Minggu, 27 November 2011

Permintaan Iblis dan Adam as.

Permintaan Iblis dan Adam as.

Diambil dari buku “Dialog Dengan Allah” oleh: Muhammad Syahir.

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam ”, maka sujudlah mereka kecuali Iblis, dia enggan dan takabur dan adalah dia termasuk golongan orang – orang yang kafir. (QS. Al-Baqoroh: 34)

“Apakah yang menghalangimu untuk tidak bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Iblis menjawab, “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS. Al-A’raf: 12)

Iblis menjawab, “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar – benar akan (menghalang – halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (QS. Al-A’raf: 16 -17).

Berkata Iblis, “Ya Tuhanku, (kalau begitu), maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan.” Allah berfirman, “(Kalau begitu), maka sesungguhnya kamu termasuk orang – orang yang diberi tangguh, sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan.” (QS. Al-Hijr: 36-38).

Maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka dia mendurhakai perintah Tuhannya. (QS. Al-Kahfi: 50).

Iblis berkata: “Wahai Tuhanku, bebaskanlah aku dari sujud kepada Adam, maka sungguh aku akan menyembah-Mu dengan ibadah yang tidak seorang pun, baik malaikat yang terdekat maupun nabi yang diutus, dapat menyembah-Mu dengan ibadah yang seperti itu.”

Allah Ta’ala: “Aku tidak membutuhkan ibadahmu. Aku berkehendak agar Aku disembah sebagaimana yang Aku kehendaki, bukan sebagaimana yang kamu kehendaki.”

Maka Iblis menolak sujud kepada Adam.

Allah Ta’ala: “Keluarlah kamu dari sorga karena sesungguhnya kamu terkutuk!”

Iblis: “Bagaimana mungkin itu terjadi, sedangkan Engkau adalah Maha Adil dan tidak akan berbuat zalim, apakah pahala amalku (selama ribuan tahun ini) menjadi sia – sia?”

Allah SWT: “Tidak, tetapi mintalah apa saja dari urusan dunia yang kamu kehendaki sebagai balasan atas amalmu, niscaya akan Aku kabulkan permintaanmu.”

Iblis: “Permintaan pertamaku adalah agar Engkau jadikan aku kekal sampai Hari Akhir.”

Allah Ta’ala: “Aku kabulkan permintaanmu.”

Iblis: “Berilah aku kekuasaan terhadap anak keturunan Adam.”

Allah Ta’ala: “Aku kuasakan kau.”

Iblis: “Berilah aku jalan di dalam tubuh mereka sebagaimana mengalirnya darah di dalam urat.”

Allah Ta’ala: “Aku alirkan kamu.”

Iblis: “Setiap lahir seorang anak dari keturunan Adam, maka lahirkanlah pula untukku dua orang anak. Jadikanlah aku melihat mereka, sementara mereka tidak dapat melihat aku, dan jadikanlah pula aku dapat menjelma kepada mereka dalam segala bentuk (rupa) yang aku kehendaki.”

Allah Ta’ala: “Aku kabulkan permintaanmu.”

Iblis: “Wahai Tuhanku, tambahkanlah untukku.”

Allah Ta’ala: “Telah Aku jadikan untukmu dan anak keturunanmu kelahiran mereka di manca negara.”

Iblis: “Cukuplah itu bagiku.”

Pada saat itulah, Iblis berkata: “Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis (yaitu orang – orang yang telah diberi taufiq untuk menaati segala petunjuk dan perintah Allah SWT) di antara mereka.(QS. Shad: 82-83). Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka mereka....” (QS. Al-A’raf: 17). (Tafsir al-Qummi)

Menyaksikan fenomena itu, segera Adam as mendekat dan berkata:

“Wahai Tuhanku, Engkau telah kuasakan Iblis terhadap anak keturunanku dan Engkau telah alirkan dia ke dalam tubuh mereka sebagaimana darah di dalam urat. Engkau telah berikan kepadanya apa yang telah Engkau berikan, maka apa untukku dan anak keturunanku?”

Allah SWT: “Untukmu dan anak keturunanmu adalah satu kejahatan diberi balasan seimbang dengan kejahatannya. Sedangkan amal yang baik, maka baginya pahala sepuluh kali lipat amalnya. Barangsiapa dari keturunanmu yang berkehendak melakukan keburukan, maka itu tidak ditulis. Bila ia melakukannya, maka akan ditulis baginya satu keburukan. Dan barangsiapa dari mereka yang ingin melakukan suatu kebaikan dan dia tidak melakukannya, ditulis baginya kebaikan. Dan jika ia melakukannya ditulis baginya sepuluh kebaikan.”

Adam as: “Wahai Tuhanku, tambahkanlah untukku.”

Allah Azza wa Jalla: “Tobat tetap terbuka lebar hingga ruh sampai di tenggorokan.”

Adam as: “Wahai Tuhanku, tambahkanlah untukku.”

Allah SWT: “Aku telah menetapkan bagimu bahwa barangsiapa yang melakukan keburukan, maka ia memohon ampun kepadaKu, Aku akan mengampuninya. Aku terus memberi ampunan, Aku terus memberi ampunan, dan Aku tidak peduli.”

Adam as: “Wahai Tuhanku, cukuplah itu untukku.” (Tafsir al-Qummi)

Kemudian Allah berfirman kepada para malaikat, “Kalau hamba-Ku ingin melakukan satu perbuatan tercela, maka janganlah kalian menulisnya kecuali sampai dia lakukan. Jika ia melakukannya maka tulislah sesuai dengan keburukan itu. Dan jika dia meninggalkannya karena Aku, maka tulislah baginya satu kebaikan. Jika ia ingin melakukan satu kebaikan lalu ia tidak melakukannya, maka tulislah baginya satu kebaikan, dan jika ia melakukannya maka tulislah baginya sepuluh kebaikan seperti itu sampai tujuh ratus kali lipat.” (Shahih Bukhari).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar