia seperti Yesus atau lainnya, maka ke Esa-an Tuhan sudah
ternoda karenanya. Sedang kita-pun tidak mungkin menodai ke Esa-an Tuhan.
B: Tetapi dalam kitab: “Wahyu”,
pasal 22 ayat 13 menyebutkan: “Maka Aku inilah Alif dan Ya, yang terdahulu dan
yang kemudian. Yang Awal dan Yang Akhir”.
A: Rangkaian perkataan itu bukan
perkataan Yesus sendiri, melainkan firman Allah kepada Yesus. Bukti kebenaran
perkataan saya ini silahkan saudara periksa di Kitab “Wahyu” tersebut pasal 21
ayat 6.
B: Baik, pasal dan ayat ini
menyebutkan: “Maka firmannya kepadaku: “Sudahlah genap; Aku inilah Alif dan Ya,
yaitu yang awal dan yang Akhir”.
A: Jelas di ayat itu menyebutkan:
“Maka firmannya kepadaku”, Siapakah yang berfirman kepadaku (kepada Yesus) di
ayat ini..???
B: Tentu Allah yang berfirman.
A: Jadi yang berfirman Aku inilah
Alif dan Ya, yang Awal dan Yang Akhir, bukan perkataan Yesus sendiri, tetapi
firman Allah kepada Yesus.
B: Di Johanes pasal 8 ayat 58 Yesus
berkata: “Sebelumnya Ibrahim aku sudah ada”. Jadi bisa dianggap Yesus itu
permulaan.
A: Kalau Yesus dikatakan
“Permulaan”. maka diapun tidak benar. Karena pada mulanya Yesus itu tidak ada,
lalu diperanakkan oleh Maria dan sesudah itu Yesus mati. Walaupun ia dikatakan
hidup lagi. Dan orang sudah mati itu tidak bisa dikatakan: “seorang yang
terkemudian”, dan kalau Yesus itu hidup lagi, tidak bisa dikatakan:
“Permulaan”, bukan pula “yang terkemudian”, bukan yang “awal”, maupaun: “yang
akhir”.
B: Saya lantas makin tidak mengerti,
malah tambah membingungkan saya karena pada mulanya Yesus itu tidak ada, lalu
diperanakkan oleh Maria dan sesudah itu Yesus mati. Yang pada mulanya tidak
ada, tidak bisa disebut: “permulaan”. Kalau Yesus diperanakkan, mustahil bisa
disebut “Permulaan”. dan kalau Yesus pernah mati, mustahil bisa disebut “yang
terkemudian”
A: Supaya lebih jelas kepada saudara
maka saya hadapkan pertanyaan: Andaikata Yesus itu disebut “permulaan”, maka
apa dengan dasar inikah saudara mengakui Yesus itu Tuhan.
B: Ya, betul begitu.
A: Kalau demikian, bagaimanakah
anggapan saudara, kalau sekiranya dalam kitab suci saudara ada menyebutkan
bahwa ada seseorang manusia Yesus, yang tidak ada permulaannya dan tidak ada
kesudahannya. Apakah manusia itu akan diakui tuhan juga oleh saudara.
B: di pasal manakah menyebutkan
demikian.
A: Sebelum saya tunjukkan, apakah
saudara masih tetap berpendirian akan mengakui Tuhan kepada seorang yang tidak
ada permulaan dan kesudahannya, sebagaimana saudara bertuhan kepada Yesus.
B: Kalau betul ada, tentu saya
bimbang atau sekurang-kurangnya meragukan saya atas kebenaran Yesus selaku
Tuhan.
A: Mestinya saudara mengakui Tuhan
dua-duanya, dengan lain kata disamping Yesus ada lagi Tuhan Tambahan.
B: Ya, bisa juga begitu. Akan tetapi
tentu saja keyakinan saya lantas tambah tidak karuan. Di pasal manakah ada
menyebutkan ada seorang manusia yang tidak ada permulaan dan kesudahannya.
A: Saya telah katakan dikitab suci saudara sendiri.
Silahkan buka Ibrani pasal 7 ayat 2 dan 3.
B: Baik, seperti tadi sudah saya bacakan sampai baris
pertama ayat ketiga dari pasal tersebut sebagai berikut:
“Malkisedik yang tiada berbapa dan tiada beribu dan tiada bersilsilah dan tiada berawal dan berkesudahan hidupnya, melainkan ia diserupakan Anak Allah. maka kekallah ia selama-salamanya”.
“Malkisedik yang tiada berbapa dan tiada beribu dan tiada bersilsilah dan tiada berawal dan berkesudahan hidupnya, melainkan ia diserupakan Anak Allah. maka kekallah ia selama-salamanya”.
A: Bagaimana perasaan saudara dengan
susunan ayat ini. Berdasarkan ayat ini bukan Yesus saja yang menjadi permulaan
tetapi juga Malkisedik.
B: Keyakinan saya memang jadi
bimbang terhadap Ketuhanan Yesus.
A: Bimbang atau tidaknya terserah
saudara, yang jelas tidak ada niat sama-sekali untuk mengajak saudara
meninggalkan Agama Kristen. Yang penting adalah rembukan dan penelitian
semata-mata. Meneliti dan menganalisa terhadap sesuatu adalah hak semua orang,
asalkan penelitian itu benar-benar tidak mengganggu ketentraman umum.
B: Terimakasih, dan saya masih akan
bertanya lagi pada Bapak; maklumlah saya ini sedang mencari kepuasan yang dapat
menimbulkan keyakinan saya dalam memeluk agama.
A: Silahkan saudara bertanya,
keyakinan itu timbul setelah menyelidiki dan meneliti dengan kepuasan. Di dalam
Agama Islam tidak ada paksaan. Yang penting menyampaikan (da’wah), tidak lebih
dari itu. Teruskanlah pertanyaan saudara.
B: Setelah kita bersoal jawab
tentang Ketuhanan Yesus timbullah keraguan dalam hati saya, namun apakah bapak
masih bersedia menunjukkan ayat-ayat Bibel yang menyatakan bahwa Yesus itu
bukan Anak Tuhan.
A: Walau telah saya tunjukkan
ayat-ayat Bibel sendiri, tentang pengakuan Yesus sendiri bahwa Tuhan itu
Tunggal, namun demi pengharapan saudara akan saya penuhi juga. Akan tetapi
apakah tidak sebaiknya kita lanjutkan besok malam saja oleh karena waktu sudah
malam (Jam 12.25).
B: Ya, terima kasih, besok malam
saja kita lanjutkan
Malam Ke 3 : Soal Ketuhanan Yesus
Posted on November 3,
2007 by SMS/CALL: 085290206534 (silahkan buka situs2 islam bermanfaat: http://www.eramuslim.com , http://www.kajian.net ,http://www.alsofwah.or.id , http://www.muslim.or.id , http://www.almanhaj.or.id ,http://www.muslimah.or.id , http://www.google.com , http://www.google.co.id , yahoo.com
A: Sebagaimana kita telah rembuk kemarin malam, apakah
akan dilanjutkan juga musyawarah kita ini
B: Memang demikian, karena
kedatangan kami kemari khususnya untuk melanjutkan pertemuan kita kemarin malam
A: Kalau tidak khilaf, pembicaraan kita
masih berkisar dalam soal ketuhanan Yesus dalam Bibel.
B: Betul begitu. Kemarin malam saya
mengharapkan agar bapak menunjukkan ayat-ayat dalam Kitab Injil; apakah Yesus
itu Tuhan atau bukan.
A: Kemarin malam, telah saya
tunjukkan. Agar berurutan sebaiknya kita ulangi lagi ayat-ayat Injil tersebut,
lalu akan saya tunjukkan lagi ayat-ayatnya yang lain; setujukah saudara
pendapat saya ini.
B: Memang sebaiknya begitu, agar
berurutan dan bertambah jelas baiklah diulangi lagi.
A: Silahkan Buka Matius pasal 1 ayat
16
B: Baik, dalam pasal dan ayat
tersebut menyebutkan: “Dan Yakub memperanakkan Yusuf, yaitu suami Maria ialah
yang melahirkan Yesus, yang disebut Kristus”.
A: Di sini jelas , ayat ini
menyebutkan sendiri, bahwa Yesus diperanakkan oleh Maria. Jadi Yesus adalah
anak manusia, bukan anak Tuhan, sebagaimana telah saya terangkan dalam
pertemuan pertama.
B: Ya, pada pertemuan pertama bapak
telah terangkan dan saya telah mengerti. Menurut pendapat bapak, apakah
sebenarnya yang dimaksudkan dengan kata: “Yesus dan Kristus”.
A: Apakah saudara belum mengetahui
arti daripada dua buah kata tersebut..?
B: Saya mengerti. Tetapi hanya untuk
mencocokkan saja dengan penafsiran bapak.
A: Baik, Yesus adalah bahasa Yunani,
yang berarti: “Melepaskan”, melepaskan manusia daripada dosa.
B: Darimanakah adanya keterangan
bahwa Yesus itu berarti melepaskan dosa.
A: Sebetulnya susunan pertanyaan itu
timbul dari saya. Tetapi saya mengerti mungkin saudara akan menguji saya
tentang Injil, walaupun begitu saya penuhi juga pengharapan saudara. silahkan
periksa di Matius pasal 1 ayat 21
B: Di pasal dan ayat ini menyebutkan
: “Maka ia akan beranakkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau namakan
Dia, Yesus, karena ialah yang akan melepaskan kaumnya dari pada segala
dosanya”.
A: Itulah ayatnya, Arti Kristus
ialah Almasih, Sang Sabda, Adil, Ratu Salem dan ada beberapa lagi artinya yang
lain: Kata Almasih dalam Injil bahasa Inggris disebut: “Christ the Lord”,
didalam Injil bahasa Arab disebut: “Almasih Ar-Robb”. Kata “Lord dan Robb” artinya tuanku,
paduka tuan, dan ada juga dengan arti Tuhan, dan lain-lain lagi. Akan tetapi
karena Yesus sendiri mengaku bahwa ia bukan Tuhan melainkan utusanNya bagaimana
tersebut dalam kitab Injil Johanes pasal 17 ayat 23, dan ia diperanakkan oleh
manusia, sebagaimana tersebut dalam Injil Matius pasal 1 ayat 16 dan 21, malah
ia sendiri yang berkata dan mengakui bahwa Tuhan itu Esa (Tunggal), sebagaimana
disebutkan dalam Injil Markus, pasal 12 ayat 29 dan diayat-ayat Injil yang
lain-lain, maka berdasarkan pengakuan Yesus itu, jelas Yesus itu bukan Tuhan
dan bukan anak Tuhan.
B: Benar yang bapak maksudkan itu.
A: Selanjutnya harap periksa lagi di
Markus pasal 12 ayat 29
B: Di sini menyebutkan : “Maka jawab
Yesus kepadanya: “Hukum yang terutama inilah: dengarlah olehmu hai Israil,
adapun Allah Tuhan Kita, ialah Tuhan Yang Esa””
A: Jelas bahwa Tuhan itu Esa,
artinya satu, Tunggal, jadi Yesus bukan Tuhan sebagaimana telah saya terangkan.
B: Ya, sudah bapak terangkan kemarin
malam.
A: Periksa lagi Ulangan pasal 4 ayat
35
B: Di sini menyebutkan: “Maka
kepadamulah Ia itu ditunjuk, supaya diketahui olehmu bahwa Tuhan itu Allah, dan
kecuali Tuhan yang Esa tiadalah yang lain lagi”.
A: Kitab Injil saudara sendiri yang
menyebutkan dan Yesus sendiri yang menyampaikan bahwa tidak ada Tuhan melainkan
Allah yang Esa. Jadi tegas sekali Yesus sendiri tidak mengaku menjadi Tuhan.
Inipun telah saya terangkan pada pertemuan kita kemarin malam.
B: Ya, saya sudah mengerti dan
menerimanya.
A: Periksa lagi di Ulangan pasal 6
ayat 4
B: Di Ulangan pasal dan ayat
tersebut menyebutkan demikian: “Dengarlah olehmu hai Israil! Sesungguhnya Hua
Allah kita, Hua itu Esa adanya”.
A: Jelas di kitab Injil sendiri
menyebutkan Allah itu Esa, Tunggal. Yesus telah mengakui sendiri bahwa dia
bukan Tuhan. Bagaimana pendapat saudara. Kaum Kristen mengatakan Yesus itu
tuhan, sedangkan Yesus sendiri menolak disebut dirinya Tuhan.
B: Ya, saya tidak mengerti dan
tambah bingung.
A: Biarlah tidak apa-apa. Marilah
kita teruskan lagi. Periksa di Matius pasal 27 ayat 1.
B: Baik, di sini menyebutkan:
“Setelah hari siang, maka segala kepala iman dan orang tua-tua kaumpun
berundinglah atas hal Yesus, supaya dibunuh Dia”.
A: Kalau betul Yesus itu Tuhan,
mustahil ada manusia merencanakan untuk membunuh Dia. Silahkan buka lagi di
Matius pasal 26 ayat 38
B: Di ayat ini ada menyebutkan:
“Kemudian kata Yesus kepada mereka itu: “Hatiku amat sangat berdukacita, hampir
mati rasaku; tinggallah kamu disini dan berjagalah sertaku””
A: Di ayat ini menyebutkan bahwa
Yesus amat sangat berduka cita pantaskah ada tuhan berduka cita. Ini
menunjukkan bahwa Yesus bukan Tuhan.
Periksa lagi di Lukas pasal 2 ayat 11
Periksa lagi di Lukas pasal 2 ayat 11
B: Baik diayat ini menyebutkan:
“Sebab pada hari ini sudah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus Tuhan itu
di dalam negeri Daud”.
A: Wajarkah tuhan dilahirkan oleh
manusia (Maria). Terus periksa di Johanes pasal 5 ayat 30
B: Baik, di sini menyebutkan : “Maka
aku tidak boleh berbuat satu apa dari mauku sendiri, Seperti aku dengar begitu
aku hukumkan, dan hukumku itu adil adanya, karena tidak aku coba turut mauku
sendiri, melainkan maunya Bapa yang sudah mengutus aku”
A: Ayat itu Yesus sendiri yang
berkata bahwa ia tidak berkuasa berbuat sekehendaknya. Wajarkah tuhan tidak
berkuasa berbuat sekehendaknya. Di ayat itupun Yesus mengaku sendiri bahwa
kehendaknya itu menurut kehendak Tuhan yang mengutus dia. Kalau Yesus betul
Tuhan, tentu tidak dapat diperintah oleh siapapun. Di ayat ini juga Yesus
mengaku, bahwa dia bukan Tuhan melainkan diutus oleh tuhan. Yang diutus itu
tentu bukan Tuhan.
B: Kalau berdasarkan ayat tersebut,
memang benar keterangan Bapak.
A: Kalau begitu jelas bahwa:
1. Yesus Datang kedunia ini bukan kemauannya sendiri tetapi utusan Tuhan atas kehendak Tuhan, sebagaimana juga Tuhan telah mengutus Nabi-nabi dan rasul-rasul yang lain.
2. Yesus menghidupkan orang mati bukan maunya sendiri melainkan atas kehendak Tuhan, sebagaimana juga Ilyas dapat menghidupkan orang mati.
3. Yesus dapat menyembuhkan penyekit kusta (lepra), bukan kehendaknya sendiri, melainkan atas kehendak Tuhan sebagaimana Ilyas dapat menyembuhkan penyakit lepra.
1. Yesus Datang kedunia ini bukan kemauannya sendiri tetapi utusan Tuhan atas kehendak Tuhan, sebagaimana juga Tuhan telah mengutus Nabi-nabi dan rasul-rasul yang lain.
2. Yesus menghidupkan orang mati bukan maunya sendiri melainkan atas kehendak Tuhan, sebagaimana juga Ilyas dapat menghidupkan orang mati.
3. Yesus dapat menyembuhkan penyekit kusta (lepra), bukan kehendaknya sendiri, melainkan atas kehendak Tuhan sebagaimana Ilyas dapat menyembuhkan penyakit lepra.
Keterangan saya ini berdasarkan
pengakuan Yesus sendiri di ayat tadi bahwa “tidak aku coba mauku sendiri,
melainkan maunya Bapa yang sudah mengutus Aku”
Apakah Saudara memerlukan lagi
ayat-ayat Bibel yang menerangkan pengakuan Yesus sendiri bahwa Ia bukan Tuhan.
B: Buat saya masih memerlukan lagi,
bukankah telah saya sampaikan kepada bapak, bahwa saya ingin mencari kepuasan
dalam meneliti ajaran-ajaran agama, terutama dalam hal Ketuhanan yang hakiki. Tetapi
saya ingin bertanya, dan maaf sebelumnya, bagaimanakah bapak bisa hafal diluar
kepala tentang ayat-ayat Bibel, dan keistimewaan bapak ini saya merasa kagum.
A: Itu adalah petunjuk Tuhan.
Alhamdulillah saya memang mempelajari bermacam agama, akhirnya saya bertambah
yakin akan kebenaran Agama Islam. Kalau saudara merasa kagum kepada saya, maka
sayapun lebih merasa kagum lagi kepada saudara selaku pemeluk agama Kristen
berhasrat meneliti ajaran-ajaran agamanya. Juga dengan bantuan bapak Markam
ini. Baiklah kita lanjutkan, periksa lagi di Ulangan pasal 4 ayat 39.
B: Baik, dipasal dan ayat ini
disebutkan sebagai berikut: “Maka sekarang ketahuilah olehmu dan perhatikanlah
ini baik-baik, bahwa Tuhan itulah Allah, baik di langit yang di atas, baik di
bumi yang di bawah, dan kecuali ia tiadalah lain lagi.”
A: Tegas sekali, dikitab Injil
sendiri yang menyebutkan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan Yesus
sendiri pula yang berkata bahwa tiada tuhan melainkan Allah. Jadi Yesuspun
bukan Tuhan. Ayat ini tentu tidak dapat diputar-putar lagi. Kalau ada penganut
agama Kristen mengakui Yesus itu Tuhan, maka pengakuannya bertentangan dengan
kitab sucinya sendiri, dan bertentangan pula dengan ajaran Yesus.
B: Tetapi dalam Injil Johanes pasal
10 ayat 38 ada menyebutkan: “Supaya kamu dapat tahu dan percaya, yang Bapa ada
di dalam aku, dan aku ada di dalam Bapa”.
Ayat ini menunjukkan bahwa Yesus di dalam Tuhan dan Tuhan di dalam Yesus, maksudnya Tuhan dan Yesus itu satu adanya atau singkatnya bahwa Yesuspun Tuhan. Juga dalam Johanes pasal 14 ayat 11 ada menyebutkan: “Percayalah yang aku ini dalam Bapa, dan Bapa dalam aku”.
Ayat ini menunjukkan bahwa Yesus di dalam Tuhan dan Tuhan di dalam Yesus, maksudnya Tuhan dan Yesus itu satu adanya atau singkatnya bahwa Yesuspun Tuhan. Juga dalam Johanes pasal 14 ayat 11 ada menyebutkan: “Percayalah yang aku ini dalam Bapa, dan Bapa dalam aku”.
A: Kalau saudara berpegang dengan
ayat tersebut, bahwa Yesus itu Tuhan, maka saudara harus mengakui juga bahwa
Tuhan itu Yesus dan Yesus itu Tuhan.
B: Tidak demikian, tetapi Yesus dan
Tuhan itu satu.
A: Kalau begitu, saya ingin
bertanya: “Di ayat itu ada dua rangkaian kata ialah “Yesus dan Tuhan”. Siapakah
yang lebih berkuasa di antara keduanya. Tuhan Bapakah atau Yesus.
B: Tentu Tuhan Bapa.
A: Kalau masih ada yang lebih
berkuasa dari Yesus, maka Yesus tentu bukan Tuhan, lebih jelas periksa di Injil
Johanes pasal 14 ayat 28.
B: Baik, di ayat ini ada
menyebutkan: “Kamu sudah dengar aku bilang, yang aku pergi serta datang kembali
sama kamu. Coba kamu cinta sama aku, hati, sebab aku sudah bilang: “Yang aku
pergi sama Bapa, karena bapaku itu lebih dari aku”
A: Di ayat ini Yesus sendiri
mengatakan: “Bapaku itu lebih dari aku”, ini menunjukkan bahwa, kalau Yesus itu
Tuhan, maka ialah tuhan yang tidak sempurna, oleh karena masih ada yang
melebihi tingkatnya. Yang tidak sempurna itu tentu bukan Tuhan. Harap saudara
periksa lagi di Injil Johanes pasal 12 ayat 45.
B: Baik, di pasal dan ayat tersebut
menyebutkan sebagai berikut: “Dan barang siapa yang melihat aku, dia melihat
sama Dia yang mengutus aku”
A: Pantaskah tuhan diutus. Kalau
Yesus itu Tuhan, mengapa ada Tuhan yang di utus. Maksud ayat tersebut siapa
yang melihat Yesus, seolah-olah ia melihat Tuhan yang mengutus Yesus. Jadi
perkataan Yesus diatas menunjukkan bahwa ia bukan Tuhan, melainkan utusan
Tuhan.
B: Saya belum meneliti maksud ayat
di Johanes pasal 10 ayat 38 dan pasal 14 ayat 11 yang menyebutkan bahwa “Bapa
dalam aku dan aku dalam Bapa”, seperti yang telah saya bacakan tadi. Akan
tetapi dalam ayat ini saya berpendapat ada dua macam penafsiran :
1. Yesus adalah Tuhan.
2. Berdasarkan Injil Johanes pasal 12 ayat 45 yang kita baca itu menyebutkan, Yesus itu adalah utusan Tuhan. Utusan disini maksudnya selaku Tuhan ia menyampaikan sendiri ajarannya kepada manusia.
1. Yesus adalah Tuhan.
2. Berdasarkan Injil Johanes pasal 12 ayat 45 yang kita baca itu menyebutkan, Yesus itu adalah utusan Tuhan. Utusan disini maksudnya selaku Tuhan ia menyampaikan sendiri ajarannya kepada manusia.
A: Ayat itu bukan berarti mempunyai
dua macam penafsiran, tetapi diantara dua ayat tersebut yakni di Johanes pasal
10 ayat 38, dan pasal 14 ayat 11 dan Johanes pasal 12 ayat 45 itu adalah
bertentangan. Disatu ayat ditafsirkan Yesus itu Tuhan, dan di ayat lain
disebutkan bahwa Yesus itu utusan Tuhan. Jadi di dalam Injil sendiri terdapat
ayat-ayatnya antara yang satu dengan yang lain bertentangan. Kita perlu ingat
kembali pada pembicaraan kita semula kalau ada kitab suci yang isinya
berselisih antara satu ayat dengan ayat yang lain, maka apakah kitab suci itu
masih akan dipertahankan kesuciannya..?.
B: Betul, kita telah bicarakan hal
itu pada pertemuan yang lalu.
A: Andaikan saudara masih juga
mempertahankan ketuhanan Yesus dengan berdasarkan ayat Bibel yang menyebutkan:
“Yesus dalam Bapa dan Bapa dalam Yesus” sebagaimana tersebut dalam Johanes
pasal 10 ayat 38 dan pasal 14 ayat 11 itu maka saudarapun akan dijawab oleh
kitab Injil saudara sendiri, bahwa penafsiran saudara itu tidak benar.
B: Dimanakah menyebutkan demikian?
A: Silahkan saudara periksa di Injil
Johanes pasal 17 ayat 21.
B: Di pasal dan ayat ini
menyebutkan: “Supaya semua jadi satu, ia Bapa! seperti Bapa dalam saya dan saya
dalam Bapa dan supaya dia orang jadi satu dalam kita, biar dunia percaya Bapa
sudah mengutus saya”.
A: Jelas di ayat ini kalau Yesus
sendiri berkata bahwa Yesus dalam Bapa dan Bapa dalam Yesus dan muridnya pun
ada dalam Bapa. Kalau begitu harus saudara akui bahwa murid-murid Yesuspun
Tuhan juga.
B: Kalau begitu bagaimana arti yang
sebenarnya ayat itu menurut Bapak.
A: Kalimat, “Bapa dalam saya”, dan
muridnya jadi satu dengan kita (Allah dan Yesus) di ayat tersebut maksudnya,
supaya Yesus senantiasa tidak melupakan Allah (Bapa) demikian juga muridnya
tidak melupakan Yesus dan Allah (Bapa). Dan di akhir ayat tersebut Yesus
berkata “biar dunia percaya yang Bapa mengutus saya”. Rangkaian kata-kata ini
tegas sekali Yesus mengakui bahwa ia bukan anak Allah, melainkan utusannya, dan
teruskan saudara baca di Johanes pasal 17 ayat 23
B: Baik, ayat tersebut menyebutkan:
“Saya dalam dia orang, dan Bapa dalam saya, supaya dunia boleh tahu yang Bapa
sudah mengutus saya”
A: Apakah susunan ayat tersebut
belum jelas bahwa Yesus sendiri yang berkata dan mengaku bahwa ia bukan Tuhan,
melainkan utusan Tuhan. Apakah saudara masih belum puas tentang ayat-ayat Injil
yang menunjukkan bahwa Yesus bukan Tuhan, karena saya anggap telah cukup banyak
tunjukkan kepada saudara.
B: Sebagaimana telah saya sampaikan
kepada bapak, saya ingin kepuasan. Sebetulnya keterangan-keterangan bapak telah
memuaskan saya, namun demikian kalau masih ada ayat-ayatnya lagi harap bapak
tunjukkan.
A: Baik saya penuhi pengharapan
saudara silahkan saudara periksa di kitab Samuel yang kedua pasal 7 ayat 22.
B: Pasal dan ayat tersebut
menyebutkan sebagai berikut: “Maka sebab itu besarlah Engkau, ya Tuhan Allah
karena tiada yang dapat disamakan dengan dikau dan tiada Allah melainkan Engkau
sekedar yang telah kami dengar dari telinga kami”
A: Di ayat ini jelas bahwa Yesus
sendiri menghadapkan kata-katanya kepada Allah, bahwa tiada yang dapat
disamakan dengan Allah. Jadi Yesus sendiri mengakui bahwa dirinya tidak sama
dengan Tuhan, dengan kata lain ia bukan Tuhan dan ditengah-tengah ayat itu
Yesus sendiri berkata: “Tiada Allah melainkan engkau”. Jadi Yesus termasuk yang
lain, yakni ia bukan Tuhan Allah. Rangkaian ayat tersebut, Yesus sendiri yang
berkata bahwa, “tiada Tuhan melainkan Allah” mengapa kaum kristen mengangkat
Yesus selaku Tuhan. Silahkan periksa lagi Injil Yahya pasal 17 ayat 8.
B: Baik, sebutan ayat tersebut
adalah sebagai berikut: “Karena segala firman yang telah Engkau firmankan
kepadaku, itulah Aku sampaikan kepada mereka itu, dan mereka itu sudah menerima
dia, dan mengetahui dengan sesungguhnya bahwa Aku datang dari Ada-Mu, dan lagi
mereka itu percaya bahwa Engkau yang menyuruh aku.
A: Di ayat ini Yesus sendiri berkata
bahwa ia menerima firman dari Allah. Kalau Yesus Tuhan, tentunya tidak
membutuhkan firman dari siapapun juga. Di akhir ayat itu juga Yesus sendiri
berkata bahwa “Engkaulah yang menyuruh aku”. Jadi Yesus itu bukan tuhan,
melainkan pesuruh Tuhan, sebagaimana Nabi-nabi dan utusan-utusan Allah yang
lain-lain juga. Teruskan saudara periksa Injil Matius pasal 26 ayat 2.
B: Baik, disini menyebutkan : “Kamu
memang mengetahui bahwa dua hari lagi akan ada hari raya Paskah, dan Anak
manusia akan diserahkan supaya ia disalibkan”
A: Yang dimaksud dengan anak manusia
di ayat itu ialah Yesus sendiri. Jadi jelas Yesus mengakui bahwa ia bukan anak
Tuhan, melainkan anak manusia. Lanjutkan periksa Injil Matius pasal 5 ayat 45.
B: Baik, ayat ini menyebutkan:
“Supaya kamu menjadi anak-anak Bapamu yang disurga…”
A: Cukup sampai disitu. Di ayat ini
saudara saksikan sendiri, bahwa Yesus sendiri yang berkata kepada
murid-muridnya, supaya kamu menjadi anak-anak bapamu yang di surga; yakni
apabila murid-muridnya taat atas perintah-perintah Tuhan, menurut Yesus mereka
akan jadi anak Tuhan juga. Berdasarkan ayat Bibel tersebut tentunya anak tuhan
akan menjadi banyak jumlahnya, bukan Yesus saja.
B: Tetapi di Injil Johanes pasal 1
ayat 34 menyebutkan : “Maka aku sudah melihat itu, serta bersaksi yang dia
inilah anak Allah”.
Juga di Injil Matius pasal 3 ayat 17 menyebutkan: “Maka suatu suara dari langit mengatakan:” Inilah Anakku yang kukasihi, kepadanya aku berkenan”
Di Injil Lukas pasal 1 ayat 32 juga menyebutkan: “Maka ia akan menjadi besar, dan Ia akan dikatakan anak Allah yang Maha Tinggi, maka Allah, Tuhan kita akan mengaruniakan kepadanya takhta Daud, nenek moyangnya itu”.
Di Ibrani pasal 4 ayat 14 menyebutkan: “Sedangkan ada kepada kita seorang Imam Mahabesar yang sudah melintas segala langit, yaitu Yesus Anak Allah, maka hendaklah kita memegang pengakuan itu”.
Dan masih banyak lagi ayat-ayat Bibel yang menerangkan bahwa Yesus Anak Allah. Kalau Bapak memerlukan akan saya tunjukkan ayat-ayatnya.
Juga di Injil Matius pasal 3 ayat 17 menyebutkan: “Maka suatu suara dari langit mengatakan:” Inilah Anakku yang kukasihi, kepadanya aku berkenan”
Di Injil Lukas pasal 1 ayat 32 juga menyebutkan: “Maka ia akan menjadi besar, dan Ia akan dikatakan anak Allah yang Maha Tinggi, maka Allah, Tuhan kita akan mengaruniakan kepadanya takhta Daud, nenek moyangnya itu”.
Di Ibrani pasal 4 ayat 14 menyebutkan: “Sedangkan ada kepada kita seorang Imam Mahabesar yang sudah melintas segala langit, yaitu Yesus Anak Allah, maka hendaklah kita memegang pengakuan itu”.
Dan masih banyak lagi ayat-ayat Bibel yang menerangkan bahwa Yesus Anak Allah. Kalau Bapak memerlukan akan saya tunjukkan ayat-ayatnya.
A: Saya mengerti, bahwa ayat-ayat
Bibel yang menyebutkan Yesus Anak Allah sebagaimana tersebut di:
Matius : Pasal 3 ayat 17, pasal 4
ayat 3, pasal 14 ayat 33, pasal 26 ayat 63 dan Pasal 16 ayat 17
Johanes : Pasal 3 ayat 16, pasal 1
ayat 34 dan 40, pasal 17 ayat 1, pasal 19 ayat 7, pasal 16 ayat 27 dan ayat 30,
pasal 15 ayat 23 dan beberapa ayat lainnya di Johanes.
Rum : Pasal 1 ayat 9, pasal 5 ayat
10, pasal 8 ayat 3, pasal 29 ayat 32.
Galitiah : Pasal 1 ayat 16, pasal 4
ayat 4 dan 6.
Lukas : Pasal 1 ayat 32 dan 35,
pasal 3 ayat 22, pasal 4 ayat 3 dan 9, pasal 4 ayat 43 dan 41.
Ibrani : Pasal 1 ayat 2,5 dan 8,
pasal 3 ayat 6, pasal 4 ayat 14, pasal 5 ayat 5 dan 8.
Matius : pasal 2 ayat 15, pasal 3 ayat
17, pasal 4 ayat 3 dan ayat 6, pasal 14 ayat 33, pasal 26 ayat 63, pasal 16
ayat 17.
Korintus : Pasal 1 ayat 9
Dan masih ada beberapa ayat lain di
kitab Injil yang menyebutkan Yesus itu Anak Allah tetapi maksudnya bukan anak
Allah yang sebenarnya, karena Yesus sendiri mengaku dikitab Injil bahwa ia
adalah utusan Allah, bukan Anak Allah. Dan ia sendiri berkata: “anak manusia”
bukan anak Tuhan, Jadi jumlah ayat-ayat di kitab Injil yang menyebutkan Yesus
itu anak Allah tidak menjamin kebenarannya bahwa ia anak Allah betul-betul,
sebagaimana kita sering mendengar ucapan-ucapan “Anak Kapal”, “Anak Sekolah”,
tidak berarti bahwa kapal dan sekolah itu beranak, melainkan mempunyai arti
bahwa orang itu selalu terikat oleh peraturan-peraturan kapal dan pelajaran-pelajaran
di sekolah. Periksa lagi Yahya pasal 5 ayat 30.
B: Ayat tersebut demikian bunyinya :
“Suatu pun tidak aku dapat berbuat menurut kehendakku sendiri melainkan aku
menjalankan hukum sebagaimana yang aku dengar, dan hukumku itu adil adanya,
karena bukannya aku mencari kehendak diriku, melainkan kehendak Dia yang
menyuruhkan aku.
A: Di sini jelas sekiranya Yesus itu
Tuhan, tentu dapat berbuat sekehendaknya sendiri. Tetapi di Bibel sendiri
menyebutkan bahwa perbuatan Yesus itu adalah kehendak Tuhan. Dan sekiranya
Yesus itu Tuhan, tentunya tidak ada yang mengutus. Mustahil Tuhan menjadi
utusan Tuhan, atau dengan lain kata “Utusan Tuhan itu adalah Tuhan”, bisakah
terjadi demikian.
B: Sudah jelas dan terima kasih.
A: Silahkan periksa lagi di Yahya
pasal 3 ayat 13.
B: Baik, disini menyebutkan:
“Seorang pun tiada naik kesurga, kecuali ia yang sudah turun dari surga, yaitu
anak manusia”.
A: Jelas di Bibel sendiri
menyebutkan bahwa Yesus sendiri adalah anak manusia bukan anak Tuhan.
B: Betul berdasarkan ayat tersebut
Yesus adalah anak manusia.
A: Periksa lagi di Matius pasal 27
ayat 30
B: Baik, disini menyebutkan : ” Maka
mereka itupun meludahi Dia, serta mengambil buluh itu memalu kepalanya”.
A: Kalau Yesus itu betul Tuhan,
bagaimana Tuhan bisa diludahi dan diperolok-olokkan. Mengapa ada Tuhan yang
begitu lemah. Sesuai dengan pengharapan saudara supaya puas dengan soal
ketuhanan Yesus menurut Bibel dan perkataan Yesus sendiri ada menyebutkan Ia
bukan Tuhan, sekali lagi periksa di Matius pasal 21 ayat 18 dan 19.
B: Baik, di sini menyebutkan: ” Pada
pagi-pagi harinya, apabila Ia kembali kenegeri itu, ia merasa lapar”. Serta
dipandangnya sepohon ara di sisi jalan, pergilah ia kesitu dan didapatinya
suatu apapun tiada dipohon itu, melainkan daun sahaja. Lalu berkatalah Ia
kepadanya: Janganlah jadi buah dari padamu lagi selama-lamanya. Maka dengan
seketika itu juga layulah pohon ara itu”.
A: Kalau Yesus itu Tuhan tentu ia
tidak akan mengutuk pohon itu supaya tidak berbuah melainkan ia akan
menciptakan buah pada pohon itu dengan kekuasaannya selaku Tuhan. Akan tetapi
pohon yang tidak berbuat kesalahan apa-apa kepada Yesus dan pohon yang tidak
tahu apa-apa itu malah dikutuk oleh Yesus. Wajarkah Tuhan mengutuk makhluk yang
tidak bersalah. Padahal kalau betul Yesus itu Tuhan tentu Ia berkuasa
menciptakan pohon itu supaya mengeluarkan buahnya seketika itu juga, tidak lalu
mengutuknya.
B: Bapak hafal betul tentang
ayat-ayat di Kitab Injil, jadi sudah jelas berdasarkan ayat-ayat Injil yang
bapak sebutkan dan dikuatkan lagi dengan beberapa ayat lainnya, nyatalah bahwa
Yesus itu bukan anak Tuhan.
A: Persoalan Yesus anak Tuhan itu
telah kita bicarakan pada pertemuan pertama, dan sudah dibereskan oleh Injil
sendiri yang menyebutkan bahwa selain Yesus masih banyak lagi beberapa manusia
yang harus diakui Anak Tuhan, dan seharusnya mereka itu diakui juga oleh
golongan Kristen, menjabat anak tuhan, bukan Yesus saja, karena berdasarkan
Kitab Injil sendiri anak Tuhan itu banyak.
B: Ya betul kita telah bicarakan
tentang itu.
A: Supaya lebih Jelas, baiklah saya ulangi, di Injil ada
menyebutkan bahwa:
1. Daud anak Allah yang sulung (Mazmur, pasal 89 ayat 27)
2. Yakub (Israil) adalah anak Allah yang Sulung (Keluaran pasal 4 ayat 22 dan 23)
3. Afraim adalah anak Allah yang Sulung (Yeremia pasal 31 ayat 9)
Jadi Daud anak Allah yang sulung, Yakub anak Allah yang sulung, dan Afraim juga anak Allah yang sulung. Ketiga-tiganya atau kesemuanya adalah anak sulung. Yang manakah yang betul-betul sulung. Apakah ayat ini benar semuanya atau salah semuanya. Karena itu saya jelaskan bahwa Anak Allah yang tersebut dalam Bibel itu, tidak berarti anak Allah yang sebenarnya melainkan maksudnya ialah kekasih Allah, atau mereka yang taat kepada perintah-perintah tuhan.
1. Daud anak Allah yang sulung (Mazmur, pasal 89 ayat 27)
2. Yakub (Israil) adalah anak Allah yang Sulung (Keluaran pasal 4 ayat 22 dan 23)
3. Afraim adalah anak Allah yang Sulung (Yeremia pasal 31 ayat 9)
Jadi Daud anak Allah yang sulung, Yakub anak Allah yang sulung, dan Afraim juga anak Allah yang sulung. Ketiga-tiganya atau kesemuanya adalah anak sulung. Yang manakah yang betul-betul sulung. Apakah ayat ini benar semuanya atau salah semuanya. Karena itu saya jelaskan bahwa Anak Allah yang tersebut dalam Bibel itu, tidak berarti anak Allah yang sebenarnya melainkan maksudnya ialah kekasih Allah, atau mereka yang taat kepada perintah-perintah tuhan.
B: Saya sudah mengerti terima kasih.
A: Tetapi saudara mungkin belum mengerti betul tentang
arti “Anak dan Bapa” dalam bahasa Ibrani, atau susunan bahasa yang terpakai
dalam Bibel.
B: Kalau begitu bagaimanakah arti yang sebenarnya.
A: Dalam bahasa Ibrani kata “Bapa” itu dipakai buat
Tuhan, sedangkan kata “anak” dipakai buat mereka yang dihormati, seperti para
Nabi dan para Rasul.
B: Dasar apakah yang dipergunakan oleh bapak tentang
keterangan itu.
A: Saya sudah sebutkan pada pertemuan yang pertama ialah
tersebut dalam Injil Matius
B: Saya tidak ingat, di pasal dan
ayat berapa.
A: Silahkan buka Matius, pasal 5
ayat 9.
B: Baik, di sini disebutkan:
“Berbahagialah segala orang yang mendamaikan orang karena mereka itu akan
disebut anak Allah”.
A: Jelas siapa saja mendamaikan
manusia akan disebut akan menjabat “Anak Allah”, kalau begitu anak Allah itu
ratusan, ribuan malah mungkin jutaan orang, jadi bukan Yesus saja.
B: Apakah tidak sebaiknya kita
lanjutkan besok malam saja, karena sudah larut malam.
A: Terserah saudara, tetapi baiklah
besok malam saja kita lanjutkan.
Malam Ke 4 : Yesus Penebus Dosa
Posted on November 3,
2007 by SMS/CALL: 085290206534 (silahkan buka situs2 islam bermanfaat: http://www.eramuslim.com , http://www.kajian.net ,http://www.alsofwah.or.id , http://www.muslim.or.id , http://www.almanhaj.or.id ,http://www.muslimah.or.id , http://www.google.com , http://www.google.co.id , yahoo.com
A: Betulkah Kepercayaan Kristen bahwa datangnya Yesus
adalah untuk menebus Dosa.
B: Memang demikian.
A: Dimanakah menyebutkan
B: Dalam kitab Perbuatan Rasul-rasul
pasal 5 ayat 31
A: Tolong bacakanlah
B: Baik, di sini ada menyebutkan:
“Ia inilah ditinggalkan oleh tangan kanan Allah menjadi Raja dan Juru Selamat
akan mengaruniakan tobat kepada Bani Israil dan jalan keampunan dosa”.
A: Susunan kata ini diucapkan oleh
Petrus, bukan perkataan Yesus dan bukan wahyu dari Tuhan
B: Tetapi dalam Injil Lukas pasal 2
ayat 10 dan 11 juga ada menyebutkan.
A: Bacakanlah
B: Disini menyebutkan: “Maka kata malaikat
itu kepada mereka itu: “Jangan takut, karena sesungguhnya Aku memberikan
kepadamu suatu kesukaan besar yang akan jadi bagi segenap kaum. Sebab pada hari
ini sudah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus Tuhan itu, di dalam negeri
Daud”.
A: Malaikat itu berkata kepada siapa
menurut ayat itu
B: Di Lukas pasal 2 ayat 8 dan 9
menyebutkan bahwa malaikat berkata kepada orang gembala yang tinggal di padang,
menjaga kawan binatangnya pada waktu malam.
A: Tidak ada keterangan bahwa yang
berkata itu malaikat, dan tidak ada pernyataan dari orang gembala sendiri
mengenai peristiwa tersebut.
B: Buat saya tidak perlu memeriksa
lebih mendalam lagi, karena di Injil menyebutkan Yesus adalah Juru Selamat dan
penebus dosa, itu sudah cukup.
A: Baik, kalau saudara tidak perlu
memeriksa kembali ayat tersebut tidak apa, saya ikuti kemauan saudara, namun
saya ingin memberitahukan kepada saudara, bahwa dalam kitab Kisah Rasul pasal 5
ayat 31 yang saudara baca tadi ada menyebutkan bahwa Yesus, hanya penebus dosa
bagi Bani Israil saja, bukan untuk semua manusia. Dan saudara sendiri selaku
penganut agama Kristen tentunya tidak tertebus dosanya oleh Yesus, oleh karena
saudara bukan turunan Bani Israil. Demikianlah kalau saudara betul-betul
berpegang pada Kitab Suci saudara kitab Injil saudara, yang telah saudara baca
sendiri.
B: Diwaktu itu mungkin hanya Bani
Israil saja yang ada. Karena itulah Yesus berkata begitu, tetapi pada
hakekatnya untuk semua manusia.
A: Kalau benar sanggahan saudara,
silahkan saudara buka di Matius pasal 1 ayat 21.
B: Baik, di Matius pasal 1 ayat 21
menyebutkan: “Maka Ia akan beranakkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah
engkau menamakan Ia Yesus, karena Ia-lah yang akan melepaskan kaumnya dari pada
segala dosanya”.
A: Apakah belum Jelas, Bibel sendiri
yang menerangkan bahwa kedatangan Yesus hanya untuk melepaskan dosa kaumnya
saja bukan untuk semua manusia, sebagaimana kita telah bicarakan.
B: Akan tetapi dapat juga saya
artikan: “Kaum” itu dengan “Bangsa”, ialah bangsa manusia. Jadi yang
dimaksudkan ialah untuk semua bangsa.
A: Dengan dasar apa saudara memberi
arti begitu. Di Bibel sendiri nyata-nyata menyebutkan dengan kata “Kaumnya”.
Taruh kata saudara alihkan kata: “Kaum” dengan arti “Bangsa”, maka yang
demikianpun tidak dapat diartikan lain, kecuali hanya bangsanya Yesus sendiri
saja ialah bangsa Ibrani (Israil).
B: Saya masih belum yakin keterangan
bapak selama di Bibel sendiri tidak menyebutkan dengan tegas, bahwa kedatangan
Yesus untuk Bani Israil saja.
A: Sekiranya di Bibel ada
menyebutkan, betulkah saudara akan menjadi yakin, bahwa kedatangan Yesus itu
bukan untuk semua bangsa.
B: Ya, saya yakin, dan demikianlah
pendapat saya.
A: Apakah saudara sudah periksa di
Bibel.
B: Saya sudah periksa, tetapi saya
tidak hafal ayat-ayat Bibel yang ratusan malah mungkin ribuan ayat itu.
A: Kalau begitu, silahkan periksa
Injil Matius pasal 15 ayat 24.
B: Baik, disini menyebutkan: “Maka
jawab Yesus, katanya “Tiadalah aku disuruhkan yang lain hanya kepada segala
domba yang sesat diantara Bani Israil””.
A: Bukankah ayat ini sudah jelas,
dan tidak bisa diputar-putar lagi, Yesus sendiri mengakui bahwa ia di Utus
untuk Bani Israil saja, bukan untuk semua manusia atau lain. Jadi kalau
penganut Yesus (umat kristen) yang bukan golongan Bani Israil, tentunya tidak
termasuk umatnya Yesus, dan dosanya tidak bisa ditebus/tertebus, karena Yesus
hanya menjadi Juru Selamat untuk Bani Israil saja, sedangkan saudara sendiripun
bukan dari golongan Bani Israil.
B: Ya, kalau demikian bagi saya agak
repot. Entah bagaimana ini semestinya.
A: Nah, kalau begitu orang bisa
berpendapat apakah faedahnya orang-orang Kristen menyebarkan agamanya kepada
manusia yang bukan Bani Israil. Sedangkan Yesus sendiri tidak berbuat demikian.
Apakah cara yang demikian tidak bisa dinamakan melangkahi ajaran Yesus.
Dan di Injil Matius yang saudara baca baru-baru ini ada menyebutkan juga susunan kata Yesus sendiri “Tiadalah aku disuruhkan kepada yang lain”. Jelas disini Yesus sendiri ia mengakui ia disuruh. Kalau Yesus itu dikatakan Tuhan, maka pantaskah Tuhan itu jadi pesuruh. Jadi Yesus itu bukan Tuhan, melainkan pesuruh Tuhan sesuai dengan pengakuan Yesus sendiri, yang menyebutkan dalam Kitab Injil saudara sendiri.
Dan di Injil Matius yang saudara baca baru-baru ini ada menyebutkan juga susunan kata Yesus sendiri “Tiadalah aku disuruhkan kepada yang lain”. Jelas disini Yesus sendiri ia mengakui ia disuruh. Kalau Yesus itu dikatakan Tuhan, maka pantaskah Tuhan itu jadi pesuruh. Jadi Yesus itu bukan Tuhan, melainkan pesuruh Tuhan sesuai dengan pengakuan Yesus sendiri, yang menyebutkan dalam Kitab Injil saudara sendiri.
B: Betul begitu, akan tetapi maaf
terlebih dulu apakah misalnya tidak mungkin ayat itu ada salah cetak. Ini hanya
kira-kiraan saya sendiri saja, tetapi sekali lagi saya minta maaf.
A: Tidak apa saudara bersikap
ragu-ragu, tetapi untuk menghilangkan keragu-raguan baiklah kita periksa kitab
yang berbahasa Belanda ini yang kebetulan saudara bawa. Kitab ini berjudul :
“Bijbellezingen voor het Huisgezin”. Setujukah saudara.
B: Baiklah, dan memang demikian
maksud kami sebelumnya, agar dapat kita periksa bersama-sama apakah ayat Bibel
yang berbahasa Indonesia, ada bersamaan maksudnya dengan yang berbahasa belanda.
A: Silahkan saudara periksa di bab:
“De onderdanen van het koningrijk” halaman 834, ayat 12 apakah sudah
diketemukan ayatnya.
B: Sudah ini dia.
A: Nah mari kita periksa, di ayat
ini menyebutkan: “Toen de vrouw van Kanaan tot Christus kwan, Hem om smehende
haar dochter te genezen, wat zei Hijtoen?. Maar Hij antwoordende, zeide : “Ik
ben niet gezenden dan tot de verloren schapen van huis israel””
Kalau kita salin kedalam bahasa Indonesia: “Ketika seorang perempuan dari Kanaan datang di hadapan Kristus mengemis-mengemis padanya supaya mengobati (menyembuhkan) anaknya, lalu apakah katanya ?. Maka jawab Yesus, katanya : “Tiadalah aku disuruhkan yang lain, hanya kepada segala domba yang sesat dari antara Bani Israil””
Kalau kita salin kedalam bahasa Indonesia: “Ketika seorang perempuan dari Kanaan datang di hadapan Kristus mengemis-mengemis padanya supaya mengobati (menyembuhkan) anaknya, lalu apakah katanya ?. Maka jawab Yesus, katanya : “Tiadalah aku disuruhkan yang lain, hanya kepada segala domba yang sesat dari antara Bani Israil””
B: Yah terus terang saja, tampaknya
pendirian saya sudah mulai condong kepada keterangan-keterangan bapak.
A: Alhamdulillah, saya bersyukur,
karena saudara sudah tambah bimbang dalam keyakinan saudara. Pada pertemuan
yang lalu, kita sudah membaca susunan ayat di Injil Matius pasal 26 ayat 1 dan
2.
B: Betul saya ingat, saya akan
menjelaskan ayat tersebut
A: Baik, kalau saudara masih merasa
perlu memberikan penjelasan.
B: Saya akan bacakan lagi bunyi ayat
tersebut.
A: Baik, pada pertemuan yang lalu
telah saya terangkan. Mungkin saudara masih perlu membantah (membantah
keterangan saya tersebut). Silahkan saudara membacanya.
B: Ayat tersebut berbunyi sebagai
berikut: “Setelah Yesus menyudahi ucapan itu, maka bertuturlah pula ia kepada
murid-muridnya: “Kamu memang mengetahui bahwa dua hari lagi akan ada hari raya
Paskah, dan Anak manusia akan diserahkan supaya ia disalibkan”.
Jadi kedatangan Yesus memang untuk disalib. Berdasarkan ayat ini.
Jadi kedatangan Yesus memang untuk disalib. Berdasarkan ayat ini.
A: Mengapa Yesus berteriak minta
tolong kepada Tuhan di waktu akan disalib, kalau memang benar kedatangan Yesus untuk
disalib.
Mestinya dia bersedia untuk disalib. Seruan Yesus minta-minta tolong itu, sebagaimana saya telah sebutkan pada pertemuan kita yang pertama, ialah di Matius pasal 27 ayat 46: yang bunyinya sebagai berikut: “Maka sekira-kira pukul tiga itu, berserulah Yesus dengan suara yang nyaring, katanya: “Eli, Eli, lama sabachtani”, artinya “Ya Tuhanku, Ya Tuhanku, apakah sebabnya Engkau meninggalkan Aku”.
Mestinya dia bersedia untuk disalib. Seruan Yesus minta-minta tolong itu, sebagaimana saya telah sebutkan pada pertemuan kita yang pertama, ialah di Matius pasal 27 ayat 46: yang bunyinya sebagai berikut: “Maka sekira-kira pukul tiga itu, berserulah Yesus dengan suara yang nyaring, katanya: “Eli, Eli, lama sabachtani”, artinya “Ya Tuhanku, Ya Tuhanku, apakah sebabnya Engkau meninggalkan Aku”.
B: Di ayat yang dibacakan tadi
menunjukkan badan ketuhanan Yesus sudah mengetahui lebih dahulu bahwa badan
kemanusiaannya akan di salib. Jadi yang berteriak itu bukan anak Tuhan ,
melainkan badan kemanusiaannya Yesus , oleh karenanya itu ia menyerah untuk
disalib.
A: Kalau begitu, diwaktu Yesus di
Salib ada dimanakah badan ketuhanannya Yesus itu. Kalau saudara menjawab
terpisah, maka hal itu menunjukkan bahwa tidak selamanya Yesus menjadi satu
dengan Tuhan. Tetapi kalau saudara menjawab tetap disitu, mengapa badan
ketuhanannya tidak dapat menolong Yesus, sehingga ia berteriak-teriak minta
tolong.
B: Saya tidak mengerti bagaimana
soal ini sebenarnya.
A: Bukan itu saja, malah kita masih
bisa meneruskan lagi di Matius pasal 26 ayat 38 yang menyebutkan: “Kemudian
kata Yesus kepada mereka itu: Hatiku amat sangat berduka cita hampir mati
rasaku; tinggallah kamu di sini dan berjagalah sertaku”
Mengapa badan Ketuhanan Yesus tidak berkuasa menghilangkan duka cita yang dirasakan olehnya. Malah ia berkata kepada muridnya minta berjaga bersama dia. Pantaskah Tuhan minta-minta kepada manusia.
Mengapa badan Ketuhanan Yesus tidak berkuasa menghilangkan duka cita yang dirasakan olehnya. Malah ia berkata kepada muridnya minta berjaga bersama dia. Pantaskah Tuhan minta-minta kepada manusia.
B: Kalau saya berpegang pada ayat
Injil tersebut, bahwa kedatangan Yesus untuk bani Israil saja, maka apakah
salahnya kalau kita mengajak manusia diluar bani Israil supaya percaya kepada
Yesus.
A: Kalau saudara konsekwen berpegang
pada ayat Injil itu mestinya tidak demikian pendapat saudara. Kalau saudara
telah menyimpang dari langkah Yesus oleh karena Yesus sendiri mengatakan bahwa
kedatangannya hanya untuk menebus dosa bani Israil semata-mata, bukan manusia
lainnya.
B: Taruh kata kedatangan Yesus itu
hanya untuk bani Israil saja, dan andaikata ada orang dari luar Bani Israil
yang masuk Kristen, maka hal tersebut tidak berarti ayat Injil dan ajaran
Kristen itu ada kesalahan.
A: Kalau begitu apakah orang Bani
Israil yang menyalibkan Yesus itu sudah tertebus dosanya
B: Entahlah
A: Mengapa dalam kitab Injil
tersebut Yesus berkata bahwa kedatangannya untuk menebus dosanya bani Israil,
Dengan demikian maka orang bani Israil yang menyalibkan Yesus mestinya sudah
tertebus dosanya. Terlebih lagi berdasarkan keterangan saudara mestinya manusia
yang menyalibkan Yesus itu tidak berdosa, malah menerima pahala besar, kalau
kedatangannya Yesus memang untuk disalib.
Andaikata tidak ada orang yang bersedia menyalibkan Yesus, tentu tidak terlepas dosanya bani Israil dan kedatangannya Yesus tidak dapat lagi disebut selaku penebus dosa.
Mestinya orang yang menyalibkan Yesus itu menerima pahala besar, tidak dilaknat, karena mereka telah berjasa menyalibkan Yesus, karena perbuatan mereka itulah, dosa-dosa bani Israil tertebus semuanya. Jawaban ini sebagian telah saya sampaikan pada pertemuan kita yang lalu.
Andaikata tidak ada orang yang bersedia menyalibkan Yesus, tentu tidak terlepas dosanya bani Israil dan kedatangannya Yesus tidak dapat lagi disebut selaku penebus dosa.
Mestinya orang yang menyalibkan Yesus itu menerima pahala besar, tidak dilaknat, karena mereka telah berjasa menyalibkan Yesus, karena perbuatan mereka itulah, dosa-dosa bani Israil tertebus semuanya. Jawaban ini sebagian telah saya sampaikan pada pertemuan kita yang lalu.
B: Dalam hal ini saya belum bisa
menjawab sekarang, tetapi mungkin dilain waktu.
A: Saya akan ulangi lagi pertanyaan
saya: Betulkah lantaran Yesus di Salib dosa bisa terhapus.
B: Ya, betul begitu menurut ayat
Injil.
A: Alat apakah digunakan untuk
menyalibkan Yesus.
B: Kalau saya tidak salah, ialah
kayu yang disebut: “Kayu Salib”
A: Kalau begitu Yesus tergantung
pada kayu pada waktu disalibkan.
B: Ya, demikian, sebagaimana kita
sering melihat gambar Yesus disalib.
A: Silahkan saudara periksa di
Galatia pasal 3 ayat 13
B: Baik, disini disebutkan: “Maka
Kristus sudah menebus kita dari pada kutuk Torat itu dengan menjadi satu kutuk
karena kita, karena ada tersurat: “Bahwa terkutuklah tiap-tiap orang yang
tergantung pada kayu””
A: Menurut keterangan saudara, Yesus
rela untuk di salib, sedangkan menurut Galatia yang saudara baca menyebutkan:
Terkutuklah tiap-tiap orang yang tergantung pada kayu, dan kalau begitu apakah
bisa menebus dosa manusia.
B: Terima kasih , saya sudah
menyadari. Apakah tidak sebaiknya kita pindah kepada pasal-pasal yang lain.
Tetapi di lain malam, karena sekarang waktunya sudah terlalu larut malam.
A: Baiklah terserah saudara
Malam Ke 5 : Dosa Waris
Posted on November 3,
2007 by SMS/CALL: 085290206534 (silahkan buka situs2 islam bermanfaat: http://www.eramuslim.com , http://www.kajian.net ,http://www.alsofwah.or.id , http://www.muslim.or.id , http://www.almanhaj.or.id ,http://www.muslimah.or.id , http://www.google.com , http://www.google.co.id , yahoo.com
B: Saya ingin menerima penjelasan dari bapak kyai,
tentang kepercayaan kepada dosa waris yang disebabkan karena dosanya Adam dan
Hawa.
A: Baiklah, saya akan berikan jawabannya, tetapi
sebelumnya saya ajukan pertanyaan: Betulkah menurut kepercayaan Kristen bahwa
anak cucu Adam dan Hawa dari sejak dilahirkan sudah membawa dosa.
B: Betul begitu, karena Adam dan Hawa berdosa, maka
cucunya menerima warisan dosa dari keduanya.
A: Mengapa dosa Adam dan Hawa diwariskan kepada cucunya,
mestinya setiap manusia memikul dosanya dari perbuatannya sendiri, bukan
memikul dosanya orang lain.
B: Tetapi menurut ajaran Kristen, setiap manusia pada
sejak waktu dilahirkan sudah memikul dosa, atau menerima warisan dosa dari
dosanya Adam dan Hawa. Oleh karena kedatangan Yesus itu adalah untuk menebus
dosa-dosa manusia dari warisan Adam dan Hawa tersebut.
A: Kalau keterangan saudara benar pada ajaran Kristen,
silahkan saudara periksa kitab Nabi Yehezkiel pasal 18 ayat 20.
B: Pasal dan ayat tersebut menyebutkan: “orang berbuat
dosa, ia itu juga akan mati; maka anak tiada akan menanggung kesalahan
bapaknya, dan Bapa pun tiada akan menanggung kesalahan anak-anaknya; kebenaran
orang yang benar akan tergantung atasnya dan kejahatan orang fasik pun akan
tergantung atasnya”.
A: Jelas Bibel sendiri menyebutkan bahwa setiap manusia
akan menanggung sendiri perbuatan baik maupun buruk, tidak boleh dibebankan
atau diwariskan kepada orang lain. Berdasarkan ayat tersebut, maka dosa Adam
dan Hawa harus ditanggung sendiri oleh keduanya. Tetapi mengapa dosa Adam dan
Hawa harus diwariskan atas anak cucunya, sehingga anak cucunya ikut serta
menanggung dosanya; padahal kitab Injil sendiri tegas menyebutkan bahwa setiap
perbuatan baik atau buruk yang dikerjakan oleh seseorang tidak dapat dibebankan
atas orang lain. Baiklah, saya teruskan pertanyaan saya pada saudara; sejak
umur berapa saudara di baptis.
B: Kata orang tua saya, sejak umur tiga bulan dibawa ke
gereja dan disana dibaptis, oleh karena setiap manusia sejak dilahirkan sudah
membawa dosanya Adam dan Hawa yang disebut Dosa Waris, jadi sejak bayipun sudah
membawa dosa; oleh karenanya saya dibaptis waktu masih kecil.
A: Apakah perbuatan demikian itu berdasarkan kitab Bibel
B: Saya berkeyakinan demikian. Sebagaimana saya terangkan
bahwa bayi yang baru dilahirkan itu tidak suci, yakni sudah membawa dosanya
Adam dan Hawa.
A: Kalau begitu, bayi yang belum dibaptis sekiranya ia
meninggal dunia (mati) tentu tidak akan masuk surga, sebab matinya ada membawa
dosanya Adam dan Hawa.
B: Ya, mestinya demikian.
A: Silahkan periksa Matius pasal 19
ayat 14.
B: dipasal dan ayat ini menyebutkan:
“Tetapi kata Yesus. “Biarkanlah kanak-kanak itu, jangan dilarangkan mereka itu
datang kepadaku, karena orang yang sama seperti inilah yang empunya kerajaan
surga””
A: Nah,…perhatikanlah di ayat itu
nyata-nyata Yesus sendiri yang berkata ia mengakui kesuciannya kanak-kanak.
Sedangkan mereka belum mengakui kesalibannya Yesus dan juga belum dibaptiskan,
tetapi mempunyai kerajaan surga. Jadi berdasarkan pengakuan Yesus sendiri bahwa
kanak-kanak itu tidak membawa dosa waris dari Adam dan Hawa, oleh karena itulah
Yesus berkata : Mereka adalah suci dari dosa dan dengan sendirinya masuk surga.
Saya ingin bertanya lagi, Saudara waktu umur tiga bulan itu sudah membawa
dosakah atau belum.
B: Kalau berdasarkan perkataan Yesus
yang bapak katakan tadi, tentu tidak.
A: Jadi masih suci dari dosa
walaupun tanpa dibaptiskan.
B: Ya betul demikian.
A: Kalau begitu, apakah gunanya
saudara dibaptis pada waktu umur tiga bulan itu.
B: Waktu umur tiga bulan tentu saya
tidak tahu apa-apa
A: Saya bertanya sekarang, bukan
bertanya kepada saudara diwaktu saudara berumur tiga bulan, Jadi apakah
sekarang saudara sudah menyadari tentang tidak adanya dosa waris.
B: Seperti bapak terangkan tadi,
berdasarkan pengakuan Yesus sendiri tentu saya menyadarinya. Karena, Yesus
sendiri yang mengatakan bahwa anak-anak itu suci pada waktu dilahirkan.
A: Nah, bagaimanakah sekarang, masih
adakah pandangan saudara terhadap dosa waris
B: Tentu saja harus menyadari
berdasarkan perkataan Yesus sendiri bahwa aman-anak yang baru dilahirkan itu
suci tidak membawa dosa sedikitpun.
A: tidak membawa dosa yang
bagaimana.
B: Ya, tidak membawa warisan dosa
dari Adam dan Hawa.
A: Kalau begitu saudara telah
mengakui bahwa dosa waris itu tidak ada
B: Ya, demikianlah harus saya akui
berdasarkan Kitab Bibel sendiri.
A: Syukur saudara telah mengakui
tidak adanya dosa waris, kalau dosa waris itu turun-temurun, maka anak yang
baru lahir yang belum tahu apa-apa belum bisa memisahkan antara yang baik dan
buruk, kalau bayi itu mati ia membawa dosa dan masuk neraka, dan dimanakah
letaknya keadilan Tuhan kalau demikian.
B: Ya, saya bisa terima keterangan
Bapak.
A: Nah, coba pikirkan dengan penuh
kesadaran. Kalau ada seorang tua dari beberapa orang anak, dan orang tua itu
menjadi penipu, pencuri, penghianat, berbuat aniaya, kejam, dan bermacam-macam
dosa ia kerjakan, lalu ia dihukum masuk penjara, apakah anak-anaknya juga
diharuskan menanggung dosa orang-orang tuanya, lalu anak-anak itu harus dihukum
juga masuk penjara dengan alasan dosa waris. Apakah pengadilan semacam itu akan
dikatakan penegak keadilan.
B: Terima kasih, saya sudah
menyadari, bahwa dosa itu tidak bisa diwariskan atau dioperkan kepada orang
lain.
A: Syukur kalau begitu.
B: Akan tetapi kalau dosa itu tidak
bisa diwariskan mestinya pahala juga tidak diwariskan. Bagaimanakah menurut
ajaran agama Islam dalam hal itu.
A: Tidak bisa, malah tidak boleh;
baik pahala maupun dosa dioperkan pada orang lain.
B: Jawaban “tidak boleh” itu apakah
menurut pendapat bapak sendirikah atau menurut ajaran Islam.
A: Menurut ajaran Islam, pahala
seseorang tidak boleh diwariskan atau dioper kepada orang lain, begitu juga
dosanya seseorang tidak boleh diwariskan kepada orang lain. Setiap orang
menanggung sendiri pahala dan dosanya atas perbuatannya sendiri.
B: Akan tetapi saya pernah membaca
sebuah buku agama Islam yang menerangkan bahwa Nabi Muhammad pernah berkorban
seekor kambing buat umatnya sekalian dan buat familinya. Ini berarti bahwa Nabi
Muhammad mewariskan atau mengoperkan pahala kepada orang lain, yakni kepada
umatnya dan familinya. Yang demikian itu bukan dosa waris, tetapi jelas pahala
waris.
Jadi di dalam ajaran Islam ada juga pahala waris, maka saya kira bapak tidak perlu urus tentang dosa-dosa waris dalam ajaran Kristen, kalau di dalam ajaran Islam terdapat ajaran pahala waris atau ajaran oper pahala.
Jadi di dalam ajaran Islam ada juga pahala waris, maka saya kira bapak tidak perlu urus tentang dosa-dosa waris dalam ajaran Kristen, kalau di dalam ajaran Islam terdapat ajaran pahala waris atau ajaran oper pahala.
A: kalau buku agama Islam yang
saudara baca mau dijadikan pokok tentang bolehnya warisan pahala, mestinya
orang Islam boleh sembahyang dan berpuasa, lalu diwariskan pahalanya buat
sekalian umat Islam yang masih hidup dan yang mati, tetapi tidak ada umat Islam
yang berbuat demikian, kalaupun ada, mungkin karena mereka tidak tahu, bahwa
perbuatan yang demikian itu, bertentangan dengan kitab sucinya Al Qur’an. Jadi
bukan kitab sucinya yang salah, tetapi penganutnya sendiri, dan berbeda dengan
kitab Bibel yang mengandung banyak perselisihan antara satu ayat dengan yang
lain. Di dalam kitab suci Al Qur’an, tidak terdapat ajaran pahala waris maupun
dosa waris. Akan tetapi dalam kitab Bibel (Kristen) antara satu ayat dengan
ayat yang lain bersimpang siur.
B: Saya pernah membaca kitab
terjemahan Al Qur’an bahasa Indonesia, kalau tidak keliru di dalam surat Ath
Thurr ayat 21 ada menyebutkan yang maksudnya bahwa anak-anak orang mukmin akan
dimasukkan surga lantaran ibu bapaknya. Jadi lantaran amalan ibu bapaknya
anak-anak itu masuk surga. Kalau yang demikian itu bukan pahala waris, lalu
apakah namanya.
A: Ayat Al Qur’an yang saudara
maksudkan itu bunyinya akan saya bacakan sebagai berikut: Yang artinya: “Dan
mereka yang beriman dan diikuti oleh anak-anak cucunya (keturunannya) dengan
keimanan pula. Kami (Allah) kumpulkan anak cucu itu dengan mereka dan tiadalah
kami kurangi pahala amalan mereka sedikit juapun” (Surat Ath Thurr ayat 21).
Diayat ini jelas menyebutkan tidak adanya pahala waris, malah tanggungan pun
mengenai pahala warispun tidak ada. Yang masuk surga bersama Ibu bapaknya itu
adalah anak-anak yang belum baligh, karena yang sudah baligh tentu bertanggung
jawab sendiri. Oleh karenanya dalam ayat tersebut ada sambungannya. Yang
artinya: “Setiap orang bertanggung jawab (terikat) oleh amalannya
sendiri-sendiri (masing-masing)”. Jadi setiap orang menanggung dosa dan pahala
atas perbuatannya masing-masing bukan warisan dari orang lain.
B: Apakah di dalam Kitab Al Qur’an
ada yang lebih tegas menyebutkan bahwa dosa dan pahala itu tidak dapat
diwariskan atau dihadiahkan pada orang lain.
A: Ada, cukup banyak.
B: Maafkan, kami ingin mengetahui di
surat apa, dan di ayat berapa, kami akan cocokkan dirumah, karena kami ada
mempunyai kitab terjemahan Al Qur’an Bahasa Indonesia. Mungkin juga
saudara-saudara yang hadir di sini juga memerlukan juga.
HADIRIN: Perlu diterangkan, karena
memang penting diterangkan.
A: Apakah tidak sebaiknya kita
bersama-sama memeriksa di sini saja, kalau saudara menyetujui saya suruh
ambilkan Al Qur’an lalu saya tunjukkan surat dan ayatnya sekali. Bagaimana,
apakah sekarang juga.
B: Kalau Bapak hafal lebih baik
sebutkan sekarang saja ayat-ayatnya , akan kami catat: lalu akan kami cocokkan
dirumah dengan Al Qur’an kami. Tapi kalau bapak tidak hafal kami minta besok
malam untuk menghemat waktu.
A: Insya Allah saya hafal ayat-ayatnya.
B: Baik, silahkan bapak sebutkan,
kami akan catat.
A: Saya akan sebutkan nama-nama
surat dan nomor ayatnya, lalu saya akan beri keterangan dan saudara catat nama
Surat dan nomor ayatnya yang sebut, lalu cocokkan lagi dirumah.
B: baik, kami setuju.
A:
1 . Surat Al Baqarah, ayat 286.
“Kepada dirinya apa yang ia kerjakan, dan atas dirinya apa yang dia lakukan” Maksudnya, baik dan buruknya suatu perbuatan, harus ditanggung sendiri oleh yang mengerjakannya, tidak boleh dibebankan atas orang lain.
1 . Surat Al Baqarah, ayat 286.
“Kepada dirinya apa yang ia kerjakan, dan atas dirinya apa yang dia lakukan” Maksudnya, baik dan buruknya suatu perbuatan, harus ditanggung sendiri oleh yang mengerjakannya, tidak boleh dibebankan atas orang lain.
2 . Surat Al Baqarah, ayat 123.
“Dan Hendaknya kamu takut pada suatu hari (kiamat) tidak berkuasa seorang membebaskan sesuatu atas orang lain”.
Maksudnya, kelak dihari kiamat, seseorang tidak berkuasa menebus dosanya orang lain, dan pahala tidak diperbolehkan atas orang lain. Masing-masing harus menanggung sendiri perbuatannya baik maupun jahat.
“Dan Hendaknya kamu takut pada suatu hari (kiamat) tidak berkuasa seorang membebaskan sesuatu atas orang lain”.
Maksudnya, kelak dihari kiamat, seseorang tidak berkuasa menebus dosanya orang lain, dan pahala tidak diperbolehkan atas orang lain. Masing-masing harus menanggung sendiri perbuatannya baik maupun jahat.
3 . Surat Al Ankabut, ayat 6
“Siapa yang giat berusaha maka usahanya itu untuk dirinya sendiri”.
“Siapa yang giat berusaha maka usahanya itu untuk dirinya sendiri”.
4 . Surat Yaasiin, ayat 54
“Maka pada hari kiamat, tidak seorangpun akan teraniaya, dan kamu tidak akan dibalas, melainkan apa yang kamu sendiri telah kerjakan”.
“Maka pada hari kiamat, tidak seorangpun akan teraniaya, dan kamu tidak akan dibalas, melainkan apa yang kamu sendiri telah kerjakan”.
5 . Surat Al Isra’ , ayat 15
“Dan seseorang tidak berkuasa memikul dosanya orang lain “.
“Dan seseorang tidak berkuasa memikul dosanya orang lain “.
6 . Surat An Najm, ayat 38 dan 39
“Bahwa seseorang tidak berkuasa menanggung dosanya orang lain dan sesungguhnya seorangpun tidak akan menerima pahala melainkan daripada perbuatannya sendiri”.
“Bahwa seseorang tidak berkuasa menanggung dosanya orang lain dan sesungguhnya seorangpun tidak akan menerima pahala melainkan daripada perbuatannya sendiri”.
7 . Surat Luqman, ayat 33.
“Hai Manusia hendaklah kamu takut kepada suatu hari (kiamat) seorang bapak tidak berkuasa membebaskan anaknya (dari perbuatan anaknya), seorang anak tak akan berkuasa membebaskan perbuatan bapaknya”.
“Hai Manusia hendaklah kamu takut kepada suatu hari (kiamat) seorang bapak tidak berkuasa membebaskan anaknya (dari perbuatan anaknya), seorang anak tak akan berkuasa membebaskan perbuatan bapaknya”.
Ayat-ayat yang saya sebutkan di atas
tadi jelas sekali menunjukkan bahwa seseorang tidak berkuasa menebus dosanya
atau mengambil oper pahala orang lain. Jadi dalam Islam, tidak ada manusia yang
berkuasa menebus dosa, atau seorang pejabat menebus dosa, perbuatan baik atau
jahat harus ditanggung sendiri oleh yang mengerjakannya.
Saya kira sudah cukup ayat-ayat yang saya sebutkan, tetapi kalau saudara masih memerlukan, saya akan sebutkan lagi ayat-ayat yang lain.
Saya kira sudah cukup ayat-ayat yang saya sebutkan, tetapi kalau saudara masih memerlukan, saya akan sebutkan lagi ayat-ayat yang lain.
B: Sudah cukup, dan kami sudah
mengerti, akan tetapi kami pernah membaca sebuah kitab yang menyebutkan sebuah
Hadist Nabi Muhammad, yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang
menerangkan bahwa: “Mayit itu disiksa lantaran ditangisi oleh familinya”.
Berdasarkan Hadist tersebut berarti bahwa siksaan atas mayit itu, disebabkan
perbuatan orang lain, bukan dari perbuatan dirinya sendiri. Mayit itu disiksa
lantaran “perbuatan” tangisnya orang lain. Kami telah tanyakan kepada beberapa
orang yang kami pandang mengerti tentang agama Islam, dan salah seorang guru
agama Islam mengenal susunan Hadist tersebut memberikan jawaban bahwa hadist
itu benar (sahih), oleh karena yang meriwayatkan adalah Imam Bukhari dan Imam
Muslim.
A: Hadist Nabi yang saudara bawakan
itu susunannya demikian:
“Telah berkata Umar dan Ibnu Umar: Bersabda Nabi Muhammad SAW sesungguhnya mayit itu disiksa lantaran ditangisi oleh keluarganya (riwayat Bukhari dan Muslim)”. Akan tetapi hakekatnya Hadist itu Tidak Sahih, oleh karena berlawanan dengan ayat-ayat Al Qur’an. Walaupun oleh karena saudara yang beragama Kristen, mungkin belum mengetahui tentang Hadist-hadist Sahih dan Hadist-hadist Palsu, maka agar saudara yang hadir dipertemuan ini dapat mengikuti juga, merasa perlu saya terangkan bahwa menurut kitab-kitab Ushul Fiqih dan kitab Musthalahul Hadist, yang disebut Hadist Nabi, bukan saja mesti sah riwayatnya malah mesti beres susunannya dan arti dari pada hadist itu HARUS tidak berlawanan dengan kitab Al Qur’an.
Dalam riwayat Bukhari dan Muslim jelas diterangkan demikian. Maksud Hadist tersebut , tatkala hadist yang menerangkan bahwa mayit itu disiksa lantaran ditangisi oleh familinya, di dengar oleh Siti Aisyah (Istri Nabi), maka Siti Aisyah menolak kebenaran Hadist tersebut. Aisyah berkata: “Cukuplah buat kamu Ayat Al Qur’an; Dan tidak berkuasa seseorang menanggung dosa orang lain.
“Telah berkata Umar dan Ibnu Umar: Bersabda Nabi Muhammad SAW sesungguhnya mayit itu disiksa lantaran ditangisi oleh keluarganya (riwayat Bukhari dan Muslim)”. Akan tetapi hakekatnya Hadist itu Tidak Sahih, oleh karena berlawanan dengan ayat-ayat Al Qur’an. Walaupun oleh karena saudara yang beragama Kristen, mungkin belum mengetahui tentang Hadist-hadist Sahih dan Hadist-hadist Palsu, maka agar saudara yang hadir dipertemuan ini dapat mengikuti juga, merasa perlu saya terangkan bahwa menurut kitab-kitab Ushul Fiqih dan kitab Musthalahul Hadist, yang disebut Hadist Nabi, bukan saja mesti sah riwayatnya malah mesti beres susunannya dan arti dari pada hadist itu HARUS tidak berlawanan dengan kitab Al Qur’an.
Dalam riwayat Bukhari dan Muslim jelas diterangkan demikian. Maksud Hadist tersebut , tatkala hadist yang menerangkan bahwa mayit itu disiksa lantaran ditangisi oleh familinya, di dengar oleh Siti Aisyah (Istri Nabi), maka Siti Aisyah menolak kebenaran Hadist tersebut. Aisyah berkata: “Cukuplah buat kamu Ayat Al Qur’an; Dan tidak berkuasa seseorang menanggung dosa orang lain.
B: Nah, kalau begitu pak kyai,
sekarang kami telah mengerti bahwa berdasarkan Kitab Bibel sendiri dan Kitab Al
Qur’an pada hakekatnya dosa waris dan pahala waris itu tidak ada. Yakni setiap
manusia menanggung sendiri dosanya, dan pahalanya menurut perbuatannya
masing-masing. Ini adil namanya.
A: Ya, seharusnya begitu;
sebagaimana tersebut dalam kitab Bibel dan Al Qur’an yang telah kita baca tadi.
Akan tetapi supaya lebih jelas dan tambah meyakinkan saudara, silahkan saudara
periksa di Injil: “Surat kiriman Rasul Paulus kepada orang Rum Pasal 2 ayat 5
dan 6.
B: Baik, surat dan ayat ini
menyebutkan sebagai berikut: “Tetapi menurut degilmu dan hati yang tiada mau
bertobat, engkau menghimpunkan kemurkaan keatas dirimu untuk hari murka dan
kenyataan hukum Allah yang adil”. ” yang akan membalas ke atas tiap-tiap orang
menurut perbuatan masing-masing”
A: Apakah di ayat ini Bibel menerangkan
Dosa Waris.
B: Tidak, malah sebaliknya setiap
orang akan dibalas menurut amalnya masing-masing.
A: Periksa lagi Matius pasal 16 ayat
27
B: Ayat ini menerangkan
/menyebutkan: “Karena anak manusia akan datang dengan kemuliaan Bapanya beserta
dengan segala malaikatnya; pada masa itu Ia akan membalas kepada tiap orang
menurut perbuatannya:
A: Apakah di ayat ini Bibel
menerangkan Dosa Waris.
B: Tidak ada, menurut ayat ini
perbuatan dosa dan perbuatan baik akan ditanggung sendiri, tidak boleh
dibebankan atau diwariskan pada orang lain.
A: Jadi di Kitab Injil sendiri yang
menyebutkan tidak adanya dosa waris.
B: Ya, dari mana asalnya ada sebutan
dosa waris itu.
A: Apakah saudara masih memerlukan
penjelasan lebih lanjut.
B: Sudah sangat jelas sekali.
A: Kalau begitu baiklah kita
lanjutkan. Diayat
saudara bacakan tadi ada sebutan “Anak manusia”. Bapanya silahkan saudara
bacakan sekali lagi.
B: Baik, awal ayat tersebut
menyebutkan: “Karena Anak Manusia akan datang dengan kemuliaan Bapanya…”
A: bagaimana menurut pengertian
saudara yang dimaksudkan dengan “Anak Manusia dan Bapanya”
B: Anak manusia itu tentulah Yesus,
sedang Bapa ialah Tuhan.
A: Periksa lagi: “Surat kiriman yang
kedua kepada orang Kristen ” pasal 5 ayat 10
B: Baik ayat ini menyebutkan: ”
Karena tak dapat tiada kita sekalian akan jadi nyata dihadapan kursi pengadilan
Kristus, supaya tiap-tiap orang menerima balasan, sebagaimana yang telah
dilakukan oleh tubuh itu, baik atau jahat”
A: Ayat Injil sendiri yang
menyebutkan, bahwa setiap orang harus bertanggung jawab atas perbuatannya
masing-masing, baik maupun jelek, tidak boleh dibebankan atau diwariskan kepada
orang lain.
B: Berdasarkan ayat-ayat Bibel yang
bapak tunjukkan bahwa perbuatan baik atau jelek seseorang tidak dapat
diwariskan kepada orang lain. Oleh karenanya, kepercayaan saya kepada dosa
waris itu mulai luntur.
A: Kalau begitu lantas bagaimana
dosanya Adam dan Hawa, apakah dapat diwariskan kepada orang lain, tegasnya
kepada anak cucunya.
B: Berdasarkan ayat Bibel tersebut
di atas tentu tidak. Jadi dosa yang dilakukan oleh Adam dan Hawa, seharusnya
ditanggung sendiri oleh keduanya, tidak bisa diwariskan kepada anak cucunya.
A: Dalam sejarah Agama Kristen kita kenal yang disebut:
“biechten”, ialah orang yang berbuat dosa, dan “de biechtafleggen”, ialah orang
yang meminta ampun atas kesalahannya , dan “Biecht-vader”, ialah orang-orang
yang diberi wewenang memberi ampun. Setiap orang merasa menyesal atas
kesalahannya dapat menerima ampunan dengan jalan membeli selembar surat yang menyebutkan bahwa orang yang berdosa sudah diberi
ampun atas dosanya. Surat ampunan itu disebut “Aflaat-brieven” atau Indul gences,
yang artinya kemurahan Tuhan.
B: Ya, saya menyadari soal itu,
keterangan bapak memuaskan saya.
A: Bukan hanya demikian, akan tetapi
Aflaat-brieven itu pada zaman dulu dipropaganda (gepredicht) di Negara Jerman
oleh seorang rabib (nonnik) bernama “Tetzel” dalam tahun 1517 atas perintah
Paus Leo, yang menjadi Paus pada tahun 1513-1521. Sebahagian dari pada hasil
penjualan Aflaat-brieven itu digunakan untuk pendirian bangunan gereja “Saint
Pieter Kerk” di kota Roma. Terlalu panjang kalau saya uraikan sejarah
pemerintahan gereja di Eropa pada permulaan abad pertengahan.
B: Terima kasih, kita lanjutkan saja
soal yang lain, sekarang sudah larut malam, lain kali kami akan datang lagi.
Malam Ke 6 : Kitab Al Qur’an
dan Kitab Bibel
Posted
on November 3, 2007 by SMS/CALL: 085290206534 (silahkan buka situs2 islam
bermanfaat: http://www.eramuslim.com , http://www.kajian.net ,http://www.alsofwah.or.id , http://www.muslim.or.id , http://www.almanhaj.or.id ,http://www.muslimah.or.id , http://www.google.com , http://www.google.co.id ,
yahoo.com
A: Pembicaraan kita yang berkenaan
dengan dosa waris, saya rasa telah cukup.
B: Sudah cukup jelas uraian bapak
pada pertemuan yang terdahulu. Dan saya telah mencocokkan ayat-ayat Al Qur’an
yang disebutkan bapak kemarin malam lalu dengan kitab terjemahan Al Qur’an
bahasa Indonesia kepunyaan saya, semuanya cocok baik tentang surat-suratnya
maupun ayat-ayatnya. Semua yang bapak sebutkan cocok dan tepat serta kami
pikir-pikir di rumah tentang ayat Bibel dan Al Qur’an yang bapak tunjukkan
ayat-ayatnya ternyata dosa waris dan oper pahala dan oper dosa itu tidak
mungkin ada malah tidak masuk di akal.
A: Syukur kalau saudara telah
mengakuinya, sekarang kita bicarakan soal-soal lainnya, dan saya serahkan
kepada saudara saja mengenai acaranya. Terserah saudara soal yang akan
diajukan.
B: Baiklah kami mulai; kami pernah
membaca ayat-ayat Al Qur’an yang tampaknya pada kami ada juga perselisihan
antara satu ayat dengan ayat lainnya, sehinga menimbulkan keragu-raguan; apakah
mungkin Nabi Muhammad sendiri yang keliru menyampaikan wahyu dari Allah. Kalau
betul beliau seorang Nabi, tentu tidak mungkin beliau salah menerimanya atau
menyampaikannya, ataukah memang ayat-ayat Al Qur’an nya yang berselisihan.
A: Baiklah saudara terangkan saja
ayat-ayat Al Qur’an yang saudara maksudkan itu.
B: Kami telah membaca ayat-ayat Al
Qur’an mengenai asal kejadian manusia dalam kitab terjemahan Al Qur’an bahasa
Indonesia, dalam sebuah surat yang nampaknya antara satu ayat dengan ayat yang
lain ada berselisihan sehingga timbul dalam pikiran saya bukan Bibel saja yang
berselisih ayat-ayatnya, tetapi kitab Al Qur’an demikian juga.
A: Silahkan saudara sebutkan
ayat-ayat Al Qur’an yang akan ditanyakan, Insya Allah yang diragukan oleh
saudara itu akan terhapus.
B: Baiklah, Saya mencatat
ayat-ayatnya, saya akan baca.
1 . Dikitab Al Qur’an surat Ar Rahman ayat 14 menyebutkan bahwa Allah menjadikan manusia berasal dari tanah yang dibakar.
2 . Di surat Al Hijr ayat 28 menyebutkan: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah kering dan lumpur hitam yang berbentuk (berupa).
3 . Disurat As Sajadah ayat 7 menyebutkan: “dan Tuhan menciptakan manusia dari Tanah”
4 . Di Surat Ash Shafaat ayat 11 menyebutkan: “Sesungguhnya Aku (Allah) menciptakan manusia berasal dari tanah liat”
5 . Disurat Ali Imran ayat 59 menyebutkan: “Sesungguhnya Aku menciptakan manusia daripada tanah”
1 . Dikitab Al Qur’an surat Ar Rahman ayat 14 menyebutkan bahwa Allah menjadikan manusia berasal dari tanah yang dibakar.
2 . Di surat Al Hijr ayat 28 menyebutkan: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah kering dan lumpur hitam yang berbentuk (berupa).
3 . Disurat As Sajadah ayat 7 menyebutkan: “dan Tuhan menciptakan manusia dari Tanah”
4 . Di Surat Ash Shafaat ayat 11 menyebutkan: “Sesungguhnya Aku (Allah) menciptakan manusia berasal dari tanah liat”
5 . Disurat Ali Imran ayat 59 menyebutkan: “Sesungguhnya Aku menciptakan manusia daripada tanah”
Lima ayat yang saya sebutkan ini
antara satu dengan ayat yang lain terdapat perselisihan. Cobalah kita teliti.
Di ayat ketiga menyebutkan dari “tanah”, diayat ke empat menyebutkan daripada
“tanah liat”. Di ayat kelima menyebutkan dari pada “tanah”. Bukankah ayat-ayat
Al Qur’an nyata-nyata berselisihan antara yang satu dengan yang lain.
A: Ya, nampaknya memang demikian.
Saya tidak akan mengecewakan saudara. Teruskan pertanyaan saudara.
B: Kami ingin bertanya; yang manakah
yang benar tentang asal kejadian manusia itu. Apakah dari tanah yang dibakar,
apakah dari tanah kering dan lumpur, atau dari pada tanah biasa, atau dari
tanah liatkah ?. Jadi menurut pendapat saya, ayat-ayat Al Qur’an terdapat
perselisihan antara satu ayat dengan ayat yang lain. Bukan ayat-ayat Injil atau
di Bibel saja terdapat perselisihan. Kiranya Bapak bisa menerangkan dengan
jelas dan tepat.
A: Di kitab Al Qur’an ada
menyebutkan bahwa asal kejadian manusia terdiri dari 7 (tujuh) macam kejadian.
Agar diketahui juga oleh saudara-saudara yang hadir disini, saya sebutkan
susunan ayat-ayatnya satu demi satu, sebagaimana yang saudara bacakan artinya
tadi.
Pertama : Di surat Ar Rahman ayat 14: “Dia (Allah) menjadikan manusia seperti tembikar, (tanah yang dibakar)”. Yang dimaksudkan dengan kata “Shal-shal” di ayat ini ialah : Tanah kering atau setengah kering yakni “Zat pembakar” atau Oksigen.
Kedua: Di ayat itu disebutkan juga kata “Fakhkhar”, yang maksudnya ialah “Zat Arang” atau Carbonium.
Ketiga: Di surat Al Hijr, ayat 28: “dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat; sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah kering dan lumpur hitam yang berbentuk (berupa)” . Di ayat ini. Tersebut juga “shal-shal”, telah saya terangkan, sedangkan kata “Hamaa-in” di ayat tersebut ialah “Zat Lemas” atau Nitrogenium.
Keempat : Di surat As Sajadah ayat 7: “Dan (Allah) membuat manusia berasal dari pada “tanah””. Yang dimaksud dengan kata “thien” (tanah) di ayat ini ialah “Atom zat air” atau Hidrogenium.
Kelima: Di Surat Ash Shaffaat ayat 11: “Sesungguhnya Aku (Allah) menjadikan manusia dari pada Tanah Liat”. Yang dimaksud dengan kata “lazib” (tanah liat) di ayat ini ialah “Zat besi” atau ferrum.
Keenam: Di Surat Ali Imran ayat 59: ” Dia (Allah) menjadikan Adam daripada tanah kemudian Allah berfirman kepadanya “jadilah engkau, lalu berbentuk manusia”. Yang dimaksud dengan kata “turab” (tanah) di ayat ini ialah: “Unsur-unsur zat asli yang terdapat di dalam tanah” yang dinamai “zat-zat anorganis”.
Ketujuh: Di surat Al Hijr ayat 28: “Maka setelah Aku (Allah) sempurnakan (bentuknya), lalu Kutiupkan ruh-Ku kepadanya (Ruh daripada-Ku)”
Pertama : Di surat Ar Rahman ayat 14: “Dia (Allah) menjadikan manusia seperti tembikar, (tanah yang dibakar)”. Yang dimaksudkan dengan kata “Shal-shal” di ayat ini ialah : Tanah kering atau setengah kering yakni “Zat pembakar” atau Oksigen.
Kedua: Di ayat itu disebutkan juga kata “Fakhkhar”, yang maksudnya ialah “Zat Arang” atau Carbonium.
Ketiga: Di surat Al Hijr, ayat 28: “dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat; sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah kering dan lumpur hitam yang berbentuk (berupa)” . Di ayat ini. Tersebut juga “shal-shal”, telah saya terangkan, sedangkan kata “Hamaa-in” di ayat tersebut ialah “Zat Lemas” atau Nitrogenium.
Keempat : Di surat As Sajadah ayat 7: “Dan (Allah) membuat manusia berasal dari pada “tanah””. Yang dimaksud dengan kata “thien” (tanah) di ayat ini ialah “Atom zat air” atau Hidrogenium.
Kelima: Di Surat Ash Shaffaat ayat 11: “Sesungguhnya Aku (Allah) menjadikan manusia dari pada Tanah Liat”. Yang dimaksud dengan kata “lazib” (tanah liat) di ayat ini ialah “Zat besi” atau ferrum.
Keenam: Di Surat Ali Imran ayat 59: ” Dia (Allah) menjadikan Adam daripada tanah kemudian Allah berfirman kepadanya “jadilah engkau, lalu berbentuk manusia”. Yang dimaksud dengan kata “turab” (tanah) di ayat ini ialah: “Unsur-unsur zat asli yang terdapat di dalam tanah” yang dinamai “zat-zat anorganis”.
Ketujuh: Di surat Al Hijr ayat 28: “Maka setelah Aku (Allah) sempurnakan (bentuknya), lalu Kutiupkan ruh-Ku kepadanya (Ruh daripada-Ku)”
Ketujuh ayat Al Qur’an yang saya
baca ini Allah telah menunjukkan tentang proses kejadiannya Nabi Adam sehingga
berbentuk manusia, lalu ditiupkan ruh kepadanya sehingga manusia bernyawa
(bertubuh jasmani dan rohani). Sebagaimana disebutkan pada ayat yang keenam
tentang kata “turab” (tanah) ialah zat-zat asli yang terdapat didalam tanah
yang dinamai zat anorganis. Zat Anorganis ini baru terjadi setelah melalui
proses persenyawaan antara “Fakhkhar” yakni Carbonium (zat arang) dengan
“shal-shal” yakni Oksigenium (zat pembakar) dan “hamaa-in” yaitu Nitrogenium
(zat lemas) dan Thien yakni Hidrogenium (Zat air).
Jelasnya adalah persenyawaan antara:
1 . Fachchar (Carbonium = zat arang) dalam surat Ar Rahman ayat 14.
2 . Shalshal (Oksigenium = zat pembakar) juga dalam surat Ar Rahman ayat 14.
3 . Hamaa-in (Nitrogenium = zat lemas) dalam surat Al Hijr ayat 28
4 . Thien (Hidrogenium = Zat Air) dalam surat As Sajadah, ayat 7.
Kemudian bersenyawa dengan zat besi (Ferrum), Yodium, Kalium, Silcum dan mangaan, yang disebut “laazib” (zat-zat anorganis) dalam surat As Shafaat ayat 11. Dalam proses persenyawaan tersebut, lalu terbentuklah zat yang dinamai protein. Inilah yang disebut “Turab” (zat-zat anorganis) dalam surat Ali Imran ayat 59. Salah satu diantara zat-zat anorganis yang terpandang penting ialah “Zat Kalium”, yang banyak terdapat dalam jaringan tubuh, teristimewa di dalam otot-otot. Zat Kalium ini dipandang terpenting oleh karena mempunyai aktivitas dalam proses hayati, yakni dalam pembentukan badan halus. Dengan berlangsungnya “Proteinisasi”, menjelmakan “proses penggantian” yang disebut “Substitusi”. Setelah selesai mengalami substitusi, lalu menggempurlah electron-electron cosmic yang mewujudkan sebab pembentukan (Formasi), dinamai juga “sebab ujud” atau Causa Formatis.
Adapun Sinar Cosmic itu ialah suatu sinar mempunyai kemampuan untuk merubah sifat-sifat zat yang berasal dari tanah. Maka dengan mudah sinar cosmic dapat mewujudkan pembentukan tubuh manusia (Adam) berupa badan kasar (jasmaniah), yang terdiri dari badan, kepala, tangan, mata, hidung telinga dan seterusnya. Sampai disinilah ilmu pengetahuan exact dapat menganalisa tentang pembentukan tubuh kasar (jasmaniah, jasmani manusia/Adam). Sedangkan tentang rohani (abstract wetenschap) tentu dibutuhkan ilmu pengetahuan yang serba rohaniah pula, yang sangat erat hubungannya dengan ilmu Metafisika.
Cukup jelas tentang ayat-ayat Al Qur’an yang saudara sangka berselisih antara satu ayat dengan ayat yang lain dalam hal kejadian manusia (Adam), pada hakikatnya bukanlah berselisih, melainkan menunjukkan proses asal kejadian tubuh jasmani Adam (visible), hingga pada badan halusnya (invisible), sampai berujud manusia. Apakah belum jelas penafsiran ayat-ayat Al Qur’an yang saya sampaikan pada saudara? Kalau ada waktu saya akan terangkan juga proses asal kejadian tubuh rohani dari segi ilmu metafisika.
Jelasnya adalah persenyawaan antara:
1 . Fachchar (Carbonium = zat arang) dalam surat Ar Rahman ayat 14.
2 . Shalshal (Oksigenium = zat pembakar) juga dalam surat Ar Rahman ayat 14.
3 . Hamaa-in (Nitrogenium = zat lemas) dalam surat Al Hijr ayat 28
4 . Thien (Hidrogenium = Zat Air) dalam surat As Sajadah, ayat 7.
Kemudian bersenyawa dengan zat besi (Ferrum), Yodium, Kalium, Silcum dan mangaan, yang disebut “laazib” (zat-zat anorganis) dalam surat As Shafaat ayat 11. Dalam proses persenyawaan tersebut, lalu terbentuklah zat yang dinamai protein. Inilah yang disebut “Turab” (zat-zat anorganis) dalam surat Ali Imran ayat 59. Salah satu diantara zat-zat anorganis yang terpandang penting ialah “Zat Kalium”, yang banyak terdapat dalam jaringan tubuh, teristimewa di dalam otot-otot. Zat Kalium ini dipandang terpenting oleh karena mempunyai aktivitas dalam proses hayati, yakni dalam pembentukan badan halus. Dengan berlangsungnya “Proteinisasi”, menjelmakan “proses penggantian” yang disebut “Substitusi”. Setelah selesai mengalami substitusi, lalu menggempurlah electron-electron cosmic yang mewujudkan sebab pembentukan (Formasi), dinamai juga “sebab ujud” atau Causa Formatis.
Adapun Sinar Cosmic itu ialah suatu sinar mempunyai kemampuan untuk merubah sifat-sifat zat yang berasal dari tanah. Maka dengan mudah sinar cosmic dapat mewujudkan pembentukan tubuh manusia (Adam) berupa badan kasar (jasmaniah), yang terdiri dari badan, kepala, tangan, mata, hidung telinga dan seterusnya. Sampai disinilah ilmu pengetahuan exact dapat menganalisa tentang pembentukan tubuh kasar (jasmaniah, jasmani manusia/Adam). Sedangkan tentang rohani (abstract wetenschap) tentu dibutuhkan ilmu pengetahuan yang serba rohaniah pula, yang sangat erat hubungannya dengan ilmu Metafisika.
Cukup jelas tentang ayat-ayat Al Qur’an yang saudara sangka berselisih antara satu ayat dengan ayat yang lain dalam hal kejadian manusia (Adam), pada hakikatnya bukanlah berselisih, melainkan menunjukkan proses asal kejadian tubuh jasmani Adam (visible), hingga pada badan halusnya (invisible), sampai berujud manusia. Apakah belum jelas penafsiran ayat-ayat Al Qur’an yang saya sampaikan pada saudara? Kalau ada waktu saya akan terangkan juga proses asal kejadian tubuh rohani dari segi ilmu metafisika.
B: Sangat jelas, malah betul-betul
ilmiah dan saya tidak mengira sekali bahwa ayat-ayat Al Qur’an itu mengandung
ilmu pengetahuan yang tinggi. Mengenai kesanggupan bapak yang akan menerangkan
atau menguraikan proses asal kejadian tubuh rohani manusia itu, betul-betul
menarik. Tetapi saya mohon di beri waktu yang khusus.
A: Baiklah sekarang kita lanjutkan:
Tentunya saudara pernah membaca biografi Nabi Muhammad. Beliau tidak tahu tulis
baca, tidak pernah belajar ilmu kepada siapapun, tidak pernah berguru dan belum
pernah sama sekali bergaul dengan orang pandai.
B: Ya, saya pernah membaca biografi
Nabi Muhammad. Nah, kalau Nabi Muhammad seorang yang buta huruf, tidak pernah
belajar ilmu, maka dari siapakah atau dari manakah beliau mengetahui tentang
kejadian manusia secara ilmiah yang pada zaman ini dibenarkan oleh ilmu
pengetahuan. Nabi Muhammad SAW menerangkan tentang asal kejadian manusia dari
segi ilmu urai (Anatomi), Ilmu Kimia, Ilmu hayat (biologi), dan dari segi ilmu alam
sampai kepada rohaniahnya.
A: Maka dari manakah beliau belajar
ilmu urai, kepada siapakah beliau belajar ilmu kimia, ilmu hayat, ilmu alam dan
soal-soal kerohanian, kalau bukan wahyu dari tuhan Allah SWT. Dan tidak mungkin
beliau menerima wahyu dari Allah sekiranya beliau bukan seorang Nabi dan Rasul.
B: Tetapi ada juga orang yang tidak
pernah belajar dan bersekolah, buta huruf, tetapi menjadi orang-orang besar.
A: Coba saudara sebutkan nama-nama
orang yang tidak pernah belajar (buta huruf), lalu mengaku jadi Nabi dan
menerima wahyu, dan berhasil membentuk suatu masyarakat dan negara yang
mengagumkan para ahli sejarah dan mempunyai pengikut beratus juta manusia
setiap masa dan zaman. Sebutkan nama orang
yang saudara maksudkan itu.
B: Ya, tidak ada.
A: Memang tidak ada, baiklah saya tanyakan, kalau saudara
berpegang dengan keterangan saudara bahwa Nabi Muhammad itu bukan Nabi dan
Rasul, karena ada juga orang yang buta huruf menjadi orang besar, maka kalau
Yesus itu anak Tuhan, karena dapat menyembuhkan penyakit kusta, menghidupkan
orang mati, dilahirkan tanpa Ayah dan dipenuhi juga dengan ruhul kudus, maka
selain Yesus terdapat juga orang lahir tanpa Bapak, dapat menyembuhkan penyakit
kusta, menghidupkan orang mati sebagaimana tersebut dalam kitab Injil. Kisah
Rasul pasal 6 ayat 5, pasal 5 ayat 31; Kitab Raja-raja kedua pasal 13 ayat 21;
Matius pasal 5 ayat 9; Kitab Raja-raja kedua pasal 5 ayat 10 mengapa mereka itu
tidak Tuhan juga, mengapa kepada Nabi Muhammad saudara berkeberatan untuk
mengakui beliau sebagai seorang Nabi dan Rasul, sedangkan kepada Yesus saudara
tidak Berkeberatan mengakuinya sebagai Tuhan, padahal kewajiban-kewajiban yang
dilakukan oleh Yesus, orang lain dapat juga melakukannya.
B: Baiklah kalau begitu.
A: Baik yang bagaimana yang saudara maksudkan.
B: Keterangan-keterangan bapak adalah baik dan memuaskan
saya dan saya diberi waktu untuk menentukan keputusan saya sampai besok malam
atau malam pertemuan berikutnya.
A: Baiklah saya serahkan sepenuhnya atas pertimbangan
saudara, Kami tidak berhak memaksa saudara, atau mempengaruhi saudara. Kita
hanya bermusyawarah dan bersoal jawab tentang hasilnya terserah atas
pertimbangan masing-masing.
B: Baiklah kita lanjutkan Besok
Malam
Malam Ke 7 : Mengakui Nabi
Muhammad SAW Utusan Allah
Posted on November 3,
2007 by SMS/CALL: 085290206534 (silahkan buka situs2 islam bermanfaat: http://www.eramuslim.com , http://www.kajian.net ,http://www.alsofwah.or.id , http://www.muslim.or.id , http://www.almanhaj.or.id ,http://www.muslimah.or.id , http://www.google.com , http://www.google.co.id , yahoo.com
A: Sesudah saya terangkan pada saudara tentang ayat-ayat
Al Qur’an yang menerangkan tentang proses asal kejadian manusia yang saudara tanyakan
ayat-ayatnya kemarin malam itu, apakah terdapat pertentangan? Apakah Nabi
Muhammad ada kekeliruan menyampaikan sebagaimana saudara sangka semula?
B: Tidak ada, Bapak telah menerangkan dari segi Ilmiah
yang seharusnya secara jujur saya mempercayainya.
A: Jadi Nabi Muhammad Benar, tidak
kelirukah penyampaiannya
B: Tidak keliru, malah benar.
A: Jadi saudara mengakui bahwa Nabi
Muhammad benar sebagai Rasul Allah.
B: Saya mengakui, karena beliau
benar.
A: Terima kasih , Saudara-saudara
yang hadir menyaksikan sendiri pengakuan saudara Antonius sendiri atas ke
Rasulannya Nabi Muhammad SAW, tanpa paksaan, melainkan dengan kesadarannya
sendiri setelah berlangsung dengan diskusi. Betulkah saudara mengakui
kerasulannya Nabi Muhammad dan mengakui Nabi Muhammad itu utusan Allah.
B: Betul, dengan saksi Tuhan saya
mengakuinya.
A: Alhamdulillah, saudara Antonius
sudah 50 % Islam. Saya katakan 50% Islam oleh karena hanya mengerti dan
mempercayai atas kerasulan Nabi Muhammad, jadi masih tinggal 50% lagi, oleh
karena Saudara belum meyakinkan atas ke Esaan Tuhan yang Maha Tunggal .
B: Ya, betul begitu. Keyakinan saya
terhadap Trinitas (Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Ruhul Kudus) masih belum lenyap
sama sekali, walaupun Bapak telah menerangkan Kitab Bibel yang tak dapat saya
membantahnya. Akan tetapi dengan keterangan-keterangan bapak saya mulai
ragu-ragu terhadap Trinitas itu. Sungguhpun begitu, apakah bapak masih bersedia
lagi memberikan keterangan-keterangan (alasan-alasan) dalam kitab Bibel yang
menyebutkan bahwa Yesus itu bukan Tuhan.
A: Sebetulnya pada pertemuan kita
yang pertama telah saya sebutkan berdasarkan kitab Injil sendiri bahwa Yesus
bukan Tuhan seperti telah Saudara Periksa sendiri dalam Matius pasal 1 ayat 16;
Markus pasal 13 ayat 32; Ulangan pasal 4 ayat 33; Ulangan pasal 6 ayat 4;
Markus pasal 12 ayat 29. Kesemuanya itu telah kita baca. Tetapi demi untuk
memenuhi pengharapan saudara agar lebih meyakinkan, saya lanjutkan lagi.
Silahkan baca Lukas pasal 4 ayat 1 dan 2.
B: Baik, di sini disebutkan : “Maka
Yesuspun penuhlah dengan Rohul Kudus, balik dari Yarden, lalu Roh itu membawa
Dia ke padang belantara. Empat puluh hari lamanya dicobai Iblis. Selama itu
suatu apapun tiada dimakannya. Setelah genap hari itu ia merasa lapar.
A: 1. Diayat ini menyebutkan bahwa
Rohul Kudus membawa Yesus ke padang belantara. Kalau Yesus itu tuhan, mustahil
akan dapat dibawa oleh siapapun juga.
2 . Diayat ini menyebutkan bahwa Yesus dicobai oleh Iblis. Pantaskah Tuhan dicobai oleh Iblis atau wajarkah Iblis berani mencobai Tuhan.
3 . Di ayat inipun ada menyebutkan bahwa Yesus merasa lapar. Wajarkah Tuhan itu lapar? Kalau begitu sifat-sifat Yesus itu sama saja dengan sifat manusia biasa; bisa dibawa, bisa dicobai iblis dan merasa lapar.
Periksa lagi Matius pasal 4 ayat 5
2 . Diayat ini menyebutkan bahwa Yesus dicobai oleh Iblis. Pantaskah Tuhan dicobai oleh Iblis atau wajarkah Iblis berani mencobai Tuhan.
3 . Di ayat inipun ada menyebutkan bahwa Yesus merasa lapar. Wajarkah Tuhan itu lapar? Kalau begitu sifat-sifat Yesus itu sama saja dengan sifat manusia biasa; bisa dibawa, bisa dicobai iblis dan merasa lapar.
Periksa lagi Matius pasal 4 ayat 5
B: Baik , di situ menyebutkan:
“Kemudian dari pada itu Iblis itupun membawa Yesus ke negeri suci, lalu
ditaruhnya Dia di atas bumbung bait Allah”
A: Di ayat ini ada menyebutkan bahwa
Yesus dibawa oleh Iblis. Pantaskah Tuhan dibawa oleh Iblis. Wajarkah Tuhan
tunduk kepada kemauan Iblis sehingga dibawa kemana-mana, kesuatu tempat.
pantaskah Iblis begitu berani kepada Tuhan.
Periksa lagi Matius pasal 27 ayat 1 dan 2
Periksa lagi Matius pasal 27 ayat 1 dan 2
B: Baik, di situ menyebutkan :
“Setelah hari siang, maka segala kepala Imam dan orang tua-tua kaum pun berundinglah
atas hal Yesus supaya dibunuhkan Dia. Maka diikatnya Dia serta dibawa pergi,
lalu diserahkan kepada Pilatus, yaitu wakil pemerintah”
A: DI ayat ini menyebutkan bahwa
Yesus diikat; pantaskah Tuhan dapat diikat oleh manusia. Kalau begitu dimanakah
kekuatan Tuhan, sehingga dengan rela menyerahkan dirinya kepada manusia?
Periksa lagi Lukas pasal 2 ayat 21.
B: Baik, di situ menyebutkan:
“Apabila genap delapan hari, Ia bersunat, lalu disebut namanya Yesus..”
A: Wajarkah Tuhan itu disunat? Perlu apakah Tuhan itu disunat?
B: Apakah ada keterangan yang lebih
tegas bahwa Yesus itu benar-benar anak manusia bukan anak Tuhan?.
A: Silahkan buka Matius pasal 26
ayat 2
B: Baik, disitu menyebutkan bahwa:
Anak manusia akan diserahkan supaya disalibkan.
A: Yang dimaksud anak manusia di
situ Yesus. Jadi jelaslah bahwa Yesus itu bukan anak Tuhan, melainkan anak
manusia. Silahkan periksa di Matius pasal 5 ayat 45.
B: Baik, di situ menyebutkan bahwa:
Supaya kamu menjadi anak Bapamu ….. dan seterusnya.
A: Di sini menyebutkan bahwa
orang-orang yang taat kepada Tuhan, menurut Yesus akan menjadi anak Tuhan. Jadi
bukan saya yang mengatakan bahwa Yesus itu bukan anak Tuhan yang Tunggal,
melainkan anak-anak tuhan itu akan bertambah lagi jumlahnya, berdasarkan kitab
Bibel sendiri di Matius pasal 5 ayat 45 yang kita baca tadi ialah: “Supaya kamu
menjadi anak-anak Bapamu…” Silahkan buka Matius pasal 7 ayat 21.
B: Disitu menyebutkan: “Bukannya
tiap-tiap orang yang menyeru aku Tuhan, Tuhan, akan masuk ke dalam kerajaan
sorga, hanyalah orang-orang yang melakukan kehendak Bapaku yang di sorga.
A: Di Bibel sendiri jelas, bahwa
Yesus menyangkal malah menolak kepada orang yang menyerukan: “Tuhan, Tuhan”
kepadanya, malah orang itu tidak dapat masuk ke dalam kerajaan sorga. Apakah
belum cukup bukti-bukti yang telah saya tunjukkan kepada saudara.
B: Sudah Cukup. Terima kasih; tetapi
kalau masih ada, saya minta, demi kepuasan saya
A: Minta yang mana lagi yang saudara
maksudkan.
B: Yang menyebutkan di kitab Injil
bahwa Yesus anak manusia “bukan anak tuhan”
A: Baik, akan saya penuhi harapan
saudara, silahkan saudara periksa di Matius pasal 16 ayat 27.
B: Di pasal dan ayat ini ada
menyebutkan: “Karena anak manusia datang dengan kemuliaan Bapanya beserta
dengan malaikatnya; pada masa itu Ia akan membalas kepada tiap-tiap orang
menurut perbuatannya”
A: Di ayat ini ada menyebutkan anak
manusia, menurut tafsiran saudara, siapakah yang dimaksudkan dengan anak
manusia di ayat ini.
B: Ya, tentu Yesus.
A: Jadi dikitab Injil sendiri ada
menyebutkan bahwa Yesus itu adalah “anak manusia”; bukan anak Tuhan, betulkah
atau tidak.
B: Ya, betul.
A: Nah, kalau betul, mengapa saudara
menyebutkan Yesus anak Tuhan?
B: Yesus itu Tuhan tapi diserupakan
dengan manusia.
A: Kalau Yesus itu Tuhan, mengapa
diperanakkan oleh manusia (Maria). Yesus berupa manusia karena diperanakkan
oleh manusia (Maria). Terlalu janggal kalau manusia (Maria) memperanakkan
Tuhan. Bisakah ilmu pengetahuan lahir maupun ilmu pengetahuan bathin
(Kerohanian) menerima bahwa ada Tuhan yang diperanakkan oleh manusia? Bisakah
ilmu pengetahuan exact maupun yang abstract (Exact abstract Wetenschap)
menerimanya?
B: Ya, memang mustahil ada Tuhan
yang diperanakkan oleh manusia.
A: Bukan itu saja, malah di kitab
Injil saudara Yesus sendiri yang berkata bahwa ia bukan anak Tuhan, melainkan
Utusan Tuhan. Sebagaimana telah saya tunjukkan ayatnya pada pertemuan kita yang
lalu.
B: Betul, telah bapak sebutkan.
Tetapi saya minta di ulangi lagi ayatnya, oleh karena saya agak lupa
susunannya.
A: Silahkan periksa di Yahya pasal 5
ayat 30
B: Di pasal dan ayat ini
menyebutkan: “Suatupun tiada aku dapat berbuat menurut kehendak sendiri,
melainkan aku menjalankan hukum sebagaimana aku dengar, dan hukuman itu adil
adanya; karenanya bukannya aku mencari kehendak diriku, melainkan kehendak Dia
yang menyuruhkan aku”.
A: Ayat ini tegas sekali, jelas
menunjukkan bahwa Yesus sendiri mengaku bahwa ia bukan Tuhan, melainkan pesuruh
Tuhan. Di ayat ini Yesus memberitahukan bahwa ia tidak berbuat menurut kehendak
Tuhan, maka wajarkah Tuhan tidak dapat berbuat sekehendaknya, dan pantaskah ada
Tuhan disuruh (diutus) menjadi utusan.
B: Ya, saya mengaku; Yesus sendiri
mengaku bukan anak Tuhan.
A: Demi kepuasan saudara silahkan
periksa lagi di Yahya pasal 3 ayat 13
B: Baik, di pasal dan ayat ini
menyebutkan: “Seorangpun tidak naik ke surga, kecuali Ia yang sudah turun dari
surga, yaitu anak manusia”
A: Berdasarkan ayat-ayat Bibel yang
saya tunjukkan dan saudara sendiri yang memeriksa dan membacanya itu, maka
sekali lagi saya bertanya: “Anak manusiakah Yesus itu atau anak tuhan”?.
B: Ya, berdasarkan ayat-ayat
tersebut saya berkata: “Yesus adalah anak manusia”
A: Di ayat yang saudara baca tapi,
Matius pasal 16 ayat 27, selain menyebutkan bahwa Yesus itu anak manusia, juga
menyebutkan bahwa akan membalas tiap-tiap orang menurut perbuatannya. Betulkah
begitu? silahkan periksa kembali.
B: Ya, betul di ayat itu ada
menyebutkan.
A: Menurut susunan ayat tersebut,
jelas: “Menolak adanya dosa waris”, berdasarkan ayat tersebut setiap orang akan
dibalas menurut perbuatannya masing-masing, jadi tidak ada penebus dosa.
B: YA, tentang dosa waris telah
selesai kita bicarakan dan memang saya telah mengakui “tidak ada dosa waris”.
A: Betul, sudah kita bicarakan, saya
hanya menambah saja, untuk lebih menguatkan lagi keterangan yang lalu.
B: Sudah cukup jelas keterangan
Bapak.
A: Jelas bagaimana?
B: Berdasarkan ayat-ayat Injil
sendiri bahwa Yesus itu bukan anak tuhan melainkan anak manusia. Dan
berdasarkan kitab Injil menyebutkan bahwa Yesus sendiri mengakui ia bukan anak
Tuhan, melainkan “pesuruh (Utusan) Tuhan”
A: Syukurlah kalau begitu. Jadi
bagaimanakah kepercayaan saudara sekarang terhadap “Trinitas” (Tuhan Bapa,
Tuhan Anak dan Ruhul Kudus).
B: Dengan sendirinya kepercayaan saya terhadap Trinitas
terhapus.
A: Alhamdulillah, jadi saudara mengakui bahwa Tuhan itu
TUNGGAL.
B:Sebelum itu saya ingin menyampaikan pertanyaan
A: Baik, tetapi saudara telah mengakui pada pertemuan
yang lalu dan saudara-saudara yang hadir juga telah ikut menyaksikan bahwa:
Pertama, Saudara telah membenarkan kitab Al Qur’an. Beberapa ayat Al Qur’an
yang saudara kemukakan yang pada mulanya oleh saudara dianggap berselisih
antara satu ayat dengan ayat yang lain, setelah saya terangkan dan saya
tafsirkan, lalu saudara akui bahwa ayat-ayat tersebut pada hakikatnya tidak ada
perselisihannya antara yang satu dengan yang lain. Bukankah begitu pengakuan
saudara.
B: Ya, betul begitu
A: Kedua, Pada pertemuan yang lalu saudara telah mengakui
kebenaran nabi Muhammad SAW selaku Utusan Tuhan, betulkah demikian
B: Ya, betul saya telah mengakuinya.
A: Ketiga, Saudara telah membenarkan
bahwa ayat-ayat di kitab Injil (Bibel) terdapat beberapa ayat yang berselisih
antara yang satu dengan yang lain. Sebagaimana telah saya tunjukkan
ayat-ayatnya pada pertemuan yang lalu, benarkah pengakuan saudara itu.
B: Ya, saya mengakui. Akan tetapi
saya masih memerlukan bukti-bukti yang lain tentang ayat-ayat Injil yang ada
perselisihannya antara yang satu dengan yang lain, demi kepuasan bagi saya,
walaupun sebenarnya keterangan bapak saya pandang cukup memuaskan. Tetapi
mungkin ada lagi ayat-ayat yang lain untuk meresapnya ke perasaan saya.
A: Baiklah, saya penuhi pengharapan
saudara, silahkan saudara periksa kitab Yahya pasal 8 ayat 14
B: Baik, dipasal dan ayat ini
menyebutkan: “Jikalau Aku menyaksikan dari hal diriku sendiripun, benar juga
kesaksian itu”
A: Silahkan periksa lagi Yahya 5
ayat 31.
B: Baik, di pasal dan ayat ini
menyebutkan: “Jikalau Aku menyaksikan dari hal diriku, maka kesaksianku tidak
benar”
A: Nah, saudara membuktikan sendiri
perselisihan di dua ayat ini. Di satu ayat menyebutkan: “Kesaksianku benar”,
sedangkan di ayat lain menyebutkan “Kesaksianku tidak benar”. Dua ayat yang
berselisih itu, tersebut di kitab suci. Dan yang berbicara adalah seorang.
Manakah yang benar antara dua ayat ini. Wajarkah di dalam kitab suci mengandung
ayat-ayat yang berlawanan antara yang satu dengan yang lain.
B: Ya, saya akui memang tidak cocok.
A: Bukan saja tidak cocok, tetapi
adalah satu selisih yang menyolok.
B: Tetapi mungkin salah satu dari
ayat tersebut salah cetak.
A: Sekiranya salah cetak, tentunya
ada ralat; tetapi di kitab ini tidak disebutkan apa-apa.
B: Bibel ini berbahasa Indonesia,
permisi sebentar, saya akan memeriksa Bibel yang berbahasa Inggris.
A: Itu lebih baik, sayakah yang akan
memeriksa ataukah saudara?
B: Oleh karena bapak banyak hafal
ayat-ayat Bibel maka saya serahkan agar bapak saja memeriksanya, sepaya lebih
cepat.
A: Baiklah; harap saudara
memperhatikan juga saudara-saudara yang hadir, kitab yang saya pegang ini adalah
Bibel berbahasa Inggris ialah “The Holy Bible”, “Containing the Old and New
Testaments (American Bible Society)”. Saya serahkan kitab ini kepada saudara
Antonius dan saya akan menunjukkan pasal dan ayatnya untuk diteliti bersama.
B: Baik, saya terima kitab Bibel
yang berbahasa Inggris.
A: Silahkan saudara periksa di Yahya
pasal 8 ayat 14 pada halaman 104
B: Baik, dihalaman 104 kitab Yahya pasal 8 ayat 14 disini
ada menyebutkan: “THOUGH I BEAR RECORD OF MY SELF, YET MY RECORD IS TRUE”
A: Kalau susunan ayat ini kita salin kedalam bahasa Indonesia , adalah demikian: “Jikalau aku menyaksikan dari hal
diriku sendiripun, benar juga kesaksianku itu” Betulkah begitu artinya?
B: Ya, betul begitu
A: Jadi sama artinya dengan Injil yang berbahasa
Indonesia di Yahya pasal 8 ayat 14, harap saudara cocokkan dulu.
B: Betul, artinya sama kuatnya
A: Sekarang silahkan periksa di
Yahya pasal 5 ayat 31.
B: Disini menyebutkan : “IF BEAR WITNES OF MYSELF, MY
WITNES IS NOT TRUE”
A: Ayat ini kalau kita salin kedalam bahasa Indonesia
akan demikian: “Jikalau aku menyaksikan dari hal diriku, maka kesaksianku itu
tiada benar”. Betulkah begitu?.
B: Ya, benar
A: Silahkan saudara periksa lebih teliti lagi di kitab
Bibel yang berbahasa Inggris ini. Di satu ayat menyebutkan “IS TRUE”, adalah benar,
sedangkan di ayat lain menyebutkan “IS NOT TRUE”, adalah tidak benar.
B: Ya, memang berbeda
A: Kalau begitu, di Injil yang berbahasa Indonesia maupun yang berbahasa Inggris tidak ada perbedaan arti
dan maksudnya.
B: Betul Demikian
A: Jadi tidak salah cetak, yang salah ialah yang mengisi
kitab suci itu. Kalau betul kitab suci (Injil) itu wahyu dari Tuhan, mustahil
ayat-ayatnya akan berselisih antara yang satu dengan yang lain. Jadi kitab itu
telah dicampuri oleh tangan manusia.
B: Menurut pendapat saya, dua ayat itu bukan berlawanan,
mungkin ayat yang satu dicabut, lalu kemudian diganti dengan ayat yang lain.
Jelasnya , ayat yang satu di hapus diganti dengan ayat yang lain (yang baru).
Setahu saya dalam ayat-ayat Al Qur’an terdapat apa yang disebut “Nasich dan
Mansuch” ialah satu ayat terhapus hukumnya, lalu diganti dengan ayat yang lain
(hukum yang baru).
A: Di dalam Al Qur’an terdapat “Nasich dan Mansuch” ada
disebutkan ayatnya tetapi di kitab Injil sama sekali tidak disebutkan.
B: Dimanakah di dalam Al Qur’an yang menyebutkan ayat
tentang Nasich dan Mansuch itu
A: Sebetulnya sayalah yang harus bertanya kepada saudara,
oleh karena dari saudaralah timbulnya ucapan Nasich-Mansuch itu. Akan tetapi
sekalipun demikian saya tunjukkan, ialah di surat Al Baqarah ayat 106. Susunan ayat itu ada ulama yang
menafsirkan tentang adanya “Nasich dan Mansuch”. Sebagian lagi ada yang
menafsirkan bahwa susunan ayat tersebut tidak menunjukkan adanya
Nasich-Mansuch. Kalau saudara memerlukan , akan saya terangkan tafsirnya ayat
tersebut.
B: Hal itu, baiklah kita tangguhkan dulu. Tetapi
sehubungan dengan dua ayat di Bibel yang tadi, saya berpendapat bukan
berlawanan, melainkan satu ayat digantikan dengan ayat lain, sehingga nampaknya
ada berlawanan. Bolehkah saya berikan misal.
A: Silahkan, saudara berhak penuh berbicara dengan saya
dalam pertemuan kita ini.
B: Saya sebutkan misal: Dikeluarkan suatu peraturan,
setiap pengendara sepeda diwaktu malam diharuskan memakai lampu. Kemudian datang lagi
peraturan tidak boleh pakai lampu, karena ada peperangan misalnya. Disini ada
dua peraturan, yang pertama: “Diharuskan memakai lampu” sedang yang kedua
“Dilarang”. Dua perintah itu, yang terpakai adalah yang kemudian. Demikian juga
dua ayat di Bibel tadi tidak berlawanan, melainkan salah satu diantaranya sudah
tidak berlaku lagi (dicabut). Ini menurut pendapat saya.
A: Baiklah, tetapi tentunya saudara
mengerti, apabila suatu peraturan yang diganti, mestinya harus diikuti
penjelasan, bahwa artikel nomer sekian ayat sekian, tahun sekian dicabut,
diganti dengan artikel nomer sekian dan selanjutnya. Akan tetapi dua ayat di
Bibel itu, tidak ada sebutan ayat yang satu diganti , dengan lain kata dua ayat
tetap berlawanan antara yang satu dengan yang lain. Tidak ada penjelasan bahwa
salah satu telah dicabut, atau diganti.
Malam Ke 8 : Perselisihan
Ayat-ayat Dalam Bibel
Posted on November 3,
2007 by SMS/CALL: 085290206534 (silahkan buka situs2 islam bermanfaat: http://www.eramuslim.com , http://www.kajian.net ,http://www.alsofwah.or.id , http://www.muslim.or.id , http://www.almanhaj.or.id ,http://www.muslimah.or.id , http://www.google.com , http://www.google.co.id , yahoo.com
A: Pada pertemuan kemarin malam saya telah terangkan ayat
yang berlawanan dalam Bibel. Pada pertemuan sekarang apakah masih ada
pertanyaan saudara yang akan disampaikan kepada saya.
B: Kalau masih ada ayat-ayat dalam Bibel yang berlawanan
antara satu ayat dengan yang lain, saya minta diterangkan untuk menambah
keyakinan saya sampai dimanakah kesucian kitab Bibel itu ada dicampuri oleh
tangan manusia.
A: Kemarin malam saudara mengakui
sudah puas. Apakah tidak lebih baik, kita bicarakan saja pasal-pasal yang
saudara pandang terpenting.
B: Ya, tetapi keterangan bapak
mengenai ayat-ayat yang berlawanan di kitab Bibel itu baru sedikit membuka hati
saya. Karena itulah saya bawa lagi kitab Bibel ini.
A: baiklah, saya akan tunjukkan,
demi kepuasan saudara
B: Terima kasih. Harapan, Bapak sudi
tunjukkan lagi bukti-bukti ayat-ayat yang berlawanan. Saya ingin mengetahui
lebih banyak lagi.
A: Silahkan saudara periksa di Yahya
pasal 1 ayat 18
B: Dipasal dan ayat ini menyebutkan:
“Maka Allah belum pernah dilihat oleh seorang juapun, tetapi Anak yang tunggal
yang diatas pengakuan Bapa, ialah yang sudah menyatakan Dia”.
A: Bagaimanakah menurut tafsiran
saudara susunan ayat ini.
B: Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan
tidak pernah dilihat oleh siapapun juga, melainkan hanya Yesus saja yang pernah
melihatnya.
A: Kalau begitu silahkan saudara
periksa di kitab Kejadian pasal 18 ayat 1
B: Disini menyebutkan: “Hatta, maka
kemudian dari pada itu kelihatanlah Tuhan kepada Ibrahim hampir dengan pohon
jati mamre tatkala duduklah di pintu kemahnya ketika hari panas”.
A: Nah, disini saudara membuktikan
sendiri perselisihan di dua ayat ini, disatu ayat menyebutkan Tuhan hanya
dinyatakan oleh Yesus saja, tidak seorang juapun melihatnya. Sedang di ayat
yang lain ada menyebutkan bahwa Ibrahim juga melihat Tuhan. Bukankah dua ayat
ini berlawanan. Yang manakah yang benar di dua ayat ini.
B: Ya, saya mengakui memang tidak
cocok.
A: Saya lanjutkan. Silahkan periksa
lagi di kitab: “Kejadian pasal 32 ayat 30″
B: Ya, di sini menyebutkan: “Maka
dinamai oleh Yakub akan tempat itu peniel karena katanya: “Sudah kulihat Allah
muka dengan muka, maka nyawaku selamatlah”.
A: Perhatikan: disatu ayat
menyebutkan, tidak seorangpun melihat Tuhan, melainkan Yesus. Di ayat yang lain
menyebutkan bahwa Ibrahim melihat Tuhan. Di ayat yang lain lagi ada menyebutkan
Yakub melihat Tuhan malah bertemu muka dengan muka. Yang manakah yang benar
diantara tiga ayat tersebut? Mustahillah benar semuanya, karena jelas sekali
susunan ayatnya yang nyata-nyata mengandung ayat yang berselisih antara yang
baru dengan yang lain. Kalau dikatakan salah satu dari pada ayat-ayat itu yang
benar, maka yang dua ayat tentunya salah semuanya. Pantaskah suatu kitab suci
mengandung ayat yang salah? Dan kalau dikatakan salah semuanya, maka apakah
kitab itu dapat dipertahankan kesuciannya, kalau ayat-ayatnya terdapat
berlawanan.
B: Ya, saya mengakui ayat-ayat
tersebut tidak cocok antara yang satu dengan yang lain.
A: Pengakuan saudara itu memang
penting, tetapi lebih utama kalau diikuti dengan kesadaran.
B: Saya harap tunjukkan lagi
ayat-ayat di kitab Injil yang berselisih
A: Baiklah, silahkan periksa di
kitab Samuel yang ke-II pasal 8 ayat 9, 10.
B: Di pasal dan ayat ini
menyebutkan: “Bermula, maka setelah kedengaranlah kabar kepada TOI, raja Hamat,
mengatakan Daud sudah mengalahkan segenap balatentara Hadar Ezar, disuruhkan
TOI akan YORAM anaknya menghadap raja Daud akan bertanyakan selamat baginda dan
menyampaikan berkat selamat kepada baginda……”.
A: Cukup dibaca sampai disitu,
bagaimana menurut pendapat saudara maksud ayat itu, siapakah nama raja Hamat?
B: Menurut ayat ini, raja Hamat
bernama “Toi”
A: Sekarang silahkan periksa kitab:
“Tawarikh yang pertama”, pasal 18 ayat 9
B: Di sini menyebutkan: “Hatta
apabila kedengaranlah kabar kepada TOHU, raja Hamat, mengatakan Daud sudah
mengalahkan segenap balatentara Hadar Ezar raja Zoba itu”
A: Di ayat ini siapakah nama raja
Hamat
B: Menurut ayat ini, nama raja Hamat
ialah “Tohu”
A: Nah, perhatikanlah : disuatu ayat
menyebutkan nama Raja Hamat ialah “Toi” sedangkan di ayat lain menyebutkan
“Tohu”. Yang manakah namanya benar Tohukah atau Toi.
B: Ya, namanya memang berselisih. Akan tetapi hanya selisih
tentang nama saja. Jadi hanya perselisihan yang kecil saja.
A: Kalau kesalahan dari manusia
biasa, tentu kita tidak keberatan, akan tetapi ini adalah kesalahan “Wahyu”
atau “Ilham”.
B: Betul juga pendapat bapak, Ini
adalah kesalahan wahyu atau ilham. Mustahil wahyu atau ilham dari Tuhan
terdapat kesalahan walaupun kesalahan yang sedikit dan sekecil-kecilnya.
>(pada halaman ini terdapat
footnote: Al Kitab edisi 1994, kata Tohu diganti Tou. Mungkin pada
>tahun berikutnya kata Tou akan diganti dengan Toi)
>tahun berikutnya kata Tou akan diganti dengan Toi)
A: Bukan itu saja, Silahkan periksa
lagi kitab Samuel yang kedua pasal 8 ayat 9 dan 10
B: Di sini menyebutkan: “Bermula,
maka setelah kedengaranlah kabar kepada TOI, raja Hamat, mengatakan Daud sudah
mengalahkan segenap balatentara Hadar Ezar, disuruhkan TOI akan YORAM anaknya
menghadap raja Daud ……”
A: Cukup dibaca sampai disitu dulu,
di ayat itu ada tersebut seseorang bernama Yoram, siapakah Yoram menurut ayat
tersebut?
B: Menurut ayat tersebut Yoram itu
anaknya Toi, raja Hamat.
A: Betul, sekarang lanjutkan periksa
di kitab: Tawarikh yang pertama pasal 18 ayat 9 dan 10.
B: Di sini ada menyebutkan : “Hatta
apabila kedengaranlah kabar kepada TOHU, raja Hamat, mengatakan Daud sudah
mengalahkan segenap balatentara Hadar Ezar raja Zoba itu”. “Disuruhnyalah
Hadoram puteranya pergi menghadap baginda raja Daud……”
A: Cukup dibaca sampai disitu.
Diayat itu ada disebutkan seorang bernama Hadoram, Siapakah Hadoram itu menurut
susunan ayat tersebut?.
B: Menurut susunan ayat tersebut
orang yang bernama Hadoram itu adalah anak Tohu, raja hamat
A: Buktikan, disatu ayat menyebutkan
bahwa Yoram itu anaknya Toi, sedangkan di ayat lain menyebutkan anaknya Toi itu
bukan Yoram, melainkan Hadoram.
B: Saya tidak tahu
A: Saya bertanya bukan tentang tahu
atau tidaknya, melainkan tentang kebenaran di dua ayat itu.
B: Saya tidak tahu yang mana yang
benar.
A: Bukan saudara saja yang tidak
mengetahui kebenarannya, malah yang menulis ayat itupun tidak bisa menunjukkan
yang tepat tentang kebenarannya nama anaknya Toi itu; padahal yang dinamakan
kitab suci pasti benar isinya, bersih dari segala macam kesalahan, sampai
kepada kesalahan yang sekecil-kecilnya, sesuai dengan pengakuan saudara tadi.
B: Mestinya begitu.
A: Tetapi kenyataannya tidak begitu.
Buktinya, silahkan saudara periksa lagi di kitab Samuel ke II pasal 8 ayat 8.
B: Baik, di pasal dan ayat ini
menyebutkan: “Maka dari dalam Betach dan dari dalam Berotai, dua buah negeri
Hadar Ezar, diambil raja Daud akan banyak Tembaga.
A: Bagaimana maksud ayat ini menurut
tafsiran saudara.
B: Maksudnya ialah raja Daud
mengambil banyak tembaga dari dua tempat bernama Betach dan Berotai.
A: Silahkan periksa di Kitab
Tawarich yang pertama pasal 18 ayat 8
B: Baik disini ada menyebutkan:
“Maka dari dalam Tibchat dan dari dalam Chun, negeri Hadar Ezar itu diambil
Daud amat banyak tembaga.
A: Buktikan disatu ayat menyebutkan
dua tempat yang diambil tembaganya oleh Daud ialah Betach dan Berotai,
sedangkan di ayat lain menyebutkan dua tempat itu ialah Tibchat dan Chun. Di
dua ayat itu tempat manakah yang sebenarnya diambil tembaganya oleh Daud. Kalau
betul kitab Injil itu mestinya suci dari pada kesalahan dan perselisihan atau
berlawanan tentang ayat-ayatnya.
B: Betul, dua ayat ini memang tidak
cocok, yang satu dengan yang lain bertentangan.
A: Apakah saudara masih memerlukan
lagi ayat-ayat yang berlawanan didalam Bibel.
B Saya merasa beruntung kalau bapak
masih bersedia menunjukkan demi untuk meningkatkan kesadaran saya.
A: Baiklah saya ikuti kehendak
saudara. Silahkan periksa lagi di Kitab Raja-raja kedua pasal 8 ayat 26.
B: Baik, dipasal dan ayat ini
menyebutkan: “Adapun umur raja Ahazia pada masa ia naik raja itu dua puluh dua
tahun, maka kerajaanlah ia Jerusalem setahun lamanya, adapun nama bunda-bunda
baginda itu Atalia anak Omri raja orang Israil”.
A: Menurut susunan ayat ini,
berapakah umur raja Ahazia pada waktu ia menjadi raja.
B: Berdasarkan ayat ini diwaktu umur
22 tahun.
A: Silahkan saudara periksa lagi di
kitab: Tawarikh ke II pasal 22 ayat 2
B: Di pasal dan ayat ini
menyebutkan: “Adapun pada masa ia naik raja itu empat puluh dua tahun, dan
kerajaanlah ia di Jerusalem setahun lamanya, maka nama bunda baginda itu Atalia
anak Omri”
A: Di ayat ini menyebutkan berapakah
umur Ahazia diwaktu menjadi raja.
B: Di ayat ini menyebutkan diwaktu
berumur 42 tahun.
A: Nah Di dua ayat ini yang manakah
yang benar, diwaktu berumur 22 tahunkah atau berumur 42 tahun. Di satu ayat
menyebutkan Ahazia menjadi raja di waktu berumur 22 tahun, dan di ayat yang
lain menyebutkan pada waktu berumur 42 tahun. Bukankah ini menunjukkan
perselisihan yang menyolok sekali di kitab Injil yang dikatakan suci itu.
B: Ya, perselisihan di dua ayat ini
tak dapat dipungkiri lagi.
A: Supaya makin bertambah tak dapat
dipungkiri lagi oleh saudara tentang ayat-ayat yang berlawanan di kitab Bibel
itu. Silahkan saudara periksa lagi di kitab Raja-raja II pasal 24 ayat 8.
B: Baik, disini ada menyebutkan :
“Jojachin pada masa ia naik raja itu delapan belas tahun, maka kerajaanlah ia
di Jerusalem tiga tahun lamanya dan nama bunda baginda itu Nehusta anak Elmatan
dari Jerusalem”
A: Siapakah nama raja di ayat ini
B: Namanya Jojachin
A: Silahkan saudara periksa di
kitab: Tawarikh yang kedua pasal 36 ayat 9
B: Di sini ada menyebutkan: “Adapun
umur Jehojachin pada masa ia naik raja itu delapan belas tahun, maka
kerajaanlah ia di Jerusalem tiga bulan dan sepuluh hari lamanya, maka
diperbuatnya barang yang jahat kepada pemandangan Tuhan”.
A: Buktikan perselisihan yang menyolok
pada dua ayat ini; di satu ayat menyebutkan Jojachin dan di ayat yang lain
menyebutkan Jehojachin. Selanjutnya di satu ayat menyebutkan kerajaan Jojachin
di Jerusalem tiga tahun lamanya dan diayat yang lain menyebutkan 3 bulan 10
hari. Yang manakah yang benar di dua ayat ini, Jojachinkah atau Jehojachin, dan
kerajaan Jerusalem selama 3 tahunkah atau 3 bulan 10 hari? Harap saudara
periksa lagi dengan teliti susunan dua ayat yang saudara baca tadi.
B: Betul, memang tidak cocok antara
dua ayat ini.
>Catatan kaki: Al Kitab yang
diterbitkan tahun 1994, Kata “Yehoyakhin” diganti dengan “Yoyakhin”
>dan di Alkitab edisi tahun 1994, kata “tiga tahun” diganti “tiga bulan”.
>dan di Alkitab edisi tahun 1994, kata “tiga tahun” diganti “tiga bulan”.
A: Aneh, lagi-lagi tidak cocok dan
memang tidak cocok.
B: Memang mustahil dikitab suci
mengandung ayat-ayat yang berlawanan antara yang satu dengan yang lain.
A: Supaya lebih nyata
kemustahilannya, teruskan saudara periksa di kitab Saul yang kedua pasal 23
ayat 8
B: Di ayat ini tersusun sebagai
berikut: “Bermula, maka inikah nama segala pahlawan yang mengiringi Daud,
Josech Basjebet bin Tachkemoni, kepala segala penghulu iapun bergelar penyucuk
dan penikam lembing, sebab ditikamnya akan kedelapan ratus orang dalam sekali
saja berperang”.
A: Berdasarkan ayat ini saya ingin
bertanya pada saudara: “Siapakah nama pahlawan yang mengiringi Daud menurut
ayat ini
B: Namanya Josech Basjebet bin
Tachkemoni
A: Menjabat apakah ia
B: Kepala segala penghulu
A: Berapa orangkah yang ditikamnya
dalam sekali berperang.
B: Delapan ratus orang
A: Kalau begitu, silahkan saudara
periksa di Kitab Tawarikh yang pertama pasal 11 ayat 11
B: Di ayat ini susunan kalimatnya
seperti berikut: “Maka inilah bilangan segala pahlawan yang mengiringi Daud,
Yasobam bin Hachmoni, kepala orang tiga puluh, yang melayangkan lembingnya kepada
orang tiga ratus, ditikamnya akan mereka itu sekalian dalam sekali berperang”.
A: Berdasarkan ayat ini saya ingin
bertanya pada saudara: “Siapakah nama pahlawan yang mengiringi Daud menurut
ayat ini
B: Namanya Yasobam bin Hachmoni
A: Menjabat apakah ia
B: Kepala dari orang tiga puluh
A: Berapa orangkah yang ditikamnya
dalam sekali berperang.
B: Sebanyak Tiga ratus orang
A: Cocokkan dua ayat ini antara yang
satu dengan yang lain.
B: Terlalu tidak cocok malah dalam
dua ayat ini terdapat 3 macam selisih yang jelas sekali.
A: Memang. Di satu ayat menyebutkan
pahlawan yang mengiringi Daud bernama Josech Basjebet bin Tachkemoni dan di
ayat yang lain bernama Yasobam bin Hachmoni. Di ayat inipun menyebutkan Kepala
orang tiga puluh. Di ayat itupun ada menyebutkan lagi Menikam 800 (delapan
ratus) orang dalam sekali berperang dan di ayat yang lain menyebutkan menikam
300 (tiga ratus) orang dalam sekali berperang.
B: Intermezzo sedikit pak Kyai.
A: Ya, boleh intermezzo jenis apa
B: Saya merasa sungguh kagum, karena
Bapak Kyai hapal diluar kepala tentang ayat-ayat Bibel. Padahal kalau tidak
salah ayat-ayat dikitab Bibel itu ada ribuan. Dengan cara bagaimana Bapak
menghafalnya.
A: Lain waktu saya bisa terangkan
pada saudara.
B: Menghafalkannya saja tentu amat
berat, Yang betul-betul mengherankan saya, dapat bapak menunjukkan dengan tepat
letaknya ayat-ayat di Bibel dan tambah mengherankan lagi hafalnya ayat-ayat
Bibel yang berlawanan antara satu dengan yang lain. Baik tentang nama-nama
suratnya, pasalnya, maupun ayat-ayatnya, kesemuanya dengan tepat sekali bapak
menunjukkannya. Betul saya bertanya; malah diantara saudara-saudara yang hadir
kemarin malam ada yang membisikkan pada telinga saya, memberikan dorongan
supaya menanyakan kepada bapak.
A: Supaya tidak banyak makan waktu,
saya jawab dengan singkat saja, saya kalau menghafalkan sesuatu tidak hanya
menggunakan alat pancaindera lahir (sensus exterior) semata-mata, akan tetapi
juga alat-alat pancaindera bathin (sensus interior). Keterangan mengenai soal
ini cukup panjang, membutuhkan antara dan waktu tersendiri. Kalau saudara ada
hasrat, lain waktu akan saya jelaskan.
B: Baiklah kalu begitu, sekarang
kita lanjutkan
A: Sebagai bukti, bahwa alat
pancaindera bathin itu dapat menembus, maka saya tembuskan pandangan bathin saya
ke dalam kitab Bibel, untuk saya tunjukkan lagi pada saudara ayat-ayat di Bibel
yang berlawanan.
B: Terima kasih
A: Silahkan saudara periksa lagi di
kitab Samuel yang kedua pasal 24 ayat 1
B: Di pasal dan ayat ini ada
menyebutkan: “Bermula maka kembali pula bangkitlah murka Tuhan akan orang
Israil, diajaknya Daud akan lawan mereka itu katanya: Bilangkanlah olehmu akan
orang Israil dan akan orang Jehuda””
A: Menurut ayat ini, siapakah yang
mengajak Daud membilang dan melawan orang Israil.
B: Menurut susunan ayat ini yang
mengajak Daud ialah Tuhan.
A: Betul, sekarang silahkan saudara
periksa di kitab Tawarikh yang pertama pasal 21 ayat 1.
B: Baik, dipasal dan ayat ini ada
menyebutkan: “Sebermula, maka pada masa itu, berbangkitlah syetan akan celaka
orang Israil, diajaknya Daud supaya dia membilang banyak orang Israil”
A: Menurut ayat ini siapakah yang
mengajak Daud membilang orang Israil.
B: Berdasarkan ayat ini yang
mengajak Daud, ialah Syetan.
A: Nah, perhatikan; disatu ayat
menyebutkan yang mengajak Daud adalah Tuhan. Kemudian di satu ayat yang lain
menyebutkan, yang mengajak Daud adalah Syetan. Yang manakah yang benar diantara
dua ayat ini, Tuhankah atau syetan.
B: Ya, betul; ini adalah suatu
perselisihan yang menyolok sekali.
A: Kalau demikian tentunya saudara
dapat membayangkan, apakah Bibel yang sekarang ini masih tetap dikatakan
sucikah atau sudah dicampuri oleh tangan manusia.
B: Kalau sudah terang-terangan
begini, tentunya sulit untuk dipertahankan kesuciannya.
A: Apakah saudara masih belum merasa
puas bukti-bukti yang saya tunjukkan tentang ayat-ayat Bibel yang berlawanan
antara yang satu dengan yang lain itu.
B: Sudah cukup jelas.
A: Jangankan di kitab suci itu
sampai terdapat beberapa ayat yang berlawanan malah satu ayat saja terdapat
ayat yang berselisih dengan ayat lain, sudah cukup alasan untuk tidak dapatnya
dipertahankan dan diyakinkan tentang kesuciannya.
B: Kalau begitu kitab Bibel yang
dianggap suci oleh penganutnya itu lantas bagaimana.
A: Sebetulnya pertanyaan saudara itu
harus dijawab oleh saudara sendiri karena saudara saudara sendiri masih
mempunyai kitab itu. Tetapi saya tolong menjawabnya. Setiap agama mempunyai
kitab suci. Akan tetapi kalau di kitab sucinya itu ternyata terdapat beberapa
ayatnya yang berselisih atau berlawanan dan tidak cocok antara yang satu
denganyang lain, apakah penganut-penganut agama itu masih berkeyakinan bahwa
kitab sucinya itu tetap suci. Padahal yang dinamai kitab suci adalah wahyu,
ilham dari tuhan. Mustahil sekali kalau wahyu Tuhan itu tidak cocok. Di satu ayat
Tuhan berkata YA lalu diayat yang lain lagi menyatakan TIDAK. Di satu ayat
Tuhan berkata “A” lalu diayat lain Tuhan berkata lagi bukan “A” tetapi “B”.
Kalau sampai terjadi demikian, tidak mustahil bahwa tangan manusia sudah ikut
campur di dalamnya.
B: Betul begitu, Tetapi maaf. Kalau
Bapak tidak berkeberatan, saya minta lagi.
A: Minta yang mana lagi yang
dimaksudkan oleh saudara.
B: Minta satu ayat lagi yang
berselisih di Bibel
A: Agaknya saudara akan menguji saya
tentang Bibel.
B: Tidak, betul-betul tidak. Hanya
minta satu saja. Betul-betul saya hanya minta satu ayat saja lagi.
A: Saudara minta satu ayat lagi atau
lebih, saya bisa tunjukkan. Tetapi waktunya sudah jauh malah. Kecuali kalau
saudara suka menerima sampai pagi.
B: Tidak, betul-betul hanya minta
satu ayat lagi. Setelah itu kita lanjutkan pasal-pasal yang lain.
YANG HADIR: Teruskan sampai waktu
subuh, kita setuju dan akan tetap tenang.
A: Baiklah saya penuhi pengharapan
saudara Antonius. Silahkan saudara periksa di kitab Samuel yang kedua pasal 10
ayat 18.
B: Baik, di pasal dan ayat ini ada
menyebutkan: “Tetapi kemudian, larilah segala orang syam itu dari hadapan orang
Israil, maka daripada orang Syam itu dibinasakan Daud tujuh ratus ekor kuda
kereta dan empat puluh ribu orang berkuda, tambahan pula dikalahkannya Sobach,
panglima perang mereka itu, sehingga matilah ia disana…..”
A: Cukup dibaca sampai disitu dulu,
saya akan bertanya pada saudara, diayat ini ada berapakah jumlahnya kuda kereta
yang dibinasakan oleh Daud.
B: Di ayat ini menyebutkan 700
(tujuh ratus) banyaknya yang dibinasakan oleh Daud.
A: Di ayat itu juga ada berapakah
jumlahnya orang berkuda yang dibinasakan oleh Daud.
B: Menurut ayat ini ada 40.000
(empat puluh ribu) orang berkuda yang dibinasakan oleh Daud.
A: Dan di ayat itu juga, siapakah
namanya panglima perang yang dibunuh
B: Menurut ayat ini panglima perang
yang dibunuh bernama Sobach
A: Betulkah semuanya itu, silahkan
periksa lagi.
B: Betul demikian jawaban-jawaban
saya berdasarkan ayat ini.
A: Kalau begitu silahkan saudara
periksa di Kitab Tawarikh yang pertama pasal 19 ayat 18.
B: Di sini ada menyebutkan: “Maka
larilah segala orang Syam dari hadapan orang Israil, maka dibinasakan Daud
daripada orang Syam itu tujuh ribu ekor kuda kereta, dan empat puluh ribu orang
yang berjalan kaki, tambahan pula dibunuhnya Sofach panglima perang itu…”
A: Saya akan bertanya; Ada berapakah
jumlah kuda kereta yang dibinasakan oleh Daud menurut ayat ini
B: Menurut ayat ini, menyebutkan ada
7000 (tujuh ribu).
A: Di ayat ini juga yang dibinasakan
oleh Daud apakah 40.000 orang yang berkuda atau 40.000 orang yang berjalan kaki
B: Di ayat ini yang dibinasakan oleh
Daud ada menyebutkan 40.000 yang berjalan kaki, bukan orang berkuda.
A: Pun di ayat ini juga, disebutkan
siapakah namanya panglima perang, apakah bernama Sobach-kah atau Sofach
B: Di ayat ini disebutkan bernama
Sofach.
A: Coba saudara perhatikan dengan
seksama perselisihan di dua ayat ini. Satu ayat saja sudah terdapat 3 macam
selisih. Di kitab Samuel yang kedua pasal 10 ayat 18 menyebutkan; yang
dibinasakan oleh Daud sebanyak 700 (tujuh ratus) kuda kereta, sedangkan di
kitab Tawarikh yang pertama pasal 19 ayat 18 menyebutkan 7.000 (tujuh ribu)
kuda kereta. Yang manakah yang benar di dua ayat itu. Di kitab Samuel yang
kedua itu juga ada menyebutkan 40.000 (empat puluh ribu) orang berkuda,
sedangkan di kitab Tawarikh I, 40.000 orang berjalan kaki. Yang manakah yang
benar, 40.000 orang berkudakah yang dibinasakan oleh Daud atau 40.000 orang
berjalan kaki. Di kitab Samuel yang kedua itu juga ada menyebutkan panglima
perangnya bernama Sobach sedangkan dikitab Tawarikh yang pertama menyebutkan
panglimanya bernama Sofach. Yang manakah yang benar, Sobach-kah atau bernama
Sofach.
B: Sudah cukup puas; saya sudah
menyadari dan saya sudah mulai insyaf
A: Mulai sadar dan insyaf yang
bagaimana yang saudara maksudkan
B: Jiwa dan kesadaran saya mulai
terbuka. Besok malam saya akan lukiskan kandungan hati saya, setelah saya
menerima jawaban-jawaban pertanyaan-pertanyaan saya yang lain pada Bapak.
A: Baiklah saya persilahkan
B: Apakah sebabnya orang-orang
pandai (sarjana) dinegeri Barat banyak yang memeluk agama Kristen? Kalau agama
Islam suatu agama yang benar dan ajran-ajarannya sesuai dengan Ilmu pengetahuan
dan modern, tentunya mereka masuk Islam.
A: Sebelumnya saya memberikan
jawaban, saya akan bertanya, saudara sendiri termasuk sarjana. Mengapa saudara
memeluk (tertarik pada, red) agama Islam.
B: Ya, karena hasil diskusi ini yang
membawa saya lebih menyelami dan memilih ajaran-ajaran agama Islam.
A: Sekiranya tanpa diskusi yang
menghasilkan tambahnya meneliti ajaran-ajaran Islam, apakah mungkin saudara
menjadi pemeluk agama Islam yang sadar.
B: Menurut pikiran saya tidak
mungkin.
A: Orang-orang di negeri barat yang
saudara sebut itu sekiranya seperti saudara pula dalam menganut suatu agama.
B: Ya, betul
A: Memang betul, Karena di zaman ini
dari mereka ada banyak yang sudah memeluk agama Islam atas hasil penyelidikan
dan penelitian yang mendalam.
B: Akan tetapi ada orang-orang Islam
yang berpindah agama menjadi pemeluk agama Kristen.
A: Dari manakah saudara ketahui.
B: Di negeri kita sendiri. Buktinya
dengan bertambahnya pembangunan Gereja, sekolah Kristen nampaknya sementara
senantiasa bertambah jumlahnya.
A: Apakah orang-orang Islam yang
masuk agama Kristen itu terdiri dari sarjana-sarjana Islam.
B: Saya tidak mengetahuinya, hanya
dari kata-kata saja. Akan tetapi saya sendiri sampai saat ini belum menemukan
malah belum mendengar sarjana-sarjana Islam masuk Kristen.
A: Kalau begitu orang-orang Islam di
Indonesia yang berpindah agama bukan dari hasil penelitian; jadi masuknya bukan
karena keyakinannya.
B: Mengapa bapak berpendapat
demikian
A: Saudara membuktikan sendiri bahwa
orang-orang Islam di Indonesia ada banyak sekali, yang miskin, melarat dan
menderita dalam hidupnya. Mereka butuh uang, makan, pakaian dan obat-obatan,
Kesempatan ini dipergunakan oleh beberapa orang penganut Kristen untuk
mempengaruhi mereka dengan jalan membagi-bagikan makanan, pakaian, obat-obatan
dan lainnya kalau tidak keliru.
B: Ya, saya pernah baca di majalah
Kiblat.
A: Di zaman ini ada beberapa orang dinegeri barat yang
mulanya beragama Kristen setelah menyelidiki dan meneliti ajaran-ajaran Islam,
yang menunjukkan kebenaran ajaran Islam mereka berterusterang berpindah menjadi
penganut Islam; mereka itu golongan sarjana, malah diantaranya terdapat pendeta
Kristen yang menjadi pemeluk agama Islam.
B: Betul, saya sendiri pernah
membaca di Majalah Kiblat.
A: Jadi sudah jelas, bahwa
orang-orang di negeri yang beragama Kristen lalu berpindah menjadi pemeluk
Islam disebabkan dari hasil penelitiannya tentang kebenaran ajaran-ajaran
Islam, umumnya orang-orang yang di negeri barat kalau melakukan sesuatu
penelitian dan penyelidikan menggunakan kecerdasan otaknya secara ilmiah. Mereka menjadi penganut
Islam dengan kesadaran dan keyakinannya.
B: saya menerima keterangan bapak.
A: Sedangkan orang-orang Islam di
Indonesia yang berpindah agama menjadi pemeluk agama Kristen umumnya bukan dari
hasil penyelidikan dan penelitiannya yang tentunya bukan di atas dasar
kesadaran dan keyakinannya, melainkan karena perut lapar, karena hidupnya yang
Senin Kamis, butuh makan, uang, pakaian, maupun obat-obatan. Dengan keterangan
saya ini Saudara bia bandingkan sendiri sebab musababnya orang-orang Kristen di
negeri Barat yang masuk Islam dan orang-orang Islam di Indonesia yang masuk
agama Kristen.
B: tetapi tentu ada juga orang-orang
Indonesia yang tidak miskin masuk agama Kristen
A: Tetapi tentu itu umumnya bukan
berasal dari penganut agama Islam, mungkin dari agama yang lain lagi. Jadi
masih ada yang akan ditanyakan lagi.
B: Ya, sedikit, besok malam saja.
Sekarang sudah jauh malam.
A: Baiklah, besok malam, agar lebih
sempurna.
Malam Ke 9 : MASUK ISLAM
Posted on November 3,
2007 by SMS/CALL: 085290206534 (silahkan buka situs2 islam bermanfaat: http://www.eramuslim.com , http://www.kajian.net ,http://www.alsofwah.or.id , http://www.muslim.or.id , http://www.almanhaj.or.id ,http://www.muslimah.or.id , http://www.google.com , http://www.google.co.id , yahoo.com
A: Pertemuan kita sudah berlangsung
beberapa kali dan berjalan lancar. Pada pertemuan yang sekarang ini, apakah
masih ada pertanyaan-pertanyaan saudara yang akan diajukan
B: Sejak siang tadi, saya telah
pikirkan dan pertimbangkan secara mendalam tentang hasil-hasil pertemuan kita
yang menimbulkan kesadaran saya untuk menentukan pendirian saya agar memilih
agama yang mana yang harus saya ikuti.
A: Alhamdulillah, kalau saudara
sudah dapat menentukan sendiri. Jadi bagaimana kepercayaan saudara sekarang ini
terhadap Trinitas (Tuhan Bapak, tuhan Anak dan Ruhul Kudus).
B: Memang soal inilah yang sedang
saya renungkan sejak tadi siang, oleh karena saya masih merasa terikat oleh
satu “Patokan” yang hingga saat ini belum dapat saya pecahkan. Padahal
keterangan bapak sangat memuaskan sejak semula kita bertemu.
A: Sekiranya saudara tidak
berkeberatan, cobalah saudara terangkan. Mungkin saya dapat membantu saudara.
B: Ialah soal Trinitas. Soal ini
masih berbekas dalam jiwa saya.
A: Baiklah, saudara terangkan saja.
B: Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Rohul
Kudus itu walaupun tersusun dari tiga oknum, tetapi tetap pada hakekatnya
Tunggal juga. Karena yang satu tidak dapat terpisah dengan yang lain.
Persoalan inilah yang masih berbekas dalam keyakinan saya. Sedangkan soal-soal lain, mengenai ayat-ayat di Bibel, dosa waris, kebenaran Al Qur’an, Kebenaran Nabi Muhammad selaku utusan tuhan, teristimewa perselisihan ayat-ayat di Bibel dan keterangan-keterangan serta penjelasan-penjelasan bapak yang berdasarkan fakta objektif dan interesant itu bagi saya sudah beres dan saya menyerah.
Persoalan inilah yang masih berbekas dalam keyakinan saya. Sedangkan soal-soal lain, mengenai ayat-ayat di Bibel, dosa waris, kebenaran Al Qur’an, Kebenaran Nabi Muhammad selaku utusan tuhan, teristimewa perselisihan ayat-ayat di Bibel dan keterangan-keterangan serta penjelasan-penjelasan bapak yang berdasarkan fakta objektif dan interesant itu bagi saya sudah beres dan saya menyerah.
A: Baiklah, lanjutkan.
B: Tetapi soal Trinitas itu masih
terlukis saja dalam keyakinan saya. Sehingga belum dapat secara bulat (ikhlas)
bagi saya untuk mengorbankan keyakinan saya begitu saja tanpa
penjelasan-penjelasan yang cukup luas yang sungguh mengatasi keyakinan saya.
A: Jadi yang tiga oknum itu, saudara
masih mempercayai bahwa ketiga-tiganya itu adalah Tuhan semuanya.
B: Ya, begitulah, tetapi sudah mulai
tipis.
A: Jadi Tuhan Bapak itu Tuhan
B: Ya.
A: Tuhan Anak, Yesus, apakah Tuhan
B: Ya.
A: Apakah Rohul Kudus juga Tuhan
B: YA, semuanya tiga tetapi tetap satu (tunggal), seperti
telah saya terangkan tadi. Supaya lebih jelas, saya buatkan misal.
A: Baiklah, silahkan saudara buatkan misal.
B: Bapak sekarang sedang menghisap
rokok
A: Ya sekarang sedang merokok.
Saudara-saudara yang hadir melihat juga. Saya sekarang sedang merokok.
B: Rokok yang bapak isap itu,
terdiri dari tiga susunan ialah:
1 . Batang Rokoknya
2 . Apinya
3 . Merah api pada rokok
1 . Batang Rokoknya
2 . Apinya
3 . Merah api pada rokok
A: Ya betul, teruskan.
B: Batang rokok, apinya dan merahnya
itu menjadi satu juga walaupun terdiri dari pada 3 susunan, akan tetapi pada
hakekatnya satu juga, ialah rokok, ketiganya tidak dapat terpisah, melainkan
berpadu menjadi satu (tunggal). Demikian juga halnya dengan Trinitas itu.
A: Misal atau perumpamaan yang
saudara berikan walaupun dianggap benar, tetapi tidak tepat.
B: Jadi bagaimana, saya minta
dibantah kalau tidak tepat.
A: Saya tidak akan membantah, malah
saya hargai pendapat saudara itu. Saya hanya ingin bertanya mengenai
perumpamaan yang saudara kemukakan tadi. Tetapi pertanyaan saya ini, minta
diberi jawaban yang tepat.
B: Baik, semoga saya bisa
menjawabnya.
A: Tadi saudara memberikan
perumpamaan tentang rokok dalam hal persamaan dengan Trinitas.
B: ya, betul begitu.
A: Saya ingin bertanya, dan saya
sekarang sedang merokok. Apakah batang rokok ini, rokok-kah atau bukan.
B: Ya. Betul batang rokok
A: Apakah apinya rokok ini,
rokok-kah atau bukan.
B: Bukan
A: Apakah merahnya api pada rokok
ini rokok-kah atau bukan.
B: bukan
A: Nah, sekarang saya tanyakan lagi:
Apakah Tuhan Bapak itu Tuhan atau Bukan
B: Ya, betul Tuhan
A: Apakah Anak Tuhan (Yesus) itu
Tuhankah (tuhan bapak) atau bukan
B: Bukan
A: Apakah Rohul Kudus itu Tuhankah
atau bukan
B: Mestinya bukan juga.
A: Kalau saudara mengatapak apinya
rokok itu bukannya Rokok dan merahnya rokok ini bukan rokoknya, maka jelaslah
bahwa Yesus itu bukan Tuhan dan rohul kuduspun bukan Tuhan.
B: Ya,
A: Kecuali sekiranya saudara ada
menyebutkan: Apinya rokok ini adalah rokok, maka adalah saudara berkata : Yesus
itu adalah Tuhan dan Rohul Kudus itu pun tuhan juga.
B: Ya, betul tepat sekali jawaban
bapak.
A: Sekarang bagaimana kepercayaan
saudara, apakah Yesus itu Tuhan atau bukan.
B: Bukan!
A: Apakah Rohul Kudus itu Tuhankah
atau bukan.
B: Terang bukan Tuhan!
A: Kalau begitu masihkah saudara
berkeyakinan terhadap Trinitas.
B: Sudah Lenyap!
A: Kalau sudah lenyap, lantas
bagaimana.
B: ya, keyakinan saya sekarang,
hanya ada SATU TUHAN
A: Jadi saudara mempercayai bahwa
TUHAN TUNGGAL
B: Seharusnya demikian; saya percaya
bahwa Tuhan itu Tunggal, Tidak ada Tuhan yang lain lagi.
A: Yang dimaksudkan Tuhan oleh
saudara, apakah Tuhan Allah atau bagaimana.
B: Tentu saja Tuhan ALLAH
A: Pada pertemuan yang lalu, saudara
telah mengaku kebenaran Nabi Muhammad SAW selaku utusan Allah.
B: Ya, saya tidak berdusta
A: kalau begitu saudara telah
mengakui bahwa: “Tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan Muhammad adalah Utusan
Allah”
B: Betul, saya mulai saat ini masuk
Islam, menjadi penganut Agama Islam, dan termasuk ummatnya Nabi muhammad SAW.
HADIRIN DENGAN SUARA SERENTAK:
Alhamdulillah, Alhamdulillah, saudara Antonius sekarang menjadi saudara kita.
A: Saudara yang hadir ikut menyaksikan
sendiri, bahwa pada malam ini tangal 18 Maret 1970 jam 10.15 menit malam,
saudara Antonius telah masuk Islam.
HADIRIN : Kami telah menyaksikan.
A: Saya minta saudara Antonius
membacakan “Kalimah Syahadah”, saya bacakan dulu lalu saudara diharap mengikutinya
menyebutkan pengakuan.
“Asyhadu Anlaa ilaa ha Illallah Wa Asyhadu Anna
Muhammadan Rasulullah”
Tahukah saudara artinya.
Tahukah saudara artinya.
B: Ya, tetapi sebaiknya saya minta dituntun membacanya,
pertama-tama bapak, supaya tidak keliru. “Saya menyaksikan bahwa sesungguhnya
tidak ada Tuhan melainkan Allah dan saya mengaku sesungguhnya Nabi Muhammad
adalah Pesuruh Allah”.
A: Betulkah saudara-saudara yang
hadir
HADIRIN: Betul. Cukup, sudah sah
Islamnya.
A: Marilah kita bersama-sama berdo’a
dan memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT dan diharap saudara Antonius dan
saudara-saudara yang hadir semuanya mengucapkan Amien.
Setelah doa dibacakan, saya harap
saudara-saudara yang hadir berjabatan tangan dengan saudara Antonius selaku
saudara kita yang baru. Apakah nama saudara Antonius masih ada lanjutannya.
B: Nama saya yang sebenarnya
“Antonius Widuri”
A: Bolehkah saya tambah tanpa
mengubah nama yang asal (aslinya)
B: Ya, saya setuju
A: Saya tetapkan nama saudara
sekarang “Antonius Muslim Widuri”. Jadi ditambah dengan kata Muslim.
B: Saya terima namanya menjadi
namanya dan cocok buat saya.
A: Saudara-saudara yang hadir tentu
sudah mendengar juga tambahan nama ini.
HADIRIN: Nama itu wajar dan cocok,
bagus.
A: Bersediakah saudara melakukan
Shalat, Puasa, Zakat dan ajaran-ajaran Islam lainnya.
B: Selaku seorang islam, saya wajib
mentaati ajaran-ajaran Islam menurut kemampuan (kemampuan saya).
A: Terima kasih. Apakah saudara
ingin memberikan sekedar sambutan atau menyampaikan beberapa buah kata besok
malam, karena ada kawan yang akan mengadakan sekedar selamatan.
B: Baiklah, saya penuhi besok malam.
Konsep perang dalam ajaran
injil, bibel, atau alkitab
-
-
Semestinya, umat kristiani tidak perlu trauma terhadap istilah jihad. Tidak ada alasan bagi mereka untuk alergi terhadap jihad, termasuk jihad dalam arti perang. karena dalam Alkitab (Bibel) sendiri terdapat satu perikop (bab) khusus yang disebut dengan “Hukum Perang”, yaitu kitab Ulangan 20:1-20.
-
-
Semestinya, umat kristiani tidak perlu trauma terhadap istilah jihad. Tidak ada alasan bagi mereka untuk alergi terhadap jihad, termasuk jihad dalam arti perang. karena dalam Alkitab (Bibel) sendiri terdapat satu perikop (bab) khusus yang disebut dengan “Hukum Perang”, yaitu kitab Ulangan 20:1-20.
Salah satu poin hukum perang dalam
Bibel disebutkan bahwa dalam penyerbuan kepada musuh, terlebih dahulu harus
ditawarkan perdamaian. Jika musuh menerima berdamai, maka musuh tersebut harus
dijadikan sebagai budak pekerja rodi. Tapi jika musuh tidak mau berdamai, maka
harus dikepung dan diperangi habis – habisan. Seluruh penduduk laki-laki harus
ditumpas dengan pedang, sedang anak-anak, wanita dan hewan-hewannya boleh
dijarah dan dirampas sebagai harta rampasan perang. Untuk beberapa suku
lainnya, maka semua yang bernafas harus ditumpas.
“Tetapi dari kota-kota bangsa-bangsa
yang didirikan Tuhan, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, janganlah kau
biarkan hidup apapun yang bernafas, melainkan harus kau tumpas sama sekali,”
(Ulangan 20:16-17).
Dalam kitab Bilangan, juga
disebutkan hukum peperangan, yaitu yang harus dibunuh adalah laki-laki dan
perempuan yang sudah pernah bersetubuh. Sedangkan perempuan yang belum pernah
bersetubuh (perawan), boleh diambil bagi mereka.
“Maka sekarang bunuhlan semua
laki-laki di antara anak-anak mereka, dan juga semua perempuan yang pernah
bersetubuh dengan laki-laki haruslah kamu bunuh. Tetapi semua orang muda di
antara perempuan yang belum pernah bersetubuh dengan laki-laki haruslah kamu
biarkan hidup bagimu.” (Bilangan 31:17-18).
Dalam sejarah Israel, sebagaimana
termaktub dalam Alkitab disebutkan bahwa ketika menyerbu Yerikho, Tuhan telah
menyerahkan nasib Yerikho kepada Nabi Yosua. Dalam penaklukan Yerikho, maka
semua manusia dan hewan ternak ditumpas habis, tak satupun yang dibiarkan
hidup.
“Mereka menumpas dengan mata pedang
segala sesuatu yang di dalam kota itu, baik laki-laki maupun perempuan, baik
tua maupun muda, sampai kepada lembu, domba dan keledai.” (Yosua 6:21).
Perlakuan yang sama juga dilakukan
Yosua kepada kerajaan Makeda.
“Pada hari itu Yosua merebut Makeda
dan kota itu dipukulnya dengan mata pedang, juga rajanya. Kota itu dan semua
makhluk yang ada di dalamnya ditumpasnya, tak ada seorangpun yang dibiarkannya
lolos. Dan raja Makeda diperlakukannya seperti telah diperlakukannya Raja
Rerikho.” (Yosua : 10:28).
Sekilas terlihat bahwa hukum perang
dalam Alkitab (Bibel) itu sangat kejam, bengis dan tidak manusiawi. Karena itu
seharusnya para penghujat jihad berkaca diri terhadap kitabnya yang telah
menggariskan konsep perang yang tidak manusiawi.
Berbeda dengan Kitab Perjanjian
Lama, diberitakan bahwa Yesus sama sekali melarang segala tindak kekerasan,
termasuk berperang melawan kejahatan, penindasan, penjajahan dan kezaliman.
“Tetapi Aku berkata kepadamu :
Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun
yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu…Tetapi Aku
berkata kepadamu : Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya
kamu,” (Matius 5:39-44).
Dari konsep Alkitab, baik Perjanjian
Lama maupun Perjanjian Baru, tak ada yang bisa diterapkan untuk mewujudkan
perdamaian hakiki. Karena keduanya slaing kontradiksi. Di satu sisi mendorong
penjajahan dan perang. Di sisi lain malah katanya anti kekerasan dan perang.
Jelas di sini kelihatan, konsep Alkitab itu banyak kerancuan.
============================================
KEKEJAMAN-KEKEJAMAN SUCI
BILANGAN 31: 7, 9, 10, 15, 17
– Maka berperanglah mereka itu dengan
orang Midiani, setuju dengan firman Tuhan yang kepada Musa, dibunuhnya segala
orang laki-laki … Maka oleh Bani
Israil ditawan akan segala perempuan orang Midiani, dan akan segala anak-anaknya dan segala kendaraannya dan segala binatangnya dan segala harta-bendanyapun dirampasnya. Maka segala kotanya dan tempat kedudukannya dan kubunya dibakar habis dengan api … Maka kata Musa kepada mereka itu: Mengapa maka kamu hidupi segala perempuan ini? … Sebab itu bunuhlah segala yang laki-laki di antara anak-anak itu dan bunuhlah segala perempuan yang sudah tahu bersetubuh dengan orang laki-laki …
Israil ditawan akan segala perempuan orang Midiani, dan akan segala anak-anaknya dan segala kendaraannya dan segala binatangnya dan segala harta-bendanyapun dirampasnya. Maka segala kotanya dan tempat kedudukannya dan kubunya dibakar habis dengan api … Maka kata Musa kepada mereka itu: Mengapa maka kamu hidupi segala perempuan ini? … Sebab itu bunuhlah segala yang laki-laki di antara anak-anak itu dan bunuhlah segala perempuan yang sudah tahu bersetubuh dengan orang laki-laki …
ULANGAN 7:2
– Dan apabila sudah diserahkan Tuhan
Allahmu akan mereka itu di hadapanmu, dan kamu sudah mengalahkan mereka itu,
maka hendaklah kamu membinasakan mereka itu sama sekali, jangan kamu berjanji-janjian
dengan mereka itu dan jangan kamu mengasihani mereka itu …
[/i]ULANGAN 20: 16, 17
– Tetapi adapun negeri bangsa-bangsa
ini
yang dikaruniakan Tuhan Allahmu kepadamu akan bahagian
pusaka, janganlah kamu hidupi barang sesuatu isinya akan
bernafas; melainkan hendaklah kamu menumpas sama sekali
segala orang Heti dan Amori dan Kanani dan Ferizi dan Hewi
dan Yebuzi, seperti firman Tuhan Allahmu kepadamu …
yang dikaruniakan Tuhan Allahmu kepadamu akan bahagian
pusaka, janganlah kamu hidupi barang sesuatu isinya akan
bernafas; melainkan hendaklah kamu menumpas sama sekali
segala orang Heti dan Amori dan Kanani dan Ferizi dan Hewi
dan Yebuzi, seperti firman Tuhan Allahmu kepadamu …
[/i]YUSAK 6:21
– Maka ditumpasnya segala sesuatu
yang di dalam
negeri itu, baik orang laki-laki atau perempuan, baik orang
muda atau orang tua sampai segala lembu domba dan keledai
pun dengan mata pedang …
negeri itu, baik orang laki-laki atau perempuan, baik orang
muda atau orang tua sampai segala lembu domba dan keledai
pun dengan mata pedang …
HAKIM-HAKIM 1:8
– Maka bani Yehuda pun memerangi
Yerusalem,
lalu dikalahkannya, dan dibunuhnya segala orang isinya
dengan mata pedang, dan ditundukkannya negeri itu …
lalu dikalahkannya, dan dibunuhnya segala orang isinya
dengan mata pedang, dan ditundukkannya negeri itu …
Tidaklah mengherankan, apabila
mereka yang percaya dan menjalankan kekejaman-kekejaman yang tersurat dalam ayat-ayat
tersebut di atas dari Kitab yang suci baginya, melampaui Naziisme dan kekejaman
apapun dalam abad ke-XX ini. Mereka tidak pula menghiraukan aneka keputusan
yang dikeluarkan oleh Persatuan Bangsa-bangsa dan Dewan Keamanan; bahkan
sebaliknya ada negara-negara yang menyokong mereka.
ALKITAB (BIBLE)
Sejarah Terjadinya dan Perkembangannya
Serta Hal-hal yang Bersangkutan
Sejarah Terjadinya dan Perkembangannya
Serta Hal-hal yang Bersangkutan
Prof. H.S. Tharick Chehab
Penerbit MUTIARA Jakarta
Jln. Salemba Tengah 38,Jakarta
INDONESIA
Jln. Salemba Tengah 38,
I LOVE JESUS BECAUSE I AM MOSLEM AND SO IS HE
Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia
memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, (QS MARYAM: 30)
Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan
kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan
Allah) untuk Bani lsrail (AZ ZUKHRUF:59)
Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa
yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq,
Ya’qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi
dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan
hanya kepada-Nyalah kami menyerahkan diri.” (QS ALI IMRON: 84)
—————————————————————————
—————————————————————————
Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang
sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang
sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami
menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah
bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu). (QS
ALMAIDAH;75)
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
“Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri)
berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS ALMAIDAH: 72)
Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani
Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab
sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang
Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala
rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka
berkata: “Ini adalah sihir yang nyata.” (QS ASH SHAFF: 6)
Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan
lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka
dan selalu melampaui batas. (QS AL MAIDAH:78)
dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah
membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah[378]“, padahal mereka tidak
membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah)
orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang
berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan
tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang
dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin
bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. (QS An Nisaa’: 157)
[378]. Mereka menyebut Isa putera Maryam itu Rasul Allah ialah sebagai ejekan, karena mereka sendiri tidak mempercayai kerasulan Isa itu.
Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam
agamamu[383], dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar.
Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang
diciptakan dengan) kalimat-Nya[384] yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan
(dengan tiupan) roh dari-Nya[385]. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan
rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah
(dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha
Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi
adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara. (QS AN NISAA’:171)
[383]. Maksudnya: janganlah kamu mengatakan Nabi Isa a.s. itu Allah, sebagai yang dikatakan oleh orang-orang Nasrani.
[384]. Lihat no. [193].
[385]. Disebut tiupan dari
Allah karena tiupan itu berasal dari perintah Allah.
Dan (ingatlah) ketika Allah
berfirman: “Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia:
“Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?.” Isa menjawab: “Maha
Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku
(mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa
yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau.
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib.” (Q AL MAIDAH;
116)
GERHAM = Gerakan Hamilisasi (pacari,
hamili, lalu murtadkan) – Strategi keji pihak kristen untuk memurtadkan para
wanita muslimah
Mungkin sudah menjadi rahasia umum
bahwa banyak kejadian di masyarakat seorang wanita islam (muslimah) yang pindah
agama gara-gara menikah dengan pria non islam (kristen), dan mereka “terpaksa
menikah” karena sudah terlanjur hamil, sementara sang pria hanya mau
bertanggungjawab tapi dengan syarat bahwa si wanita berpindah agama. Wanita
yang dalam posisi sulit ini, karena jika tidak segera menikah akan menanggung
malu, hamil tanpa suami, terpaksa menggadaikan agamanya dan berpindah ke agama
suami (kristen).
Nampaknya hal ini memang dilakukan
secara sistematis sebagai salah satu strategi pihak kristen untuk memurtadkan
umat islam, sebagaimana yang pernah dimuat dalam majalah NIKAH ( http://www.majalah-nikah.com ). Meski harus diakui bahwa tidak semua orang kristen sejahat itu, sebagian
besar orang kristen mungkin malah tidak setuju dengan cara hamilisasi untuk
menyebarkan agama mereka.
Kisah tragis dan jahat seperti ini
bukan hanya saya baca dalam majalah-majalah dan berbagai situs islam saja,
bahkan kejadian yang mirip terjadi tak jauh dari daerah saya. seorang wanita
muslimah hamil diluar nikah dengan seorang pria kristen. dan pria itu hanya mau
menikahinya jika pernikahan dilakukan di gereja. Akhirnya terpaksa si wanita
menyetujuinya karena posisinya yang sulit. Jelas sekali perbuatan pria itu
tidak jantan, karena memaksa wanita murtad dengan licik, yaitu dihamili dulu.
Kejadian yang lebih tragis dialami
wanita lain yang kubaca dalam majalah nikah, setelah si wanita masuk kristen,
ternyata si pria sering menyakitinya dalam rumah tangga (KDRT). bahkan si pria
berterus terang akan mencari mangsa baru wanita untuk dipacari lalu
dimurtadkan.
Maka nasehatku kepada semua wanita,
hati-hatilah jika didekati pria non-islam (kristen,katolik), karena banyak
serigala berbulu domba yang berkeliaran, pertama yang mereka curi adalah
perhatianmu, lalu hatimu, lalu cintamu, lalu kehormatanmu, dan akhirnya
agamamu. Jika agama kita telah hilang, maka kita akan kekal di neraka, karena
hanya umat islam yang bisa masuk surga. maka waspadalah.. waspadalah..
waspadalah..!!!!!!!!!!!!!
Jadi jangan sampai jatuh cinta
dengan orang non-islam, karena jika sudah terlanjur cinta maka dengan mudah
kalian akan dipacari dan sulit menolak saat dihamili (karena cinta itu buta)..
Dan cara agar tidak jatuh cinta dengan mereka adalah menjaga jarak dari mereka,
berusaha menghindar, dan lari sejauh-jauhnya.
Karena yang kubaca di majalah itu,
si wanita pada awalnya menolak dipacari, tapi si pria selalu bersikap baik dan
pantang menyerah dalam mendapatkan cinta wanita itu, akhirnya setelah sekian
lama hati si wanita luluh juga, seperti kata pepatah: cinta ada karena biasa,
witing tresno jalaran saka kulino. Ternyata pria itu menyembunyikan niat busuk
dalam hatinya, karena setelah menghamili wanita itu, dia memaksanya murtad dan
setelah menikah ternyata melakukan kekerasan dalam rumah tangga, bahkan mau
cari korban baru, berarti selama ini cintanya pada wanita itu palsu. Dia
berpura-pura cinta agar dapat memacari, lalu menghamili, setelah itu memaksanya
murtad dari agama islam.
Jadi, jangan pernah luluh oleh
segala bujuk rayu dan pengorbanan para pria non-islam yang pantang mundur dalam
mendekatimu dan berusaha menjadi pacarmu, karena mereka menyimpan rencana jahat
yang sangat keji. Cinta mereka palsu, jasad
mereka manusia tetapi hati mereka iblis. Jangan terkecoh dengan segala
penampilan manis mereka karena semua itu hanya untuk mengelabuhi kalian. Mereka
punya misi keji yang ditutupi dengan segala sikap baik sampai mereka dapat
memacari, lalu menghamili kalian, baru akhirnya mereka mengaku bahwa mereka
sebenarnya adalah serigala yang berbulu domba, musuh dalam selimut, duri dalam
daging, api dalam sekam, pagar makan tanaman, menggunting dalam lipatan, kacang
lupa kulitnya..
sebagai catatan, pernikahan wanita islam dengan pria
non-islam adalah tidak sah dalam pandangan islam, sehingga jika mereka
memaksakan untuk terus hidup berumah tangga maka selama itu pula mereka
dianggap terus berzina, karena pernikahan mereka dianggap tidak ada dan mereka
dianggap belum menikah.
Pemurtadan Dengan Hamilisasi
“…Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik
(dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang
mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka,
sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya…” (Qs. Al-Baqarah
221).
Kisah nyata ini harus menjadi
perhatian serius bagi siapapun yang memiliki anak, saudara atau famili gadis
remaja. Jangan sampai gadis-gadis muslimah salah pergaulan dan tertipu oleh
bujuk rayu pria non Islam. Bila tidak waspada, kasus pemurtadan melalui tipuan
dan hamilisasi di Palembang ini bisa terulang kembali. Keteledoran sedikit saja
bisa berujung murtad di tangan orang model Ucok ini.
Ucok –bukan nama sebenarnya– adalah
seorang calon pendeta warga jalan Abi Hasan Kenten, Palembang. Wajahnya memang
belagak (ganteng), berkulit putih, badannya atletis cok bodyguard. Tapi hatinya
busuk, terutama bila mendekati gadis muslimah yang hendak dimurtadkan. Salah
satu korbannya adalah Ayu –bukan nama sebenarnya– gadis SMA yang tinggal di
Tanjung Siapi-api, Palembang. Kecantikan dan keluguan Ayulah yang membuat Ucok
begitu bernafsu untuk mendekatinya. Ayu adalah satu-satunya anak wanita dari
tiga bersaudara, ayahnya adalah sopir truk berusia 50 tahun.
Dengan memperkenalkan diri sebagai
seorang Muslim, pria Batak yang mengaku berprofesi sebagai dokter ini pun mulai
sering datang apel ke rumah Ayu, terutama pada hari libur dan malam minggu.
Kata-katanya yang manis, sikapnya yang sopan, dan penampilannya yang ramah,
membuat Ayu dan keluarganya benar-benar simpati kepada Ucok. Setelah
menyimpulkan bahwa Ucok adalah seorang yang shaleh, rajin ibadah, setia dan
penuh tanggung jawab, maka kedua orang tua Ayu welcome terhadap Ucok.
Makin muluslah perangkap “cinta
buaya” Ucok. Sejak itu ia mulai sering menginap di rumah Ayu saat apel di malam
minggu, dengan alasan kemalaman lah, suasana hujan lah, takut masuk angin lah,
motor mogoklah, dst. Ucok memang pandai cari-cari alasan supaya bisa menginap.
Dari seringnya menginap inilah tragedi bermula.
Setahun kemudian Ayu berbadan dua.
Ketika kehamilannya berusia 2 bulan, kedua orang tua Ayu menuntut tanggungjawab
kepada Ucok. Maka suatu hari Ucok melamar si Ayu, didampingi oleh pamannya.
Ucok yang merasa dalam posisi tidak dirugikan, dengan lantang menyatakan siap
menikahi si Ayu kapan saja asal menikah di gereja dengan tata cara Kristen.
Blaarrrrrr……. Bak disambar geledek
di siang bolong, ayah Ayu kaget luar biasa. Ia baru tahu kalau Ucok yang
disangka remaja masjid itu ternyata aktivis Kristen. Di tengah kebingungan dan
kekagetannya, ia berkata, “Sekarang terserah Ayu saja. Mau pilih Islam atau
Ucok?” ucapnya dengan agak marah.
Sebagai wanita yang masih labil, Ayu
kehilangan kesadaran agama. Yang terpikir hanyalah isi kandungannya itu.
Baginya, yang penting ada orang yang mau mengakui keberadaan sang janin sebagai
anak kandungnya. Maka ia lebih memilih Ucok daripada Islam.
Kekagetan orang tua Ayu semakin
menjadi. Dengan terpaksa ia merelakan sang Ayu dinikahi secara Kristen di
gereja. Sebelum pulang, Ucok yang sudah merasa menang, berani sesumbar, “Untuk
dapatkan wanita yang dicintai, harus dengan cara menipu.” Sejak itu, Ayu
semakin sering tinggal di rumah Ucok daripada di rumah orang tuanya, padahal
belum resmi menikah.
Berita pemurtadan metode hamilisasi
ini pun terdengar oleh Tim FAKTA Sumsel. Agustiawarman SH SIP, ketua FAKTA yang
baru, menggodok kasus ini dan menugaskan tim khusus yang terdiri dari 7 orang.
Esoknya tim berkoordinasi dengan
keluarga Ayu. Agus menjelaskan kepada kedua orang tua Ayu tentang langkah
strategis yang harus dilakukan untuk menyelamatkan akidah Ayu. Kedua orang tua
Ayu menangisi dan menyadari kesalahannya selama ini. Mereka ikhlas menerima Ayu
kembali ke dalam keluarga, apapun keadaannya, asalkan tetap Islam.
Selanjutnya FAKTA berkoordinasi
dengan ketua RT dan remaja masjid di sekitar rumah Ucok. Pukul 10 pagi mereka
bersama-sama mendatangi rumah Ucok untuk memulangkan Ayu ke rumah orang tuanya.
Dengan bijak Pak RT menanyakan keberadaan Ayu di rumah Kristen tersebut.
“Karena Ucok dengan Ayu belum menikah, maka Ayu adalah tamu di rumah itu. Jika
masih tinggal serumah, berarti mereka kumpul kebo. Sebagai tamu, harus lapor RT
selama 1 x 24 jam,” jelasnya.
Tak mau kalah, Ucok membela diri
sembari menyalahkan Ayu. “Ini bukan salah kami, tapi salah Ayu sendiri. Saya sudah bilang sama Ayu,
tapi dia tidak mau,” jawabnya ngeyel.
“Jangan macam-macam ya, pakai
ngaku-ngaku Islam untuk menipu!” balas Ustadz Legawan Isa, penasihat FAKTA
Sumsel.
“Cok, benar nggak, kau mengaku
beragama Islam ketika mendekati Ayu?” tanya Agus. “Ya!” jawab ucok sembari
menganggukkan kepala.
Karena duduk persoalannya sudah
jelas, maka disetujuilah kesepakatan bersama di atas kertas segel yang isinya:
Pertama, jika Ayu datang ke rumah Ucok harus diusir. Kedua, jika Ucok melarikan
Ayu, maka rumah Ucok akan dibakar dan orang tua Ucok jadi jaminan. Ketiga,
menyampaikan kesepakatan itu kepada polisi.
Pertemuan ditutup dengan statemen
seorang remaja masjid yang masih tetangga Ucok, “Kalu dio ngelanggar janji dan
macem-macem, kami siap mbereske.” Remaja masjid ini geram terhadap kelakuan
Ucok yang sudah sering gonta-ganti pacar dan sudah menghamili beberapa gadis
sebelumnya.
Esok harinya, di rumah orang tuanya,
Ayu dinasihati oleh Tim FAKTA Sumsel, dengan pembinaan khusus. Dijelaskan oleh
Ustadz Legawan bahwa kasus pemurtadan dengan strtegi hamilisasi ini sudah
sering terjadi. Dengan metode komparatif, dijelaskan bahwa Yesus hanya manusia
biasa yang dipilih Allah sebagai nabi. Seumur hidupnya Yesus tidak pernah jadi
Tuhan dan dia belum pernah meminta kepada muridnya untuk diibadahi sebagai
Tuhan. Satu-satunya ayat doktrin ketuhanan Trinitas yang diimani oleh umat
Kristen adalah ayat palsu (I Yohanes 5:7-8).
Kepalsuan Alkitab, kitab suci Kristiani
juga dibeberkan secara ilmiah. Di dalamnya terdapat ayat-ayat mustahil,
pornografi, pelecehan tuhan, dan ratusan ayat kontradiktif. Bukti-bukti
konkretnya sudah dibukukan dalam buku Dokumen Pemalsuan Alkitab: Menyambut
Kristenisasi Berwajah Islam yang diterbitkan oleh FAKTA dan buku Indeks
Kesalahan Alkitab terbitan Jemparing Jakarta.
Alangkah ruginya jadi orang kafir,
karena orang kafir adalah makhluk yang paling buruk di dunia dan nanti akan
kekal di neraka jahanam (Qs. Al-Bayyinah 6).
Betapa bahagianya jadi orang Islam,
karena Islam adalah satu-satunya agama yang diridhai Allah (Qs. Ali Imran 19).
Terakhir, dijelaskannya makna Islam, makna syahadatain
dan hal-yang yang membatalkan keislaman. Ayu yang sempat murtad beberapa bulan,
kini menyadari kesalahannya. Air mata penyesalannya mengalir deras tak
terbendung, ketika disyahadatkan ulang. Seluruh keluarga menangis terharu.
Selesai sudah satu persoalan, tapi persoalan janin yang dikandungnya belum
tuntas. Siapa yang akan menjadi ayahnya kelak? Thoyib, seorang remaja masjid
menjawab, “Saya siap mengasuhnya dari lahir hingga dewasa. Demi akidah, Saya
ikhlas menikahi Ayu bila ia sudah melahirkan, asal dia benar-benar taubat
kembali pada Islam.”
Kasus-kasus yang menimpa Ayu itu banyak terjadi di
berbagai tempat. Sayangnya, tak banyak pahlawan akidah seperti Thoyib, pria
pemberani yang rela mengorbankan egonya untuk Islam.
Wabah Hamilisasi
Bahaya Kristenisasi
Bahaya Kristenisasi
Orang-orang Kristen menghalalkan
segala cara untuk memurtadkan kaum Muslimin. Di
antaranya melalui jalur pernikahan, hamilisasi dan pemerkosaan muslimah.
Seperti kasus-kasus berikut:
Di Jakarta Timur, seorang Muslimah (Fatma) terpedaya oleh
tipuan Jim, seorang penginjil yang pura-pura masuk Islam untuk menikahinya.
Setelah punya dua anak, Jim mulai menampakkan kekristenannya dan berusaha
memaksa Fatma untuk pindah agama ke kristen. Setelah diselidiki, barulah
terbongkar rahasianya dengan ditemukan ijazah STT Nehemia milik JIM Khairiyah
Anniswah alias wawah, siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Padang, diculik dan
dijebak, diberi minuman perangsang lalu diperkosa oleh aktivis kristen. Setelah
tidak berdaya, dia dibaptis dan dikristenkan
Di Bekasi, modus pemerkosaan dilakukan lebih jahat lagi. Seorang pemuda Kristen
berpura-pura masuk Islam dan menikah dengan gadis Muslimah yang salehah.
Setelah menikah, mereka mengadakan hubungan suami istri. Adegan ranjang yang
sudah direncanakan itu difoto oleh kawan pemuda kristen itu. Setelah foto
dicetak, kepada Muslimah tersebut disodorkan dua pilihan, “Tetap Islam atau
pindah ke kristen?” kalau tidak pindah ke kristen, maka foto-foto telanjang
sang Muslimah akan disebarluaskan. Karena tidak kuat mental dan tidak kuat
Iman, dengan hati berontak dan terpaksa ia mau dibaptis untuk menghindari aib.
Kisah Nyata seorang Ibu bernama Dewi
“Saya seorang Ibu 29 tahun dan suami
31 tahun. Kami
telah dikaruniai dua anak. Yang pertama pria (6), dan kedua putri (2). Kami
mmenikah 7 tahun yang lalu, dia adalah teman sekampus saya. Saat pertama
mengenalnya, saya benar-benar benci. Maklum, saya lahir dari keluarga Msulim
yang taat, sementara dia pemeluk protestan. Tapi entahlah, mungkin karena dia
tidak pernah putus asa, saya kemudian menerimanya menjadi pacar. Saya
benar-benar semakin saying setelah dia kemudian menerima menikah dalam islam.
Saya benar-benar bahagia sekali. Tetapi setelah datangnya anak pertama lalu
disusul anak kedua, banyak perubahan yang terjadi pada suami saya. Tiba-tiba dia jarang shalat
dan sering keluar tanpa pamit. Belakangan saya tahu ternyata dia tidak
benar-benar meninggalkan agamanya. Bahkan, sejak anak kedua kami lahir, secara
terang-terangan dia pernah mengatkan kepada saya. “Saya masih seperti dulu,
jadi jangan harap ada perubahan”. Mendengar kata-katanya, saya hampir tidak
percaya. Suami saya yang tadinya pendiam itu tiba-tiba seperti itu. Yang
membuat saya benar-benar takut dan sedih, hari-hari ini, dia sering memaksa
saya untuk dating di kebaktian.’ Saya sedang sedih dan bingung. Apa yang
seharusnya saya lakukan? Apakah saya harus mempertahankan perkawinan ini? Dan
apa hukumnya? Saya ingin Bapak bisa menjawab kesulitan saya” (Dari buku “jejak
tokoh islam dalam Kristenisasi”)
Jawabannya: Ibu itu harus bercerai,
seorang sahabat Rasulullah bernama Ibnu Abbas berkata: “Apabila wanita Nasrani
(Kristen) masuk Islam (lebih dulu) sebelum suaminya sesaat (saja), maka dia
haram atas suaminya.”(Shahih Bukhari)
Hadis diatas menunjukkan jika ada
suami istri Kristen lalu si istri masuk Islam dan suaminya masih Kristen, maka
suami itu haram, rusak pernikahan antara keduanya. Begitu pula jika suaminya
murtad atau pura-pura masuk Islam maka rusak pernikahannya.
Rasulullah bersabda, ”mereka (ahli
Kitab yakni yahudi dan nasrani) tidak menikahi wanita-wanita kami.”
(Diriwayatkan Thabrani)
Masih banyak kasus-kasus serupa di
lapangan. Korban-korban pemurtadan melalui pacaran, hamilisasi dan pemerkosaan
sudah sangat banyak. Kaum Muslimah harus berhati-hati dalam memilih teman,
terlebih lagi dalam memilih calon suami.
Wanita Muslimah dilarang atau haram
dinikahi oleh pria kafir dari kalangan Kristen, yahudi atau agama kafir
lainnya.
Wanita Muslimah haram dinikahi oleh
pria Kristen. Karena Kristen itu kafir dan musyrik. Allah Ta’ala berfirman
(yang artinya): “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
“Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam”. Katakanlah: “Maka
siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia
hendak membinasakan Al Masih putera Maryam beserta ibunya dan seluruh
orang-orang yang berada di bumi semuanya?” Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit
dan bumi dan apa yang di antara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya.
Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”(Al Maaidah ayat 17)
Orang kafir itu haram bagi wanita
Muslimah. Allah berfirman (yang artinya): “hai orang-orang yang beriman,
apabila datang berhijrah kepadamu wanita-wanita yang beriman, maka hendaklah kamu
uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; maka
jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah
kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka
tidak halal bagi orang-orang kafir dan orang-orang kafir tidak halal pula bagi
mereka.”
(Al Mumtahanah ayat 10)
“Dan janganlah kamu menikahkan
orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik daripada orang musyrik, walaupun dia
menarik hatimu. Mereka mengajak ke Neraka, sedang Allah mengajak ke Surga dan
ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
(perintah-perintah) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran” (Al
Baqarah ayat 221)
Penjelasan Surat Al Baqarah ayat
221:
Haram seorang wanita beriman menikah
dengan laki-laki kafir secara mutlak
Seorang budak laki-laki yang beriman
walaupun ia seorang budak keturunan Ethiopia yang hitam sekali adalah masih
jauh lebih baik daripada seorang laki-laki musyrik, kafir walaupun ia punya
jabatan atau ketampanan yang membuat kalian tergoda.
“Mereka mengajak ke Neraka”.
Maksudnya, bergaul dan berhubungan dengan orang-orang kafir seperti orang
Kristen hanya akan membangkitkan kecintaan kepada dunia dan mengutamakan dunia
daripada akhirat, melupakan akhirat, apalagi menikah dengan orang Kristen, ini
sangat berbahaya, dapat menyeret pada kekafiran karena mereka mengajak kepada
kekafiran.
Umar bin Khaththab pernah
mengatakan: “lelaki Nasrani (Kristen) tidak boleh menikahi wanita
Muslimah.”(Riwayat Ibnu Jarir)
Laki-laki kafir musyrik itu tidak
boleh menikahi wanita Muslimah, tidak boleh menggaulinya, karena itu merupakan
penghinaan terhadap Islam.
Menikahlah dengan Muslim yang Bertakwa.
Kesholihan dan ketakwaan adalah dua sifat yang pertama
kali harus dicari dari lelaki yang datang melamar seorang wanita. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika ada lelaki datang kepada kalian,
yang kalian ridhoi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dia. Jika tidak, maka
akan terjadi fitnah dan kerusakan besar di muka bumi.”(Hadis riwayat Imam Al
Bukhari)
Seorang Ulama bernama Hasan Al Bashri berkata:
“Nikahkanlah putrimu dengan lelaki yang bagus agamanya, sebab jika ia mencintai
putrimu, ia akan memuliakannya. Tapi jika ia membencinya, ia tidak akan
menganiayanya.”
Pada zaman sekarang ini, betapa banyak wanita yang
mengeluhkan perlakuan aniaya suaminya. Ini karena di awal mula menikah, ia
tidak pintar menentukan pilihan, mereka menikah dengan lelaki yang tidak
berakhlak, tidak menunaikan kewajiban yang Allah tetapkan kepadanya. Pilihannya
hanya terbatas pada penampilan lahiriyah saja. Orang-orang yang kagum terhadap
orang orang kristen Barat, mengatakan bahwa para wanita Barat menikmati
kebahagiaan yang sangat besar bersama suami, namun kenyataan justru sebaliknya.
Mari kita lihat data-data yang
menunjukkan kekejaman orang-orang barat kristen:
Majalah Time yang terbit di Amerika
pernah mempublikasikan, enam juta wanita di Amerika Serikat menderita penganiayaan
oleh suaminya per tahun. Sementara 2000-4000 wanita menerima pukulan yang
menyebabkan kematian.
Pada tahun 1979, kantor FBI
menumumkan, 40% kasus pembunuhan wanita terjadi karena problem rumah tangga.
Selain itu, 25% percobaan bunuh diri yang dilakukan wanita dilatari oleh
perselisihan keluarga.
Sebuah studi di Amerika yang
dilakukan pada tahun 1987 menunjukkan bahwa 79% laki-laki memukul wanita,
terutama ketika mereka telah menjadi suami istri. Studi ini berdasarkan survey
yang dilakukan Dr. John Beirier, asisten professor ilmu jiwa di Universitas
Carolina Selatan kepada mahasiswanya.
Mahasiswi ITB, Unpad, UPI, STT
Telkom, & STPDN Jadi Sasaran Empuk Pemurtadan. Cara yang dilakukan biasanya
dengan ‘pacarisasi’ atau ‘hamilisasi’. Pemurtadan bukan hal baru bagi umat
Islam. Upaya membawa umat muslim berpaling dari ajarannya itu, sudah
berlangsung sejak zaman penjajahan. Bangsa Belanda dan Portugis, adalah dua
negara yang datang ke Indonesia bukan hanya menjajah. Kedua negara itu
terang-terangan datang ke Indonesia untuk menyebarkan agama yang mereka anut.
Sasaran pemurtadan bukan hanya umat
Islam dari kalangan ekonomi lemah. Para misionaris itu, juga melancarkan
‘serangan’ terhadap kaum muslimin dari golongan intelektual, mahasiswa.
Semboyan cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati, digunakan para
misionaris dalam melancarkan misinya. Kaum perempuan yang sering mengedepankan
perasaan dalam kehidupannya, merupakan sasaran empuk para misionaris.
Modusnya sangat beragam. Di
antaranya para misionaris sengaja mendekati perempuan muslimin, untuk kemudian
dijadikan pacarnya. Setelah benih-benih cinta itu tumbuh dan mnguat, timbul
ketergantungan pada lawan jenisnya itu. Ketika kondisi ini terjadi, mereka
dengan mudah menjalankan misinya. Si perempuan muslimin tidak berdaya karena dihadapkan
pada dua pilihan. Akidahnya yang terjual atau perasaannya yang terluka.
Menurut Sekjen Forum Antisipasi
Kegitan Pemurtadan (FAKTA), Ustadz Abu Deedat, SH, MH, mahasiswi muslimin
sering dijadikan sasaran pemurtadan. Taktik ini dilakukan karena perempuan
muslimin itu akan melahirkan generasi penerus bangsa. Untuk memurtadakan
mahasiswi, sambung Abu, para misionaris membuat sebuah lembaga resmi. Kiprah
lembaga ini sangat terbuka. Lembaga ini, lanjut dia, sengaja membuat jaringan
untuk kalangan mahasiswa. Lembaga ini menggandeng sebuah lembaga kristen dalam
kegiatannya.”Lembaga tersebut dibuat untuk mempermudah misi yang mereka
jalankan,” ujarnya kepada Republika.
Abu mengatakan, strategi yang mereka
buat sangat cerik, yaitu dengan sistem sel. Salah satu contohnya ada di ITB. Di
kampus ternama ini, kata Abu, ada beberapa kelompok misionaris. Kelompok itu,
lanjut Abu, bergerak secara sembunyi-sembunyi.”Mereka memang selalu
beristiqomah dalam kebatilan memurtadkan umat Islam,” ujarnya
Menurut Ketua Solidarity For All
Moslem (Salam) ITB, Rizky Samiho Putra, di kampusnya ditemukan 25 kasus
pemurtadan. Tiga kasus di antaranya berhasil membuat mahasiswi muslim menjadi
murtad. Para misionaris itu, kata dia, menggunakan beberapa cara dalam
melancarkan misinya. Dari 25 kasus pemurtadan yang ditemukan di ITB, kata dia
kebanyakan menggunakan cara berpacaran.
Rizky menambahkan, selain dengan
pacarisasi, mereka juga memanfaatkan kondisi ekonomi mahasiswa yang lemah dan
pengrusakan pikiran. Namun, lanjut dia, presentasi untuk kedua cara itu sangat kecil. Karena,
kata dia, perasaan halus seorang perempuan sangat dimanfaatkan. Terbukti, kata
dia, kasus-kasus tersebut ditemukan pada fakultas atau jurusan yang didominasi
kaum perempuan.”Muslimah yang didekati kebanyakan yang pengetahuan agama
Islamnya kurang,” katanya kepada Republika.
Menurut Abu, selain ITB, kampus lain
yang menjadi sasaran pemurtadan adalah Unpad, UPI, STT Telkom, dan STPDN. Pola yang mereka gunakan,
kata dia, sama dengan pola yang digunakan di ITB. Kedua pola itu pembinaan dan
pola perusakan. Pola pembinaan, lanjut Abu, melalui program kajian bersama yang
membuat mahasiswa berpikir liberal. Sedangkan pola penghancuran, kata dia,
yaitu melalui pacarisasi atau hamilisasi.
Abu menambahkan, berdasarkan laporan
yang diterimanya, umumnya yang menjadi sasaran pemurtadan di kampus adalah
seorang mahasiswi dengan pola pacarisasi. Mereka, kata dia, memanfaatkan
perasaan mahasiswi yang mengesampingkan logika berpikir.”Semua laporan yang ada,
korbannya adalah mahasiswi yang bermasalah dan mudah didekati,” katanya
Sedangkan menurut Koordinator
Jaringan Kampus Anti pemurtadan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Umar,
selain dengan cara pacarisasi atau hamilisasi, juga ditemukan cara baru
pemurtadan. Cara itu, kata dia, yaitu dengan cara doktrinisasi, pemaksaan
akidah dengan menggunakan makhluk halus.”Kami pernah menangani kasus mahasiswa
yang didoktrin dengan menggunakan makhluk halus, korban sampai tidak sadar
beberapa hari dan mengakui agama lain,” katanya
Berbeda dengan kampus lain, menurut
Ketua Lembaga Dakwah Mahasiswa di IAIN Sunan Gunung Djati, Aan Suherlan, sampai
saat ini belum ada laporan mengenai kasus pemurtadan mahasiswa di kampusnya.
Hal ini, cetus Aan, karena IAIN kampus berlabel Islam.”Kalau mereka mencoba
melakukan pemurtadan di kampus kami yang semua mahasiswanya beragama Islam,
pasti akan mudah diketahui dan bisa segera dihentikan,” ujarnya.
Menurut dosen mata pelajaran agama
Islam di ITB dan UPI, Dr Miftah Faridl dan Syahidin, pihaknya memang sudah
mengetahui upaya pemurtadan di lingkungan kampus tersebut. Namun, kata dia,
pihaknya akan terus mengadakan pendekatan kepada mahasiswa agar tidak berpaling
dari ajaran kebenaran.”Kami selalu memberikan bimbingan pada mahasiswa agar
komit pada agamanya dengan meningkatkan keimanan mereka,” katanya menandaskan.
kie
Wahai umat manusia, sesungguhnya agama yang diterima oleh
Tuhan hanyalah islam, sedangkan semua agama selain islam adalah sesat dan
menyesatkan. Hanya umat islam sajalah yang akan masuk surga, sedangkan semua
orang yang menolak masuk islam maka dia akan kekal dalam penderitaan di neraka.
Banyak jalan menuju roma, tapi hanya satu agama yang
menuju surga, yaitu islam. Ibaratnya, tidak semua kendaraan bisa mengantar kita ke
bulan, hanya pesawat ruang angkasa saja yang bisa. Kita tidak bisa pergi ke
bulan dengan naik becak, sepeda, mobil, kereta api, kapal selam, helikopter,
bahkan meski dengan pesawat jet. Jadi, dianalogikan bahwa islam adalah pesawat
ruang angkasa yg bisa mengantar kita ke bulan, sedangkan agama-agama lain
ibaratnya adalah kendaraan-kendaraan lain seperti becak, sepeda, bus, truk, dan
lain-lain yang tidak akan bisa mengantar kita menuju bulan. Dan bulan adalah
perumpamaan bagi surga.
Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung. ” [Ali
Imran: 104]
Serulah (manusia) kepada jalan
Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang lebih baik.” [An-Nahl: 125]
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah
kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. ” [Ali Imran:
159]
Dan firman Allah Swt kepada Musa dan
Harun saat diperintahkan untuk menemui Fir’aun.
“Artinya : Maka berbicalah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut mudah-mudahan ia ingat atau takut.” [Thaha: 44]
“Artinya : Maka berbicalah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut mudah-mudahan ia ingat atau takut.” [Thaha: 44]
WAHAI UMAT MANUSIA, PELUKLAH AGAMA ISLAM AGAR KALIAN
SELAMAT DUNIA-AKHERAT DAN BISA MASUK SURGA
author: Abu Azzam
1. Firman ALLAH dalam QS Ali Imran :85
“Barang siapa mencari agama selain dari Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang merugi.
“Barang siapa mencari agama selain dari Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang merugi.
2. Sabda Nabi (Lihat Shahih Muslim)
“Demi Dzat yang jiwaku berada ditanganNYA, tidak ada seorangpun dari ummat manusia yang mendengarkerasulanku baik dia itu seorang yahudi maupun nasrani lalu mati dalam keadaan belum beriman pada ajaran yang kubawa melainkan ia pasti termasuk penduduk neraka.”
“Demi Dzat yang jiwaku berada ditanganNYA, tidak ada seorangpun dari ummat manusia yang mendengarkerasulanku baik dia itu seorang yahudi maupun nasrani lalu mati dalam keadaan belum beriman pada ajaran yang kubawa melainkan ia pasti termasuk penduduk neraka.”
3. Refer juga pada kisah ketika Rasulullah sangat marah
ketika Umar Radhiallaahu’anhu memegang suhuf ayat2 dari kitab Taurat.
Nabi menegur Umar “…. Sekiranya saudaraku Musa ‘alaihi salam hidup sekarang ini maka tidak ada keluasaan baginya kecuali mengikuti syari’atku”
(HR Ahmad, Ad-Darimi dll).
Nabi menegur Umar “…. Sekiranya saudaraku Musa ‘alaihi salam hidup sekarang ini maka tidak ada keluasaan baginya kecuali mengikuti syari’atku”
(HR Ahmad, Ad-Darimi dll).
Lantas jika ada yang bertanya, bukankah banyak orang
non-muslim yang telah berjasa bagi manusia spt yg dilakukan Bunda Teressa dll?
Apakah mereka juga di neraka?
Jawab: Benar, mereka telah memberi kontribusi besar dalam hubungan sesama manusia. Tetapi harus dipahami bahwa manusia memiliki 2 kewajiban, yaitu kewajiban antar seama manusia dan kewajiban terhadap ALLAH.
Jawab: Benar, mereka telah memberi kontribusi besar dalam hubungan sesama manusia. Tetapi harus dipahami bahwa manusia memiliki 2 kewajiban, yaitu kewajiban antar seama manusia dan kewajiban terhadap ALLAH.
Ketahuilah bahwa kewajiban manusia terhadap ALLAH ini jauh lebih besar dan penting dan kewajiban inilah yang banyak diabaikan manusia. Bagi yang berbuat syirik atau non muslim, meskipun mereka beramal maka amal mereka hangus tidak diterima ALLAH. (Dalilnya bisa lihat dalam AL-Qur’an). Dan balasan atas kebaikan mereka thdp sesama manusia disegerakan pembalasannya oleh ALLAH didunia ini.
Bagaimana halnya dengan kaum yang dakwah belum pernah
sampai kpd mereka?
Para Ulama menjelaskan, bahwa diakhirat kelak mereka akan dibangkitkan ALLAH kemudian diberikan beberapa ujian untuk penentuan tempat bagi mereka.
Para Ulama menjelaskan, bahwa diakhirat kelak mereka akan dibangkitkan ALLAH kemudian diberikan beberapa ujian untuk penentuan tempat bagi mereka.
Salah satu Sifat ALLAH adalah Maha Adil.
ALLAH lebih adil dari siapapun yang merasa paling adil. Sehingga tidak ada sedikut alasan bagi mereka yang ingin bersu’udzan kepada ALLAH.
Wallaahu’alam.
Apakah Surga Hanya Milik Orang
Islam?
Tidak seperti ajaran sesat versi
aktifis Islam liberal, dalam pandangan yang benar dan selamat, bahwa seorang
yang tidak pernah menyatakan diri masuk Islam, tidak mungkin masuk surga. Meski
pun dia berbuat baik jauh melebihi perbuatan baik seorang nabi sekalipun. Namun
semua itu akan menjadi sia-sia tanpa arti bila tidak pernah mengesakan Allah SWT
dan tidak pernah mengakui kenabian
Muhammad SAW. Siapa yang memungkiri jasa dan kebaikan Abu Thalib, paman nabi tercinta? Bukankah dia siap berlapang dada tatkala kafir Quraisy ingin membunuhnya? Bukankah nabi Muhammad SAW sejak kecil telah dipeliharanya, diasuh, disayangi dan diajarkan berdagang? Bukankah Abu Thalib menyayangi Muhammad SAW lebih dari anak-anaknya sendiri? Namun seribu kali sayang, seorang yang sedemikian dekat pada diri manusia paling mulia, ditakdirkan oleh Allah SWT untuk tidak sampai mengucapkan dua kalimat syahadat. Hingga nafas
terakhir dihembuskan, Abu Thalib tidak sempat merasakan manisnya iman. Hingga dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa dia masuk neraka, namun dengan siksa yang paling ringan. Kalau seorang Abu Thalib yang menjadi kecintaan
nabi Muhammad SAW sekalipun tidak bisa masuk surga, apalagi orang kafir yang jelas-jelas ingkar kepada Allah dan ingkar Nabi SAW. Di mana lidahnya belum pernah menyatakan ikrar atas kenabian Muhammad SAW dan membenarkan
risalah Islam yang dibawanya. Semua amalnya itu hanya akan melahirkan kesia-siaan belaka.
Muhammad SAW. Siapa yang memungkiri jasa dan kebaikan Abu Thalib, paman nabi tercinta? Bukankah dia siap berlapang dada tatkala kafir Quraisy ingin membunuhnya? Bukankah nabi Muhammad SAW sejak kecil telah dipeliharanya, diasuh, disayangi dan diajarkan berdagang? Bukankah Abu Thalib menyayangi Muhammad SAW lebih dari anak-anaknya sendiri? Namun seribu kali sayang, seorang yang sedemikian dekat pada diri manusia paling mulia, ditakdirkan oleh Allah SWT untuk tidak sampai mengucapkan dua kalimat syahadat. Hingga nafas
terakhir dihembuskan, Abu Thalib tidak sempat merasakan manisnya iman. Hingga dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa dia masuk neraka, namun dengan siksa yang paling ringan. Kalau seorang Abu Thalib yang menjadi kecintaan
nabi Muhammad SAW sekalipun tidak bisa masuk surga, apalagi orang kafir yang jelas-jelas ingkar kepada Allah dan ingkar Nabi SAW. Di mana lidahnya belum pernah menyatakan ikrar atas kenabian Muhammad SAW dan membenarkan
risalah Islam yang dibawanya. Semua amalnya itu hanya akan melahirkan kesia-siaan belaka.
…Mereka itu tidak beriman, maka
Allah menghapuskan amalnya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS
Al-Ahzab: 19)
Yang demikian itu adalah karena
Sesungguhnyamereka benci kepada apa yang diturunkan Allah lalu Allah menghapuskan
amal-amal mereka. (QS.Muhammad:9)
Yang demikian itu adalah karena
sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan karena
mereka membenci keridhaan-Nya, sebab itu Allah menghapus amal-amal mereka.(QS
Muhammad: 28)
Dalam masalah ini, sekedar
mengerjakan hal-hal yang bernilai Islami tapi tanpa mengakuan atas kebenaran
Islam serta tanpa mengakui dirinya sebagai muslim, tidak akan berguna. Sama
saja seperti seorang pandir yang setiap hari masuk ke
kantor yang bukan tempat kerjanya. Setiap hari dia datang pagi-pagi, melakukan berbagai aktifitas seolah dia adalah pegawai di kantor itu. Padahal dia belum pernah mengajukan lamaran dan namanya tidak terdaftar di dalam kantor itu sebagai pegawai. Di akhir bulan, saat orang-orang mendapat gaji, dia protes karena tidak mendapat gaji. Padahal dia sudah merasa tiap hari masuk kantor dari pagi hingga petang. Tentu semua itu salahnya sendiri. Bagaimana mungkin orang yang tidak pernah diangkat jadi pegawai di suatu kantor dan tidak pernah ada keterikatan apapun, tiba-tiba minta gaji? Demikian juga dengan orang-orang non muslim, biar segala macam amal kebaikan telah dilakukannya, namun tanpa ada keterikatan formal sebagai muslim, maka semua amalnya itu tidak akan membuatnya menjadi penghuni surga. Meski dia menangis sejadi-jadinya. Semua itu salah dia sendiri. Kalau dikatakan bahwa surga itu milik umat Islam
saja, maka pernyataan itu 100% benar.
kantor yang bukan tempat kerjanya. Setiap hari dia datang pagi-pagi, melakukan berbagai aktifitas seolah dia adalah pegawai di kantor itu. Padahal dia belum pernah mengajukan lamaran dan namanya tidak terdaftar di dalam kantor itu sebagai pegawai. Di akhir bulan, saat orang-orang mendapat gaji, dia protes karena tidak mendapat gaji. Padahal dia sudah merasa tiap hari masuk kantor dari pagi hingga petang. Tentu semua itu salahnya sendiri. Bagaimana mungkin orang yang tidak pernah diangkat jadi pegawai di suatu kantor dan tidak pernah ada keterikatan apapun, tiba-tiba minta gaji? Demikian juga dengan orang-orang non muslim, biar segala macam amal kebaikan telah dilakukannya, namun tanpa ada keterikatan formal sebagai muslim, maka semua amalnya itu tidak akan membuatnya menjadi penghuni surga. Meski dia menangis sejadi-jadinya. Semua itu salah dia sendiri. Kalau dikatakan bahwa surga itu milik umat Islam
saja, maka pernyataan itu 100% benar.
Hanya orang yang salah kaprah dan
rusak fikrahnya saja yang merasa bahwa orang kafir bisa masuk surga. Bagaimana
Allah akan memasukkannya ke surga, padahal dia tidak pernah mengakui Allah SWT sebagai
tuhan, tidak pernah mengakui Muhammad SAW sebagai utusan tuhan, tidak pernah
mengakui Al-Qur’an sebagai wahyu tuhan dan tidak pernah meyakini hari kiamat?
Orang-orang yang beriman kepada
ayat-ayat Kami dan adalah mereka dahulu muslimin. Masuklah kamu ke dalam surga,
kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan.” Diedarkan kepada mereka piring- piring
dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang
diingini oleh hati dan sedap mata dan kamu kekal di dalamnya.” Dan itulah surga
yang diwariskan kepada kamu
disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan.(QS Az-Zukhruf: 69-72)
disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan.(QS Az-Zukhruf: 69-72)
Kalau mau masuk surga, masuk dulu ke agama Islam. Tapi
kalau tidak mau masuk Islam, silahkan buat sendiri surga-surgaan dalam alam
khayal masing-masing. Sebab di dalam keyakinan seorang muslim sejati, hanya
dengan menjadi seorang muslim sajalah kita bisa mendapatkan ridha dari Tuhan.
Karena satu-satunya agama yang diridhai hanyalah agama Islam. Selain Islam,
mohon maaf
deh…
deh…
Benarkah Semua Agama itu Sama saja?
Kampanye yang intinya menyamakan
semua agama adalah kampanye yang menyesat-kan. Para penyerunya adalah
orang-orang yang telah kehilangan hidayah dari Allah SWT. Dan kampanye seperti
ini sudah dapat dipastikan akan ditolak mentah-mentah bukan saja umat Islam,
namun oleh semua pemeluk agama, terutama oleh para tokoh agama masing-masing. Sepanjang
sejarah belum pernah ada tokoh yang representatif yang mewakili sebuah agama
apapun di dunia ini yang menyerukan kampanye tersebut. Kalau pun ada, mereka
itu umumnya bukan
pemeluk suatu agama yang taat, bahkan cenderung termasuk kalangan yang terbuang dan nilai keagamaannya dipertanyakan.Kampanye tentang ’semua agama adalah sama’ hampir tidak ada bedanya dengan kampanye atheisme yang anti Tuhan. Bahkan pada hakikatnya keduanya sama- sama merupakan kampanye anti tuhan, anti agama dan anti tauhid. Umat manusia sebenarnya tidak butuh dengan kampanye seperti itu, karena akan menghilangkan identitas semua agama. Dan pada gilirannya akan menghilangkan jati diri manusia itu
sendiri. Kalau esensi kampanye seperti itu kita terapkan pada sistem bernegara, maka kampanye itu menafikan keberadaan semua negara yang ada di dunia, menafikan semua eksistensi pemerintahan resmi di semua negara, bahkan menafikan keberadaan bangsa-bangsa di dunia ini. Menyamakan semua agama sama saja dengan menafikan eksistensi semua agama yang ada. Padahal masing-masing agama punya identitas, ciri, keunikan dan kekhasan sendiri-sendiri yang
sangat tidak mungkin untuk disamakan begitu saja. Kalau hanya ingin menyerukan agar para pemeluk agama saling hidup rukun dan damai, tentu tidak
perlu sampai menghilangkan identitas semua agama dengan cara menganggap semuanya sama. Pada hakikatnya, semua ajaran agama telah memastikan bahwa hidup rukun dengan sesama pemeluk agama adalah prisip yang harus dianut.
Masing-masing agama punya sembahan yang identitasnya saling berbeda satu dengan yang lain. Punya ajaran yang juga saling berbeda, punya syariat yang juga saling berbeda, punya tata ibadah ritual yang berbeda, punya persepsi sendiri-sendiri tentang konsep hidup, manusia, akhirat, surga dan neraka. Dan semua itu sudah berjalan selama ribuan tahun di muka bumi. Tiba- tiba muncul pemikiran bahwa semua agama adalah sama, dimana para penyerunya bagai orang mimpi
di siang bolong, ngelantur serta terlalu mengada- ada. Bagaimana mungkin seruan aneh itu bisa diterima umat manusia? Sebelum mengatakan bahwa semua agama adalah sama, mengapa para penyerunya tidak mengatakan saja bahwa semua warna benda-benda di dunia ini sama? Mengapa tidak mengatakan bahwa kapitalisme, sosialisme, atheisme, komunisme dan semua bentuk isme di muka bumi ini juga sama?. Semua agama adalah sama, adalah sebuah ide kosong yang rapuh konsepnya. Tidak jelas teorinya dan tidak ada tokoh besar yang menerimanya. Tidak ada bukti kebenaran teorinya. Sayang sekali bila masih ada saja orang tertipu olehnya. Maka anda tidak perlu bingung dengan mengikuti
ide serendah seperti itu. sesungguhnya agama yang diterima disisi Allah hanyalah islam
pemeluk suatu agama yang taat, bahkan cenderung termasuk kalangan yang terbuang dan nilai keagamaannya dipertanyakan.Kampanye tentang ’semua agama adalah sama’ hampir tidak ada bedanya dengan kampanye atheisme yang anti Tuhan. Bahkan pada hakikatnya keduanya sama- sama merupakan kampanye anti tuhan, anti agama dan anti tauhid. Umat manusia sebenarnya tidak butuh dengan kampanye seperti itu, karena akan menghilangkan identitas semua agama. Dan pada gilirannya akan menghilangkan jati diri manusia itu
sendiri. Kalau esensi kampanye seperti itu kita terapkan pada sistem bernegara, maka kampanye itu menafikan keberadaan semua negara yang ada di dunia, menafikan semua eksistensi pemerintahan resmi di semua negara, bahkan menafikan keberadaan bangsa-bangsa di dunia ini. Menyamakan semua agama sama saja dengan menafikan eksistensi semua agama yang ada. Padahal masing-masing agama punya identitas, ciri, keunikan dan kekhasan sendiri-sendiri yang
sangat tidak mungkin untuk disamakan begitu saja. Kalau hanya ingin menyerukan agar para pemeluk agama saling hidup rukun dan damai, tentu tidak
perlu sampai menghilangkan identitas semua agama dengan cara menganggap semuanya sama. Pada hakikatnya, semua ajaran agama telah memastikan bahwa hidup rukun dengan sesama pemeluk agama adalah prisip yang harus dianut.
Masing-masing agama punya sembahan yang identitasnya saling berbeda satu dengan yang lain. Punya ajaran yang juga saling berbeda, punya syariat yang juga saling berbeda, punya tata ibadah ritual yang berbeda, punya persepsi sendiri-sendiri tentang konsep hidup, manusia, akhirat, surga dan neraka. Dan semua itu sudah berjalan selama ribuan tahun di muka bumi. Tiba- tiba muncul pemikiran bahwa semua agama adalah sama, dimana para penyerunya bagai orang mimpi
di siang bolong, ngelantur serta terlalu mengada- ada. Bagaimana mungkin seruan aneh itu bisa diterima umat manusia? Sebelum mengatakan bahwa semua agama adalah sama, mengapa para penyerunya tidak mengatakan saja bahwa semua warna benda-benda di dunia ini sama? Mengapa tidak mengatakan bahwa kapitalisme, sosialisme, atheisme, komunisme dan semua bentuk isme di muka bumi ini juga sama?. Semua agama adalah sama, adalah sebuah ide kosong yang rapuh konsepnya. Tidak jelas teorinya dan tidak ada tokoh besar yang menerimanya. Tidak ada bukti kebenaran teorinya. Sayang sekali bila masih ada saja orang tertipu olehnya. Maka anda tidak perlu bingung dengan mengikuti
ide serendah seperti itu. sesungguhnya agama yang diterima disisi Allah hanyalah islam
Apakah hanya umat islam yang masuk
surga?
Menurut ajaran islam pada dasarnya
memang hanya umat islam saja yang akan masuk surga, sedangkan orang-orang yang
menolak untuk memeluk agama islam akan masuk neraka.
Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu
menyampaikan hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya
beliau bersabda:
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya! Tidaklah mendengar dariku seseorang dari umat ini baik orang Yahudi maupun orang Nashrani, kemudian ia mati dalam keadaan ia tidak beriman dengan risalah yang aku bawa, kecuali ia menjadi penghuni neraka.”
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya! Tidaklah mendengar dariku seseorang dari umat ini baik orang Yahudi maupun orang Nashrani, kemudian ia mati dalam keadaan ia tidak beriman dengan risalah yang aku bawa, kecuali ia menjadi penghuni neraka.”
Hadits di atas diriwayatkan Al-Imam Muslim dalam kitab
Shahih-nya no. 153 dan diberi judul bab oleh Al-Imam An-Nawawi “Wujubul Iman bi
Risalatin Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ila Jami’in Nas wa Naskhul Milali
bi Millatihi” (Wajibnya seluruh manusia beriman dengan risalah Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam dan terhapusnya seluruh agama/ keyakinan yang lain dengan
agamanya).
Meskipun orang-orang non-islam berbuat berbagai kebaikan di dunia, tetapi di akherat nanti semua akan sia-sia dan tidak bisa membuat mereka masuk surga jika mereka tidak memeluk agama islam.
Meskipun orang-orang non-islam berbuat berbagai kebaikan di dunia, tetapi di akherat nanti semua akan sia-sia dan tidak bisa membuat mereka masuk surga jika mereka tidak memeluk agama islam.
Al-Quran menegaskan, bahwa amal
perbuatan orang-orang kafir itu laksana fatamorgana.
“Dan orang-orang kafir, amal-amal
mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh
orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak
mendapatinya sesuatu apa pun.” (QS an-Nuur:39).
Dan kami hadapi segala amal yang
mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.
(QS Al Furqon: 23)
Menurut tafsir, yang dimaksud dengan
amal mereka disini ialah amal-amal mereka yang baik-baik yang mereka kerjakan
di dunia. Amal-amal itu tak dibalasi oleh Allah karena mereka tidak beriman.
Agama Islam lah yang diterima oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Dia tidak menerima agama selainnya:
“Sesungguhnya agama (yang diterima)
di sisi Allah adalah agama Islam.” (Ali Imran: 19)
“Siapa yang mencari agama selain
agama Islam maka tidak akan diterima agama itu darinya dan di akhirat dia
termasuk orang-orang yang merugi.” (Ali Imran: 85)
Agama Islam adalah kebenaran mutlak,
adapun selain Islam adalah kekufuran. Siapa pun yang enggan untuk beragama
dengan Islam yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam maka
ia kafir.
“Laknat Allah atas kaum Yahudi dan
Nashrani.” (HR.
Al-Bukhari no. 435 dan Muslim no. 531)
Kode Etik Pergaulan Dengan Non
Muslim (sikap islam terhadap orang kafir) – keras atau lembut?!
Tulisan di bawah ini merupakan
butir-butir penjelasan dari Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid tentang kode
etik dan adab berinteraksi dengan non muslim. Kami memandang perlu untuk
menerbitkannnya karena masih ada sebagian kaum muslimin yang terlalu “longgar”
dalam bergaul dengan non muslim hingga melampaui batas-batas syara’ , dan
sebaliknya ada yang terlalu “ketat” hingga bersikap zhalim terhadap mereka.
Padahal Islam mengajarkan sikap pertengahan dan adil. Berikut ini penjelasan
beliau :
Al-Hamdulillah, segala puji hanya
bagi Allah, (prinsip-prinsip yang harus dipegang dalam berinteraksi dengan non
muslim) adalah:
1. Islam adalah agama rahmat dan
agama keadilan.
2. Kaum muslimin diperintahkan untuk
mendakwahi kalangan non muslimin dengan cara yang bijaksana, melalui nasihat
dan diskusi dengan cara yang terbaik. Allah subhanahu wata’ala berfirman,
artinya,
“Janganlah engkau berdebat dengan Ahli Kitab melainkan dengan cara yang terbaik, kecuali orang-orang yang zhalim di antara mereka..”
“Janganlah engkau berdebat dengan Ahli Kitab melainkan dengan cara yang terbaik, kecuali orang-orang yang zhalim di antara mereka..”
3. Agama yang diterima di sisi Allah
hanyalah Islam. Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya,
“Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Ali Imrân : 85)
“Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Ali Imrân : 85)
4. Kaum muslimin harus memberi
kesempatan kepada orang-orang non muslim untuk mendengar firman Allah. Allah
subhanahu wata’ala berfirman, artinya,
“Dan jika seseorang dari orang-orang musyirikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui” (at-Taubah: 6)
“Dan jika seseorang dari orang-orang musyirikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui” (at-Taubah: 6)
5. Kaum muslimin harus membedakan
antara masing-masing non muslim dalam pergaulan; yaitu membiarkan mereka yang
bersikap membiarkan kaum muslimin (tidak memerangi), memerangi mereka yang
memerangi, dan menghadapi yang sengaja menghalangi tersebarnya dakwah Islam di
muka bumi.
6. Sikap kaum muslimin terhadap non
muslim dalam soal cinta kasih dan kebencian hati, didasari oleh sikap mereka
terhadap Allah subhanahu wata’ala. Karena orang-orang non muslim itu tidak
beriman kepada Allah subhanahu wata’ala dan menyekutukan-Nya dengan sesuatu,
menyimpang dari agama Allah subhanahu wata’ala dan membenci kebenaran (Islam),
maka kaum muslimin juga harus membenci mereka.
7. Kebencian hati bukan berarti
bersikap menzhalimi, dalam kondisi apapun. Karena Allah subhanahu wata’ala
berfirman kepada Nabi-Nya shallahu ‘alaihi wasallam tentang sikap yang wajib
terhadap Ahli Kitab,
“(Dan katakanlah), “Aku diperintahkan untuk berbuat adil di antara kalian; Allah adalah Rabb kami dan Rabb kalian, bagi kami amalan kami dan bagi kalian amalan kalian.” (asy-Syûra : 15)
“(Dan katakanlah), “Aku diperintahkan untuk berbuat adil di antara kalian; Allah adalah Rabb kami dan Rabb kalian, bagi kami amalan kami dan bagi kalian amalan kalian.” (asy-Syûra : 15)
Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam
adalah seorang Muslim, sementara mereka adalah orang-orang Yahudi dan Nashrani.
8. Kaum muslimin harus berkeyakinan,
bahwa dalam kondisi bagaimana pun, seorang muslim tidak boleh bersikap zhalim
terhadap non muslim. Sehingga tidak boleh menganiaya mereka, menakut-nakuti
(menteror) mereka, menggertak (mengintimidasi) mereka, mencuri harta mereka,
mencopetnya, tidak boleh bersikap curang terhadap hak mereka, atau mengkhianati
amanah mereka, tidak boleh tidak membayar upah mereka, membayar kepada mereka
harga barang jualan mereka kalau kita membelinya dari mereka, dan membagi
keuntungan dalam usaha patungan dengan mereka.
Firman Allah subhanahu wata’ala,
artinya,
“Dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu.Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu.Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah (kita) kembali”. (asy-Syûra : 15)
“Dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu.Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu.Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah (kita) kembali”. (asy-Syûra : 15)
9. Kaum muslimin harus berkeyakinan
bahwa seorang muslim harus menghormati perjanjian yang dilakukan antara dirinya
dengan orang non muslim. Kalau ia sudah setuju dengan persyaratan yang mereka
ajukan, misalnya untuk masuk negara mereka dengan visa, dan ia sudah berjanji
untuk menaati perjanjian tersebut, maka ia tidak boleh merusaknya, tidak boleh
berkhianat atau memanipulasi, membunuh atau melakukan perbuatan merusak
lainnya. Demikian seterusnya.
10. Kaum muslimin harus berkeyakinan
bahwa kalangan non muslim yang memerangi mereka, mengusir mereka dari negeri
mereka dan menolong orang-orang itu memerangi kaum muslimin, boleh dibalas
untuk diperangi.
11. Kaum muslimin harus berkeyakinan
bahwa seorang muslim boleh berbuat baik kepada orang non muslim dalam kondisi
damai, baik dengan bantuan finansial, memberi makan kepada mereka yang
kelaparan, memberi pinjaman bagi mereka yang membutuhkan, menolong mereka dalam
perkara-perkara yang mubah (boleh), berlemah-lembut dalam tutur kata, membalas
ucapan selamat mereka (yang tidak terkait dengan akidah, seperti selamat
belajar, selamat menikmati hidangan dll), dan lain sebagainya. Allah subhanahu
wata’ala berfirman, artinya,
“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negrimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (al-Mumtahanah: 8)
“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negrimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (al-Mumtahanah: 8)
12. Kaum muslimin hendaknya tidak
menahan diri untuk bekerjasama dengan kalangan non muslim dalam melaksanakan
berbagai kebajikan, memberantas kebatilan, menolong orang yang dizhalimi,
memberantas segala bahaya terhadap kemanusiaan seperti perang melawan sampah,
menjaga keamanan lingkungan, memperoleh barang bukti dan memberantas
penyakit-penyakit menular, dan lain-lainnya.
13. Kaum muslimin harus meyakini
bahwa ada perbedaan antara muslim dengan non muslim dalam beberapa ketentuan
hukum, seperti warisan, pernikahan, perwalian dalam nikah, masuk kota Mekkah
dan lain-lain. Semua hukum tersebut dijelaskan dalam buku-buku fikih Islam.
Kesemuanya itu didasari oleh perintah-perintah dari Allah subhanahu wata’ala
dan Rasul-Nya Muhammad shallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga tidak mungkin
disamaratakan antara orang yang beriman kepada Allah subhanahu wata’ala semata,
dan tidak menyekutukan Allah subhanahu wata’ala dengan segala sesuatu, dengan
orang yang kafir kepada Allah saja, dan dengan orang yang kafir kepada Allah
subhanahu wata’ala dan menyekutukan-Nya dengan sesuatu, lalu berpaling dari
agama Allah subhanahu wata’ala yang benar.
14. Kaum muslimin diperintahkan
untuk berdakwah mengajak ke jalan Allah subhanahu wata’ala di seluruh
negri-negri Islam dan di negeri-negeri lain. Mereka
harus menyampaikan kebenaran kepada semua orang, mendirikan masjid-masjid di
berbagai penjuru dunia, dan mengirimkan para da’i ke tengah masyarakat non
muslim, serta mengajak berdialog dengan para pemimpin mereka untuk masuk ke
dalam agama Allah subhanahu wata’ala.
15. Kaum muslimin harus berkeyakinan bahwa kalangan non
muslim, baik yang beragama samawi atau non samawi adalah sama-sama tidak benar.
Oleh sebab itu, kaum muslimin tidak boleh mengizinkan mereka untuk menyebarkan
para misionaris mereka, atau membangun tempat ibadah mereka di lingkungan kaum
muslimin. Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya,
“Maka apakah orang yang beriman sama seperti orang yang fasik (kafir)? Mereka tidak sama”. (as-Sajdah:18)
“Maka apakah orang yang beriman sama seperti orang yang fasik (kafir)? Mereka tidak sama”. (as-Sajdah:18)
Barangsiapa yang mengira bahwa Islam itu sama saja dengan
agama-agama lain, maka ia keliru besar. Para
ulama membuka pintu dialog dengan kalangan non muslim. Mereka juga memberikan
kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar pandangan dengan orang-orang
kafir, serta bersedia menjelaskan kebenaran kepada mereka.
Sebagai penutup, Allah subhanahu wata’ala berfirman,
artinya,
“Katakanlah, “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Ilah selain Allah. Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka, “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. (Ali ‘Imrân: 64)
“Katakanlah, “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Ilah selain Allah. Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka, “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. (Ali ‘Imrân: 64)
Demikian juga firman Allah subhanahu wata’ala,
“Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka.” (Ali ‘Imrân:110).
“Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka.” (Ali ‘Imrân:110).
Sumber: Soal-jawab Keislaman, http://www.islam-qa.com dengan beberapa penambahan dan
penyesuaian bahasa
http://www.alsofwah.or.id
http://www.alsofwah.or.id
Sikap umat islam terhadap umat non islam (Hak-Hak Non
Muslim menurut syariat islam)
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baz rahimahullah
(mantan mufti kerajaan Arab Saudi-red) ditanyai:
Apa kewajiban seorang muslim terhadap non muslim, baik
statusnya sebagai Dzimmi di negeri kaum Muslimin atau ia berada di negerinya
sendiri dan si Muslim yang tinggal di negerinya? Kewajiban yang saya maksud
untuk dijelaskan di sini adalah bagaimana interaksi dengannya dari segala
aspeknya, mulai dari memberi salam hingga ikut merayakan hari besarnya. Mohon
pencerahan, semoga Allah subhanahu wata’ala membalas kebaikan buat anda!
Beliau menjawab:
Kewajiban seorang Muslim terhadap non muslim ada beberapa
bentuk, di antaranya:
1. Berdakwah kepada Allah subhanahu wata’ala, yaitu
dengan menyerunya kepada Allah dan menjelaskan hakikat Islam kepadanya semampu
yang dapat ia lakukan dan berdasarkan ilmu yang ada padanya, sebab hal ini
merupakan bentuk kebaikan yang paling agung dan besar yang dapat diberikannya
kepada warga negara sesamanya dan etnis lain yang berinteraksi dengannya
seperti etnis Yahudi, Nashrani dan kaum Musyrikin lainnya. Hal ini berdasarkan
sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti (pahala) pelakunya.” (Dikeluarkan oleh Imam Muslim, III, no.1506; Abu Daud, no.5129; at-Turmudzi, no.2671 dari hadits Abu Mas’ud al-Badri radhiyallahu ‘anhu)
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti (pahala) pelakunya.” (Dikeluarkan oleh Imam Muslim, III, no.1506; Abu Daud, no.5129; at-Turmudzi, no.2671 dari hadits Abu Mas’ud al-Badri radhiyallahu ‘anhu)
Dan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam kepada ‘Ali
radhiyallahu ‘anhu ketika mengutusnya ke Khaibar dan memerintahkannya menyeru
orang-orang Yahudi kepada Islam,
“Demi Allah, sungguh Allah mem-beri hidayah kepada seorang laki-laki melalui tanganmu adalah lebih baik bagimu daripada onta merah (harta paling berharga dan bernilai kala itu-red).” (Dikeluarkan oleh al-Bukhari, III:137; Muslim, IV:1872 dari hadits Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu)
“Demi Allah, sungguh Allah mem-beri hidayah kepada seorang laki-laki melalui tanganmu adalah lebih baik bagimu daripada onta merah (harta paling berharga dan bernilai kala itu-red).” (Dikeluarkan oleh al-Bukhari, III:137; Muslim, IV:1872 dari hadits Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu)
Dalam sabda beliau yang lain,
“Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya dengan tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.” (Dikeluarkan oleh Muslim, IV: 2060; Abu Daud, 4609; at-Turmudzi, 2674 dari jalur Isma’il bin Ja’far, dari al-’Ala’ bin ‘Abdurrahman, dari ayahnya, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
“Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya dengan tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.” (Dikeluarkan oleh Muslim, IV: 2060; Abu Daud, 4609; at-Turmudzi, 2674 dari jalur Isma’il bin Ja’far, dari al-’Ala’ bin ‘Abdurrahman, dari ayahnya, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Jadi, dakwahnya kepada Allah subhanahu wata’ala,
penyampaian Islam dan nasehatnya dalam hal tersebut termasuk sesuatu yang
paling penting dan bentuk pendekatan diri kepada Allah subhanahu wata’ala yang
paling utama.
2. Tidak berbuat zhalim terhadap jiwa, harta atau pun
kehormatannya bila ia seorang Dzimmi (non muslim yang tinggal di negri kaum
muslimin dan tunduk kepada hukum Islam serta wajib membayar jizya), atau
Musta’man(non muslim yang mendapatkan jaminan keamanan) atau pun Mu’ahid (non
muslim yang mempunyai perjanjian damai). Seorang Muslim harus menunaikan haknya
(non Muslim) dengan tidak berbuat zhalim terhadap hartanya baik dengan
mencurinya, berkhianat atau pun berbuat curang. Ia juga tidak boleh menyakiti
badannya dengan cara memukul atau pun membunuh sebab statusnya adalah sebagai
seorang Mu’ahid, atau dzimmi di dalam negeri atau Musta’man yang dilindungi.
3. Tidak ada penghalang baginya untuk bertransaksi jual
beli, sewa dan sebagainya dengannya. Berdasarkan hadits yang shahih dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau pernah membeli dari orang-orang
kafir penyembah berhala dan juga membeli dari orang-orang Yahudi. Ini semua
adalah bentuk mu’amalah (transaksi). Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam wafat, beliau masih menggadaikan baju besinya kepada seorang Yahudi
untuk keperluan makan keluarganya.
4. Tidak memulai salam dengannya
tetapi tetap membalasnya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam, “Janganlah memulai salam dengan orang-orang Yahudi dan Nashrani.”
(HR.Muslim, IV:1707 dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Dalam sabdanya yang lain, “Bila Ahli
Kitab memberi salam kepada kamu, maka katakanlah: ‘Wa’alaikum.’ Muttafaqun
alaih (HR. al-Bukhari, IV:142; Muslim, IV:1706 dari hadits Abdullah bin Dinar,
dari Ibn ‘Umar radhiyallahu ‘anhu)
Jadi, seorang Muslim tidak memulai
salam dengan orang kafir akan tetapi kapan orang Yahudi, Nashrani atau
orang-orang kafir lainnya memberi salam kepadanya, maka hendaknya ia
mengucapkan, Wa’alaikum. Sebagai-mana yang diperintahkan Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam. Ini termasuk hak-hak yang disyari’atkan antara seorang Muslim
dan orang kafir.
Hak lainnya adalah bertetangga yang
baik. Bila ia tetangga anda, maka berbuat
baiklah terhadapnya, jangan mengusik-nya, boleh bersedekah kepadanya bila ia
seorang yang fakir. Atau boleh memberi hadiah kepadanya bila ia seorang yang
kaya. Boleh pula menasehatinya dalam hal-hal yang bermanfa’at baginya sebab ini
bisa menjadi motivator ia berhasrat untuk mengenal dan masuk Islam. Juga,
karena tetangga memiliki hak yang agung sebagaimana sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam, “Jibril senantiasa berpesan kepadaku agar berbuat baik kepada
tetangga hingga aku mengira ia akan memberikan hak waris kepadanya.”
(Muttafaqun ‘alaihi)
Juga sebagaimana makna umum dari firman Allah subhanahu
wata’ala, artinya:
“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS.al-Mumtahanah:8)
“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS.al-Mumtahanah:8)
Dan dalam hadits yang shahih dari Asma’ binti Abu Bakar
radhiyallahu ‘anha, bahwa Ibundanya datang kepadanya saat ia masih musyrik di
masa perundingan damai yang terjadi antara Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
dan penduduk Mekkah, ibundanya datang kepadanya meminta bantuan, lantas Asma’
meminta izin terlebih dahulu kepada Nabi mengenai hal tersebut; apakah ia boleh
menyambung rahim dengannya? Maka, Nabi pun bersabda, “Sambunglah rahim
dengannya.” (al-Bukhari, II:242; Muslim, II:696 dari hadits Asma’ radhiyallahu
‘anha)
Namun begitu, seorang Muslim tidak
boleh ikut serta merayakan pesta dan hari besar mereka. Tetapi tidak apa-apa
melawat jenazah mereka bila melihat ada kemashlahatan syari’at dalam hal itu
seperti dengan mengucapkan, “Semoga Allah subhanahu wata’ala mengganti musibah
yang kamu alami ini” atau “Semoga Dia mendatangkan pengganti yang baik buatmu,”
dan ucapan baik semisal itu.
Hanya saja, tidak boleh mengucapkan,
“Semoga Allah subhanahu wata’ala mengampuninya” atau “Semoga Allah
merahmatinya” bila ia seorang kafir. Artinya, tidak boleh berdoa untuk si mayit
tetapi boleh berdoa untuk orang yang masih hidup agar mendapat hidayah,
mendapat pengganti yang shalih dan semisal itu.
Tanggapan-tanggapan :
1.
Tamu
kayaknya Dangkal banget
cara berpikirnya. kayak bilang “muka saya masam” berarti “mukanya kalo digigit
berasa masam”, semua orang juga tahu itu cuman kiasan. kalo liat bible itu
harus pakai wisdom/otak. Jangan pakai nafsu/dengkul. hihihihi…
kalo begitu semua ajaran
islam, al quran dan hadits juga tidak bisa lagi dikritik,
kalo liat ajaran islam,
al quran dan hadits itu harus pakai wisdom/otak. Jangan pakai nafsu/dengkul. hihihihi…
2.
Anonymous
saya sudah lama baca
buku perdebatan ini,saya dapat dari abang saya yang kuliah di usu(universitas sumatera
utara),,,saya baca pada tahun 2001,,,,qta sebagai umat beragama gak usah saling
melecehkan dan menghina,,tapi baca benar2 perdebatan ini,ini dialog yang cukup
bagus,bukan untuk memojokkan,tapi meluruskan dan menjelaskan mana yg benar dan
mana yg salah,,,dan saudara antonius masuk islam tanpa ada paksaan dan dorongan
dari pihak manapun.itu murni dari dasar hatinya…jadi yg diluar agama muslim jgn
marah dan jgn emosi,
satu hal dan sudah merupakan rahasia publik…mereka yg masuk islam kebanyakan kaum terpelajar.
sedangkan mereka yang murtad dan pindah agama dari islam kebanyakan karena kebutuhan ekonomi dan kemiskinan dan kurangnya pemahaman terhadap ajaran agama islam.
satu hal dan sudah merupakan rahasia publik…mereka yg masuk islam kebanyakan kaum terpelajar.
sedangkan mereka yang murtad dan pindah agama dari islam kebanyakan karena kebutuhan ekonomi dan kemiskinan dan kurangnya pemahaman terhadap ajaran agama islam.
mantap pmbahasanx,,
islam is my way
4.
zaenal fahmi (lombok NTB)
sesungguhx semua agama
itu benar menurut pemelukx,tetapi agama yang paling di ridoi oleh Allah adah
agama islam.alhamdulillah semoga Allah selalu membukakan pintu hati orang2 non
muslim untuk mau mengoreksi keyakinanx masing2 supaya mereka tau mana yang
benar dan mana yang salah,,,,amiiiiin
amiiiiin…..
o
andry
mana yg
teroris,poligami,n mana yg korupsi,….apa itu????
yg tega membunuh anak’a,memperkosa anak’a,memperkosa ibu kandung’a,…mana yg melakukan bom bunuh diri,…itu agam Apa Ya? aPa itu bener?
yg tega membunuh anak’a,memperkosa anak’a,memperkosa ibu kandung’a,…mana yg melakukan bom bunuh diri,…itu agam Apa Ya? aPa itu bener?
mudah sekali membantah
pernyataan tidak bermutu anda ini.
semua yg anda sebutkan
pun banyak dilakukan oleh orang2 dari agama anda,,
sekalian saja sebutkan
apa agama penjajah belanda yg telah menjajah indonesia 350 tahun?
apa agama negara2 asing
yg mengeruk sumber daya alam indonesia sehingga rakyat indonesia miskin??????
apa agama orang yg
menjatuhkan bom atom di jepang pd zaman dahulu???
subhanallah ,,,,
6.
Sariadi
Alhamdullilah telah
engkau tnjukan jalan yg lurus.
Dlm islam yesus memiliki gelar ” AS:nabi
pembwa syafaat/keselamatan”,dan muhammad memiliki gelar ” SAW:nabi pembwa
sholawat”..
Alquran pun adlh penyempurnaan alkitab/injil. Kalau alkitab bkn kitab “suci”,apalg alquran.. Hehehee monggo di sambi..
Alquran pun adlh penyempurnaan alkitab/injil. Kalau alkitab bkn kitab “suci”,apalg alquran.. Hehehee monggo di sambi..
pernyataan anda benar2
ngawur dan bikin malu saudara2 seagama anda.
AS dan SAW sama sekali
tidak sama artinya dgn yg anda maksud,,
silahkan belajar lagi
sudah jelas kebenaran
islam !!
o
campoenk
kebenaran darimana. coba
anda hitung jumlah semua di kitab suci anda. berapa jumlahnya?. trus kalo anda
berangkat ke mekkakh coba liat diatas mekkah (hati2 kalo ketauan bisa ditembak
ditempat).
walah walah, jgn mudah percaya gosip2 gak
jelas,, apalagi keras kepala membela gosip2 gak jelas
8.
Ririn
subhanallah, sungguh
membuat hati semakin yakin akan kebenaran agama yang saya anut, yakni ISLAM.
semoga Allah selalu melindungi qta dari kesesatan, amiin
9.
wenny
tiada Tuhan selain
Allah.. coba dijelaskan apa mksdnya,, sementara orang kita muslim sering sekali
memanggil nama Tuhan,,
agama itu sama benarnya, bahwa tidak ada yang mengajarkan untuk berbuat jahat.. kalo bom-bom itu saya kurang tahu sih,,, karena memang orang kami muslim yang banyak melakukan itu,, trustrang sih saya malu.. mudah2 ada kejelasan ini smua,,,
agama itu sama benarnya, bahwa tidak ada yang mengajarkan untuk berbuat jahat.. kalo bom-bom itu saya kurang tahu sih,,, karena memang orang kami muslim yang banyak melakukan itu,, trustrang sih saya malu.. mudah2 ada kejelasan ini smua,,,
bom2 dan terorisme adalah ulah oknum, jadi
islam gak bisa disalahkan.
Kesalahan oknum kristen pun sangat banyak,
contoh: belanda kristen menjajah indonesia 350 tahun, inggris
menjajah india , portugis menjajah
timor timur, dll
yg menjatuhkan bom atom
di hirosima dan nagasaki juga kristen
lalu berbagai penjajahan
di dunia ini, pembantaian, perbudakan, dll, juga dilakukan orang beragama
kristen
ada jutaan kasus
pemerkosaan, pembunuhan, pencurian, perampokan, yg pelakunya kristen di muka
bumi ini
tiada tuhan selain Allah artinya tiada
sesembahan yang berhak disembah selain Allah. ini menurut bahasa arab dan
menurut para ulama yg paham islam.
jadi jika ada yg menyembah kepada selain Allah
maka kafir
10.
ajib gandhu
bagus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar